Younes Kaboul Masih Menyimpan Dendam Kepada Mauricio Pochettino

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Younes Kaboul Masih Menyimpan Dendam Kepada Mauricio Pochettino

Younes Kaboul, bek tengah Watford FC, masih menyimpan dendam kepada Mauricio Pochettino yang masih menjabat sebagai manajer Tottenham Hotspur. Keduanya akan bertemu dalam pertandingan lanjutan Liga Primer 2016/2017 di Stadion Vicarage Road, Minggu (1/1/2017). Kaboul sendiri merupakan pemain yang pernah membela Tottenham dari musim 2009/2010 sampai 2015/2016.

Kaboul sempat menjabat sebagai kapten ketika Spurs masih dilatih Harry Redknapp. Ia kemudian semakin jarang dimainkan sejak Pochettino menjadi manajer sejak Liga Primer musim 2014/2015. Kaboul cuma diberikan kesempatan bermain 11 kali pada musim tersebut. Kaboul justru dijual ke Sunderland pada bursa transfer musim panas 2015 sampai akhirnya saat ini memperkuat Watford. Pemain 30 tahun itu mengungkapkan jika Pochettino tidak menghormatinya selama berada di Tottenham.

Keduanya pun jarang berbicara dan Pochettino diklaim tidak ingin memainkannya walau Kaboul adalah kapten kesebelasannya saat itu. Sampai saat ini pun ia tetap menunggu penjelasan dari Pochettino mengapa ia berhenti berbicara kepadanya. Suatu alasan yang akan membuat Kaboul begitu berhasrat mengalahkan Tottenham pada laga nanti.

Menurut Kaboul, sikap Pochettino seperti itulah yang menyebabkan karier Kaboul pasang surut dalam beberapa musim terakhir ini. Padahal, ia menilai bahwa kedatangan Pochettino ke Tottenham dianggap bisa membawa kebaikan untuknya dan kesebelasannya waktu itu.

Pochettino tidak menempatkannya ke dalam skuat utama dengan alasan yang jelas. Pada awalnya, melewatkan satu pertandingan diwajari oleh Kaboul. Tapi tidak begitu sampai dua dan tiga pertandingan mesti dilewatinya. Padahal Kaboul adalah kapten pada waktu itu. Walau ia tidak banyak dimainkan, Kaboul tetap menginginkan penjelasan dari Pochettino.

"Anda harus menghormati pemain untuk berbicara dengan mereka dan menjelaskan mengapa mereka tidak dimainkan," tegas Kaboul seperti dikutip HITC Sport.

Setelah beberapa pertandingan tidak dimainkan, Kaboul pun pergi menemui Pochettino untuk berbicara untuk menanyakan apa yang terjadi dengannya karena Pochettino tidak menyampaikan pesan apapun kepadanya. Tapi manajernya itu justru mengatakan kepada Kaboul bahwa ia harus belajar dari Pochettino ketika masih menjadi pemain di Paris Saint-Germain (PSG).

"Anda tahu rasanya bagaimana dijatuhkan tanpa alasan? Itulah perasaan saya waktu itu. Sampai sekarang bahkan kami belum berbicara kembali," cetus Kaboul.

Perasaan dendam inilah yang mungkin akan membuat Kaboul bermain dengan penuh semangat melawan Tottenham nanti.

Sumber: HITC Sport.

Komentar