Menanti Kembalinya Senjata Rahasia Everton

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Menanti Kembalinya Senjata Rahasia Everton

Idrissa Gueye merupakan sosok gelandang bertahan yang terlupakan karena kalah bersinar dari N`Golo Kante pada musim 2015/2016. Padahal, Gueye bisa menjadi "senjata rahasia" Liga Primer Inggris. Terdegradasinya Aston Villa membuat Gueye ingin pergi menuju kesebelasan lain. Niatannya itu berhasil ditampung Everton yang menebus klausul pelepasannya sebesar 7,1 paun dan dikontrak selama empat musim. Gueye pun menjadi perekrutan kedua Ronald Koeman sejak resmi melatih Everton pada musim panas 2016.

"Saya seorang gelandang bertahan, saya sering membuat umpan dan tentu saja maju ke depan," ujarnya dari petikan ketika pengenalannya sebagai pemain baru Everton, seperti dikutip dari Express.

Koeman pun menimpalnya. Ia merekrut Gueye karena pemain itu memiliki catatan yang baik dalam intersepsi pada musim lalu. Pada EPL 2015/2016 itu, Gueye melakukan 4 intersepsi per laga, menjadikannya pemain paling banyak kedua melakukan intersepsi setelah Kante yang memperkuat Leicester City musim lalu. Keahlian Gueye membaca permainan lawan dari jumlah intesepsinya diharapkan Koeman bisa cocok dengan pressing di lini tengah yang menjadi andalannya. Tidak hanya intersepsi, jumlah 144 tekel bersih yang dilakukan Gueye merupakan terbanyak kedua setelah Kante pada musim lalu.

"Dia sangat Agresif. Dia mendapatkan bola dari lawannya lewat tekel, dan ingin selalu memenangkan pertandingan. Dia tangguh di dalam dan di luar posisinya, dan itu adalah beberapa hal yang membuatmu ingin melihatnya," puji Tim Sherwood sebagai mantan manajernya, seperti dikutip dari Sky Sports.

Kedatangannya ke Everton pun tidak mudah karena harus bersaing dengan Gareth Barry dan James McCarthy untuk menjadi gelandang bertahan pilihan utama Koeman. Namun dua seniornya itu tidak bisa menyelesaikan masalah di lini tengah Everton pada EPL 2015/2016 karena selalu kalah dalam penguasaan bola di lini tengah. Musim lalu Everton memiliki catatan jumlah intersepsi terendah kedua.

Gueye pun langsung diberikan debut ketika dimulainya EPL 2016/2017. Ia dipasang bersamaan dengan Barry di lini tengah dalam formasi 3-4-2-1. Sementara McCarthy pun dimainkan sejak awal, namun bukan sebagai gelandang bertahan, melainkan diposisikan sebagai wing-back kanan.

Pada debutnya itu, Gueye memegang peranan kunci permainan Everton untuk mengimbangi permainan Tottenham Hotspur. Ia terlihat selalu berusaha melakukan tekel dan intersepsi seperti biasanya. Ketika menguasai bola pun Gueye cuma memainkannya sesimpel mungkin. Ia tidak berlama-lama dengan bola dan langsung mengalirkannya kepada rekan-rekannya.

"Idrissa (Gueye) adalah pemain yang memiliki banyak energi. Dia agresif dan menguasai bola kedua. Dia bisa bermain sepakbola yang baik. Dengan Gareth (Barry) dan bola keduanya adalah Idrissa, membuat tim semakin kuat. Kreativitas bola di lini tengah berasal dari Gareth, tapi salah satu kualitas Idrissa adalah menempatkan energi ke dalam tim ini, untuk memenangkan bola kedua dan menekan pada saat yang tepat," puji Koeman tentang debut Gueye, seperti dikutip dari The Guardian.

Penampilan impresifnya sempat membawa Everton menempati peringkat dua di awal musim EPL 2016/2017. Saat ini pun Gueye adalah pemain dengan tekel bersih terbanyak di sejauh EPL musim ini. Sudah 4,9 tekel bersih dilakukan per laganya, jauh mengalahkan Kante dengan tiga tekel bersih d setiap pertandingannya. Total, sudah 71 tekel bersih dilakukannya. Jumlah itu merupakan terbanyak di antara Liga Inggris, Italia, Jerman, Prancis dan Spanyol.

Besar Dari Sepakbola Jalanan Senegal

Gueye lahir di Kota Dakar, Senegal, pada 26 September 1989. Di kota itulah bakat sepakbolanya tumbuh dengan jalanan berdebu Kota Dakar. Ia pun masih mengingat masa kecilnya selalu memainkan bola yang cepat di jalanan.

"Kami bermain tanpa alas kaki di jalur berpasir dan biasanya menempatkan batu-batu kecil di bawah sebagai tiang gawang. Tidak ada tiang gawang (di sana). Saya selalu tertarik dan lapar untuk memenangkan bola," celotehnya seperti dikutip dari The Telegraph.

Maka dari itulah ia merasa bahwa gaya permainannya saat ini sudah natural sejak kecil. Kemudian saat menginjak usia 14 tahun, ia berpindah dari sepakbola jalanan ke akademi Diambars di Kota Saly. Akademi itu merupakan sekolah sepakbola yang pernah ditempa Patric Vieira, legenda Arsenal. Dan di sanalah OSC Lille menemukan bakatnya dalam sebuah turnamen pada 2008. Kemudian mengajaknya bergabung bersamaan dengan Pape Souare yang saat ini memperkuat Crystal Palace.

Setibanya di Lille, Gueye harus latihan dengan sangat keras karena sulit beradaptasi dengan seringnya hujan di kawasan Prancis Selatan. Ia sulit melepaskan umpan dan sering kehilangan bola di lapangan akibat hujan yang turun. Tapi hal tersebut mampu dilewatinya dengan latihan dan upaya yang keras. Apalagi ia terkesan dengan Lille yang menghasilkan talenta sekreatif Dimitri Payet dan Eden Hazard. "Saya tetap bekerja keras dan melakukan hal yang sama seperti Hazard dan Payet," cetusnya.

Sekarang, buah kerja kerasnya sudah bisa dilihat di lapangan. Dan upayanya itulah yang membuatnya tetap menjadi langganan Senegal sampai saat ini yang baru mengikuti Piala Afrika 2017 di Gabon. Karena ajang tersebutlah Gueye diperkirakan absen membela enam pertandingan Everton baik EPL maupun Piala FA. Dan ia meninggalkan kesebelasannya untuk sementara dengan torehan 20 pemain terbaik EPL Desember 2016. Maka tidak salah jika Everton sangat menunggu kembalinya pemain yang diklaim sebagai gelandang bertahan terbaik di Eropa saat ini.

Sumber lain: Liverpool Echo, The Sun.

Komentar