Cara Conte Mengatasi Kehilangan Diego Costa dan N`Golo Kante

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cara Conte Mengatasi Kehilangan Diego Costa dan N`Golo Kante

Walau tidak diperkuat Diego Costa dan N`Golo Kante, Chelsea berhasil meraih kemenangan ke-12 mereka secara beruntun dalam ajang Liga Primer musim 2016/2017. Menjamu AFC Bournemouth dalam laga Boxing Day, mereka memetik kemenangan 3-0 lewat dwigol dari Pedro Rodriguez dan satu gol dari Eden Hazard.

Kemenangan ini membuat The Blues kokoh di puncak klasemen dengan 46 poin, berselisih tujuh poin dari Manchester City di peringkat dua dan berselisih sembilan poin dari peringkat ketiga Liverpool (Liverpool baru bermain pada Selasa (27/12/2016) malam atau Rabu (28/12/2016) dini hari waktu Indonesia). Semakin terasa spesial kemenangan ini karena berhasil diraih ketika dua pemain kunci mereka, Diego Costa dan N`Golo Kante, harus absen akibat hukuman akumulasi kartu kuning yang mereka terima.

Diego Costa menjadi sosok yang tidak tergantikan dalam 17 pertandingan terakhir. Saat ini ia berstatus sebagai pencetak gol terbanyak dalam skuat The Blues dan Liga Primer dengan 13 gol. Ia juga menjadi sosok penting dalam rentetan 11 kemenangan terakhir yang diraih The Blues dengan catatan delapan golnya.

N`Golo Kante pun adalah pemain yang tak boleh dikesampingkan perannya. Sama halnya seperti Costa, ia menjadi pemain yang tidak tergantikan dalam 17 pertandingan terakhir yang ia jalani. Jika menilik statistiknya di Whoscored, ia menjadi pemain yang mencatatkan aksi bertahan paling tinggi di antara para pemain The Blues yang lain, dengan catatan 3,1 tekel dan 2.4 intersep per pertandingan.

Tapi Conte patut bersyukur, karena dengan absennya kedua pemain itu, ada sebuah formula baru yang berhasil ia temukan untuk meraih kemenangan, walau awalnya banyak yang menyangka absennya dua pemain itu dapat memengaruhi penampilan Chelsea.

Menempatkan Kembali Duet Gelandang Cesc Fabregas dan Nemanja Matic

Formula pertama yang Conte terapkan dalam pertandingan ini adalah dengan menempatkan kembali duet gelandang Nemanja Matic dan Cesc Fabregas. Dua gelandang ini merupakan duet gelandang ketika Chelsea meraih gelar juara Liga Primer 2014/2015. Namun duet ini juga pernah mencapai titik nadir pada musim 2015/2016, yang disertai dengan naiknya nama John Obi Mikel untuk menggusur Matic.

Dalam pertandingan melawan Bournemouth, karena absennya Kante yang tak tergantikan dalam 17 pertandingan, Conte pun memasang kembali Cesc Fabregas dan Nemanja Matic sebagai gelandang jangkar. Walau masih ada cacat dalam duet ini, terutama ketika keduanya maju bersamaan membantu penyerangan sehingga menyisakan lubang di lini tengah, penampilan keduanya dalam laga ini cukup impresif.

Matic berperan sebagai gelandang box-to-box yang membantu penyerangan dan pertahanan. Perannya dalam menyerang dan bertahan mampu ia lakukan dengan baik. Gelandang asal Serbia ini sukses mencatatkan satu umpan kunci dan sekali percobaan dribel ketika menyerang, serta mencatatkan sekali intersep, dua kali clearance, dan sekali memblok tendangan lawan.

Sementara itu Fabregas berhasil menggantikan peran Kante dengan baik. Pemain asal Spanyol ini menjadi pelindung bagi tiga bek Chelsea, sekaligus menjadi jembatan antara lini belakang dan lini depan serta menjadi distributor bola dari lini tengah. Catatan 64 umpan yang ia torehkan dalam pertandingan tersebut merupakan yang terbanyak di antara para pemain Chelsea yang lain.

Fabregas juga cukup baik dalam bertahan. Catatan tiga kali intersep serta sekali tekel yang ia guratkan mencerminkan kecerdikannya dalam memotong serangan lawan dari lini tengah. Ia juga sukses menyumbang satu asis untuk gol Pedro dalam pertandingan ini.

Grafis permainan Fabregas yang lebih fokus di tengah (kiri) dan Matic yang fokus jadi box-to-box (kanan). Sumber: Stats Zone FourFourTwo

Kemampuan Fabregas dan Matic untuk saling mengisi inilah yang membuat lini tengah Chelsea cukup kuat untuk melindungi tiga bek, walau beberapa kali, terutama ketika Matic terlambat turun setelah menyerang, pertahanan Chelsea kerap bisa ditembus oleh para pemain Bournemouth.

Penempatan Hazard Sebagai False Nine

Formula kedua yang Conte terapkan menggunakan nama Eden Hazard. Alih-alih memasang Michy Batshuayi yang merupakan penyerang murni, Conte lebih memilih Eden Hazard untuk mengisi posisi Costa di sektor penyerang tengah, dengan memasukkan Willian di posisi yang biasa ditempati Hazard. Meski pada awalnya tampak canggung, begitu pertandingan berjalan teror dari Hazard begitu terasa di area pertahanan Bournemouth.

Catatan lima kali tembakan (dua tembakan mengarah ke gawang), empat umpan kunci, serta 87 kali sentuhan terhadap bola (terbanyak di antara para pemain Chelsea) mencerminkan kontribusi pemain timnas Belgia tersebut yang besar dalam penyerangan Chelsea dalam laga melawan Bournemouth.

Tapi, faktor yang membuat Hazard terasa lebih menyeramkan dalam laga tersebut adalah pergerakannya yang begitu liar di lini depan dan area sepertiga akhir lawan. Tak henti-hentinya berkombinasi dengan Pedro maupun Willian, serta mencatatkan usaha 13 kali dribel di area lawan, yang satu di antaranya berbuah menjadi gol lewat tendangan penalti yang ia cetak serta satunya lagi memberikan ruang kosong bagi Pedro untuk mencetak gol, mencerminkan betapa menakutkannya Hazard malam itu.

Pergerakan Hazard ini pun lebih liar dari penyerang utama Chelsea, Diego Costa. Whoscored pun memberikan nilai 10 untuk penampilan pemain yang pernah membela OSC Lille ini dalam laga melawan Bournemouth

Pergerakan liar Hazard di area sepertiga lawan akhir. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

Pergerakan liar inilah yang membuat serangan Chelsea lebih cair. Pedro dan Willian pun mendapatkan kebebasan untuk beberapa kali menerobos ke kotak penalti berkat ruang yang dibuka oleh Hazard ini.

***

Selain kepada pemain, pujian pun harus diberikan kepada Antonio Conte, manajer Chelsea. Ia memang tak pernah berhenti menemukan solusi untuk segala situasi yang dihadapi oleh timnya. Ia pun sadar bahwa sebuah kompetisi berformat liga kerap menyajikan kejutan-kejutan yang tak terduga, seperti absennya pemain kunci karena cedera atau mendapatkan hukuman. Oleh karena itu, ia kerap berusaha untuk menemukan strategi alternatif demi mengatasi hal tersebut

Sekarang, meski Costa dan Kante akan kembali lagi ketika laga pada malam pergantian tahun, jika suatu saat mereka absen, Chelsea sudah menemukan cara lain untuk meraih kemenangan. Menarik juga untuk menantikan solusi Conte yang lain ketika ada pemain kunci yang lain yang juga absen.

Sumber: FourFourTwo, Whoscored, ESPN FC

Komentar