Antara Bus Pemain, Sepakbola, dan Om Telolet Om

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Antara Bus Pemain, Sepakbola, dan Om Telolet Om

Apa hubungannya bus dengan sepakbola? Ternyata ada, banyak malah, tergantung mau dipandang dari perspektif yang mana. Mulai dari soal taktik, yaitu parkir bus; sampai soal kegunaan bus sebagai alat transportasi yang paling mainstream untuk mengangkut para pemain dan staf pelatih menuju stadion. Semuanya ada.

Trending topic “Om, Telolet, Om” sudah kadung ramai dan malah diramaikan lagi oleh para pelaku sepakbola, mulai dari pemain, kesebelasan, mantan pemain, pandit, sampai media sepakbola di dalam maupun luar negeri.

Hal ini semakin menambah banyak hubungan antara bus dengan sepakbola, bahkan dalam sesuatu yang sebelumnya memang tidak ada hubungannya sama sekali, seperti “Om, Telolet, Om” misalnya.

Jadi, untuk mempersempit perspektif dalam tulisan ini, agar tidak ngalor-ngidul juga, saya akan membahas khusus mengenai bus yang digunakan oleh pemain dan staf pelatih sepakbola.

Bus pemain

Bus yang mengangkut pemain dan staf pelatih sepakbola biasa disingkat dengan sebutan ‘bus pemain’ saja atau ‘[nama kesebelasan] bus/coach’ dalam Bahasa Inggris. Meskipun para pemain tidak selalu menggunakan bus, karena kadang bisa memakai angkutan umum, minibus, dan bahkan rantis (kendaraan taktis) untuk kebutuhan keamanan ekstra.

Secara spesifikasi, bus pemain tidak memiliki persyaratan khusus, apalagi sampai harus diatur oleh regulasi FIFA segala.

Kualitas bus pemain yang dipakai tergantung dari kesebelasan. Misalnya saja, Manchester United sempat menyewa bus yang memiliki harga 400 ribu paun (6,64 miliar rupiah, wow!). Bus tersebut, yang pernah ditimpuki oleh oknum suporter West Ham United, termasuk salah satu coach termahal di dunia.

Kita bisa melihat interior di dalamnya seperti pada gambar di bawah ini, seperti yang kami ambil dari tulisan Daily Mail:

Satu hal yang jelas, bus pemain ini harus bisa mengangkut pemain (biasanya) dari hotel atau tempat berkumpul seperti lapangan latihan atau kantor administrasi kesebelasan, menuju ke stadion tempat pertandingan.

Pada contoh lain misalnya, kita bisa membandingkan bus pemain yang pernah dipakai oleh Persib Bandung dan Real Madrid.

Tapi bus pemain tidak akan selalu sama setiap waktunya. Pada saat tandang, seringkali kesebelasan atau tim nasional akan menyewa bus yang sudah ada tanpa sempat mereka “hias” dengan karakteristik kesebelasan tersebut, contohnya adalah bus sewaan Manchester United di atas.

Saya juga sempat menjadi pendamping kesebelasan saat DC United melakukan tur ke Bandung pada 2013. Saat itu, pihak DC United hanya menyewa bus biasa. Bedanya, mereka dikawal oleh mobil polisi di depan bus mereka saat itu, dengan tujuan untuk melancarkan perjalanan karena lalu lintas dari hotel (saat itu di Hotel Grand Royal Panghegar) menuju Stadion Si Jalak Harupat yang sangat padat dan macet.

Waktu itu saya sempat berbincang dengan salah satu staf pelatih DC United, ia berkata bahwa lalu lintas di Indonesia sangat kacau, dan ia sama sekali tidak menikmati setiap perjalanan selama di Indonesia mulai dari Bandara Soekarno-Hatta sampai ke Bandung dan kemudian ke stadion.

“Dibandingkan dengan Washington, di sini [Bandung dan Soreang] jauh lebih parah lalu lintasnya,” katanya.

Setelah pertandingan yang dimenangkan Persib dengan skor 2-1 tersebut, kesebelasan DC United baru pulang dari stadion pada pukul 22:00 WIB karena situasi lalu lintas di luar stadion yang masih carut-marut setelah bubaran pertandingan.

Mereka, dan juga saya yang mendampingi mereka, baru sampai di hotel pukul 01:00 WIB. Kondisi ini membuat DC United mengambil keputusan untuk tidak berangkat pagi ke Malang (selanjutnya mereka dijadwalkan menghadapi Arema), karena ingin recovery dengan jam tidur tambahan.

Hal berbeda akan terjadi jika sebuah timnas sedang mengikuti kompetisi di sebuah negara, misalnya timnas Inggris saat di Piala Dunia 2014 di Brasil. Pada momen tersebut, sebuah kesebelasan akan menyewa bus dan biasanya akan menghias bus tersebut dengan embel-embel timnas mereka, seperti logo negara, nama negara, atau sampai tulisan moto mereka.

Itu mereka lakukan karena bus tersebut akan mereka gunakan sepanjang keikutsertaan mereka di kompetisi itu, dari base camp, lapangan latihan, hotel, sampai ke stadion pertandingan, selama mungkin satu bulan lebih lamanya.

Bus untuk parade ketika juara

Namun dari sekian banyak jenis bus yang terlibat di sepakbola, ada satu bus yang paling dinanti-nantikan. Untuk kesebelasan dan suporter sepakbola, tidak penting apakah bus kesebelasan mereka mahal atau murah, atau pakai ‘telolet’ atau tidak pakai ‘telolet’, bagi mereka paling penting adalah bus dengan trofi di atasnya.

Bus yang ini adalah bus sewaan yang khusus, seringnya adalah bus berjenis tingkat atau double decker yang bagian atasnya dilepas, karena untuk kebutuhan parade selebrasi juara. Dalam kasus khusus seperti parade Jerman ketika menjuarai Piala Dunia 2014, mereka tidak menggunakan bus, melainkan kendaraan sejenis truk yang dimodifikasi (gambar paling atas).

Seringnya pula, bus atau kendaraan ini akan dihias dengan karakteristik kesebelasan atau timnas tersebut, karena memang dikhususkan untuk momen spesial.

Persiapan yang harus dilakukan juga tergolong “niat” karena keperluan untuk menghias tersebut, sehingga tidak jarang ada kesebelasan yang sudah bersiap dengan keburu menghias bus mereka dengan embel-embel kesebelasan, padahal belum tentu kesebelasan tersebut akan juara, apalagi melakukan parade.

Hal ini pernah terjadi pada timnas Prancis saat final Piala Eropa 2016. Saat itu mereka dikalahkan oleh Portugal di final, padahal pihak Prancis sudah menyiapkan bus khusus untuk perayaan juara.

Sebelumnya Prancis juga memiliki kisah tersendiri yang berhubungan dengan bus. Untuk membuang kesialan mereka di Piala Dunia 2010, timnas Prancis membuat sebuah “ritual” penghancuran replika bus yang mereka pakai pada Piala Dunia 2010.

Memang ada-ada saja. Tapi untuk saat ini, yang sedang ngetren memang: Om, Telolet, Om! Bus yang sedang parkir-pun sebenarnya bisa diminta untuk membunyikan ‘telolet’-nya; tapi memang, maksudnya adalah bus sungguhan, bukan taktik parkir bus.

Sumber foto, sesuai urutan: AFP (diolah kembali), Daily Mail (olahan), Ist/Okezone, akun Twitter Real Madrid, Persib.co.id, Daily Mail

Komentar