Roma Berhasil Mematikan Sayap Milan

Analisis

by Redaksi 27

Redaksi 27

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Roma Berhasil Mematikan Sayap Milan

AS Roma berhasil memenangkan pertandingan penting melawan AC Milan pada giornata 15 Serie A dini hari tadi (13/12) di stadion Olimpico dengan skor 1-0. Kemenangan ini membuat Roma tetap berada di posisi kedua sekaligus mempertahankan jarak empat poin dengan pemuncak klasemen sementara, Juventus.

Satu-satunya gol Roma pada pertandingan ini diciptakan oleh Radja Nainggolan pada menit ke-62 melalui tendangan dari luar kotak penalti. Gol tersebut sekaligus menjadi gol pertama bagi Nainggolan melawan Milan di Serie A dalam 12 pertandingan.

Pertandingan ini juga diwarnai dengan gagalnya penalti Milan yang dieksekusi M’Baye Niang. Ini merupakan kegagalan penalti yang kedua kali secara berturut-turut bagi Niang. Kegagalan penalti tersebut secara tidak langsung pun berpengaruh terhadap mentalitas kedua kesebelasan.

Pada pertandingan ini sebenarnya kedua kesebelasan tampil pincang tanpa pemain andalannya. Roma harus tampil tanpa diperkuat oleh Mohamed Salah, sedangkan Milan harus tampil tanpa diperkuat oleh Giacomo Bonaventura dan Carlos Bacca.

Roma berhasil menguasai sisi sayap

Kedua kesebelasan pada pertandingan ini sering melancarkan serangan melalui kedua sayap. Tetapi Roma mampu tampil lebih dominan daripada Milan. Terutama pada babak kedua, Roma benar-benar menguasai sisi sayap, dan Milan hanya mampu sekali dua kali saja menyerang dari sisi sayap.

Pada pertandingan menurunkan formasi 3-4-1-2 dengan Bruno Peres berada di sayap kanan dan Emerson di sayap kiri. Selain itu, Diego Perotti yang ditempatkan sebagai penyerang bersama Edin Dzeko, lebih sering bergerak dari sisi sayap kiri Roma membantu Emerson.

Sebelum digantikan oleh Stepan El Shaarawy karena mengalami cedera, Peres cukup sering mengancam pertahanan Milan dari sisi kanan. Setelah Peres ditarik keluar pada menit ke-42, serangan Roma sempat menurun hingga babak pertama berakhir.

Pada babak kedua, Roma semakin dominan di sayap, hal ini membuat para pemain sayap Milan tidak terlalu menonjol pada pertandingan ini. Suso yang biasanya sering mengancam dari sisi sayap kanan Milan, pada pertandingan ini terlihat kepayahan untuk menerobos sisi sayap dari pertahanan Roma. Begitu pun dengan Niang yang terlihat mengalami penurunan performa dalam dua pertandingan terakhir bersama Milan tidak berkutik menghadapi pengawalan ketat dari Antonio Rudiger.

Kegagalan Milan menguasai sisi sayap ini menjadi salah satu penyebab mereka gagal menciptakan peluang-peluang berbahaya di lini pertahanan Roma.Gambar 1 – Grafis operan Roma pada final third babak pertama


Gambar 2 – Grafis operan Roma pada final third babak kedua

Dua gambar di atas merupakan grafis operan Roma pada final third babak pertama dan kedua. Terlihat bahwa Roma sepanjang pertandingan ini tetap konsisten menyerang dari sisi sayap.

Gambar 3 – Grafis operan Milan pada final third babak pertama

Sementara itu, gambar di atas merupakan grafis operan Milan pada final third babak pertama. Terlihat pada babak pertama masih sering mengarahkan umpan ke arah sayap.

Penguasaan lini tengah yang dominan gagal dimaksimalkan oleh Milan

Pada babak pertama, lini tengah kedua kesebelasan terlihat tidak ada yang menonjol. Roma dan Milan lebih sering menyerang dari sisi sayap. Bola yang berasal dari penjaga gawang atau bek langsung diarahkan ke pemain sayap.

Barulah pada babak kedua, Milan mengubah sedikit strategi bermainnya. Milan terlihat lebih menguasai lini tengah dan ini pun berpengaruh terhadap penguasaan jalannya pertandingan secara keseluruhan. Milan berhasil meraih penguasaan bola sebanyak 51% berbanding 49% milik Roma.

Meskipun begitu, Milan hanya mampu tampil dominan di lini tengah daerah mereka sendiri. Aliran bola dari penjaga gawang, bek lalu kepada para gelandang terlihat cukup bagus. Tetapi, ketika memasuki pada daerah sepertiga akhir lini penyerangan mereka, kebuntuan pun terjadi.

Tidak ada pemain yang mampu memberikan kreativitas untuk membongkar pertahanan Roma yang begitu rapat pada pertandingan ini. Hal ini pun berimbas kepada umpan-umpan yang sangat jarang diterima oleh para penyerang Milan.

Gambar 4 – Grafis operan Milan pada final third babak kedua

Gambar di atas merupakan grafis operan Milan pada final third babak kedua. Grafis tersebut menunjukkan bahwa Milan lebih sering menyerang melalui lini tengah pada babak kedua. Tetapi, Milan tidak berhasil menciptakan umpan-umpan yang berbahaya yang menuju kotak penalti Roma. Hal ini pun berimbas terhadap minimnya peluang yang mampu diciptakan oleh Milan. Terlihat pada grafis hanya tiga peluang yang mampu diciptakan Milan (ditunjukkan oleh panah biru muda).

Lepasnya penjagaan terhadap para pemain Roma yang menghancurkan Milan

Gol Radja Nainggolan seharusnya bisa tidak terjadi pada pertandingan ini. Andaikan para pemain Milan tidak kehilangan konsentrasi sedetik pun dan tidak melepaskan penjagaan terhadap para pemain Roma, mungkin gol tersebut tidak akan terjadi.

Gol ini terjadi setelah sundulan Kostas Manolas mengarah tepat kepada Nainggolan yang lepas dari pengawalan Manuel Locatelli. Nainggolan melakukan pergerakan menusuk ke tengah dari sisi kanan tanpa ada gangguan sedikit pun dari pemain Milan. Locatelli pun sudah kalah langkah. Walaupun ia mencoba menghentikannya pada saat Nainggolan melepaskan tendangan dari luar kotak penalti, tetapi hal itu sia-sia saja karena sudah terlambat.

Kesimpulan

Pertandingan ini sebenarnya berjalan berimbang. Kedua kesebelasan sering melancarkan satu sama lain. Tetapi, dominasi Roma pada sisi sayap berhasil mematikan para pemain sayap Milan yang terkenal berbahaya.

Sedangkan Milan yang mencoba mengarahkan permainan melalui lini tengah tidak mampu menembus rapatnya pertahanan Roma. Kurangnya kreativitas dari para gelandang Milan menjadi salah satu penyebabnya.

Gol Roma yang diciptakan oleh Radja Nainggolan disebabkan oleh lepasnya penjagaan para pemain Milan terhadap para pemain Roma. Hal ini membuat Nainggolan dengan leluasa bisa melepaskan tendangan dari luar kotak penalti.

foto : football5star.com

Komentar