AC Milan akan Dilematis Hadapi Agresivitas Sayap Lazio

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

AC Milan akan Dilematis Hadapi Agresivitas Sayap Lazio

AC Milan dan SS Lazio yang sama-sama baru bangkit di pertandingan terakhir Serie-A 2016/2017, sama-sama akan menemui jalan terjal. Jalur itu akan terjadi ketika mereka berdua akan saling berlawanan di Stadion Olimpico pada dini hari nanti, Selasa (14/2). Namun situasi masing-masing kesebelasan berbeda karena Milan akan datang ke kandang Lazio itu dengan pincang. Mereka tidak bisa diperkuat para pemain-pemainnya seperti Alessio Romagnoli, Giacomo Bonaventura, Luca Antonelli, Mattia De Sciglio karena cedera. Gabriel Paletta dan Juraj "Kuco" Kucka pun tidak bisa dimainkan karena hukuman kartu.

Kondisi Milan itu berbeda dengan Lazio yang siap tampil dengan kekuatan penuh. Hanya Cristiano Lombardi saja yang tidak bisa diturunkan karena cedera. Kendati demikian, Lazio lebih mempercayakan Ciro Immobile daripada Lombardi sebagai ujung tombak andalannya. Kemungkinan skuat yang diturunkan Lazio pada laga nanti masih sama dengan pertandingan melawan Pescara pada pekan lalu. Maka Milan wajib lebih berhati-hati saat laga nanti jika tidak ingin bernasib seperti Pescara yang dikalahkan Lazio dengan skor telak. Apalagi posisi vital Milan yang akan menjadi sorotan pada laga nanti adalah full-back kiri karena absensi De Sciglio maupun Antonielli.

Memaksimalkan Defensive Full Back akan Lebih Bijak

Vincenzo Montella, pelatih Milan, memiliki dua altenatif pada posisi full-back kiri di pertandingan nanti. Pertama, kembali memainkan Leonel Vangioni seperti ketika mengalahkan Bologna pada pekan lalu. Sebetulnya posisi asli Vangioni adalah bek tengah. Namun ia dimainkan sebagai full-back kiri ketika melawan Bologna. Pada saat itu memang aksinya sebagai defensive full-back cukup baik di sisi kiri pertahanan Milan. Dua tekel dan satu intersepsi berhasil dilakukannya pada laga tersebut. Statistik itu merupakan sebagian gambaran atas disiplinnya Vangioni saat bertahan dibanding membantu serangan.

Vangioni sendiri memang jarang naik membantu serangan pada laga tersebut. Di satu sisi akan menjadi kerugian ketika menghadapi Lazio nanti karena Milan perlu bantuan full-back kiri untuk membangun serangan balik. Sebab ketika menghadapi Bologna, serangan cenderung diarahkan melalui sisi kanan yang diperankan Ignazio Abate ketimbang Vangioni di sisi kiri. Dukungan serangan balik dari kedua full-back yang aktif akan sangat dibutuhkan Milan untuk memberikan perlawanan kepada Lazio. Sebab Milan tidak harus terus-terusan menahan gempuran serangan sayap Lazio yang sangat agresif.

Apalagi agresivitas serangan sayap Lazio sering disalurkan melalui sisi kanan yang bahu-membahu dibangun Dusan Basta dan Felipe Anderson. Artinya, kedua pemain itu akan berhadapan langsung dengan Vangioni. Aksi bertahan Vangioni mungkin cukup mampu meredam agresivitas serangan sayap Lazio jika dibantu Andrea Bertolacci dan Gerard Deulofeu. Tapi Vangioni yang tidak terbiasa menyisir sisi lapangan untuk melancarkan serangan bisa membuat serangan Milan berat sebelah. Jika terus mengandalkan serangan balik dari sisi kanan, tidak boleh dilupakan bahwa Abate pun akan berhadapan dengan Balde Keita dan Senad Lulic yang tidak kalah agresif.

Mungkin Bertolacci akan menjadi roda pertama untuk membantu Vangioni melancarkan serangan balik. Namun jika bisa menjadi celah yang besar di lini tengah jika Bertolacci kehilangan bola oleh agresifnya pressing para pemain depan Lazio. Kemudian dari celah itu Lazio bisa mengirim umpan terobosan ke dalam kotak penalti, atau melepaskan tendangan jarak jauh spesialis Anderson, Marco Parolo serta Lucas Biglia. Tentunya para pemain Milan harus bisa berkonsentrasi untuk menjaga penguasaan bola di wilayahnya sendiri.Umpan-umpan pendek yang dilakukan di belakang lebih baik dihindari.

Ada baiknya Milan bermain aman dengan sesegera mungkin memberikan bola kepada Locatelli untuk melepaskan umpan jauh ke depan. Namun Locatelli pun harus bergerak fleksibel, terutama ke sisi kiri, untuk mendapatkan bola secepat mungkin dan mengalirkannya ke depan. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan Locatelli adalah jangan terlalu lama menahan bola di belakang karena pressing lini depan Lazio cukup agresif. Sebab jika ia kehilangan bola, kali ini tidak ada Kuco yang selalu bekerja keras mengambil bolanya kembali. Tugas itu akan diemban Mario Pasalic dan Bertolacci.

Tapi konsentrasi Bertolacci akan terbelah dua dengan bala bantuannya kepada Vangioni. Sementara Pasalic belum teruji soal duel-duelnya merebut bola dari lawan. Statistik tekel bersihnya pun masih kalah jauh dari Kuco. Pasalic melakukan 1,1 tekel bersih perlaga, sementara Kuco sanggup melakukan 1,9 tekel bersih di setiap pertandingannya. Maka pertandingan menghadapi Lazio nanti akan menguji kemandirian Pasalic di lini tengah Milan. Sementara alternatif lain Milan adalah memainkan Davide Calabria di sisi kiri pertahanan Milan walau posisi aslinya adalah full-back kanan.

Calabria sendiri sudah tiga kali dimainkan sebagai full-back kanan di sejauh musim ini. Ia juga memiliki kemampuan bertahan yang baik atas tiga tekel bersih dari setiap laganya. Calabria juga cocok untuk membangun serangan balik melalui umpan panjang dari belakang. Ia juga siap jika diinstruksikan naik membantu serangan ke depan. Walau kemampuan umpan silangnya belum teruji sejauh ini. Calabria akan siap mengikuti permainan Milan baik itu bertahan maupun berkontribusi melakukan serangan balik.

Komentar