Milan Sudah Tak Lagi Bergantung Pada Bacca

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Milan Sudah Tak Lagi Bergantung Pada Bacca

Penampilan AC Milan musim ini berbeda dibanding musim-musim sebelumnya. Saat ini mereka telah kembali menghidupkan kompetensi di Serie-A. Jika melihat musim lalu, mereka sudah menderita kekalahan dari Fiorentina, Genoa dan Internazionale Milan sebelum November 2015. Ditambah dengan kekalahan 4-0 dari Napoli. Hasil-hasil tersebut membuat mereka duduk di papan tengah klasemen Serie-A 2015/2016. Tapi di bawah kepelatihan Vincenzo Montella saat ini, Milan telah naik ke tempat ketiga klasemen sementara Serie-A 2016/2017.

Montella sejak awal memang langsung memperbaiki area-area yang menjadi kelemahan Milan. Ia berhasil menyatukan skuat yang dihuni pemain muda dan senior. Montella juga dipuja-puji atas penampilan gemilang sejumlah pemain. Hal itu terbukti melalui gol Manuel Locatelli yang menjadi penentu kemenangan atas Juventus. Kemenangan pertama mereka sejak November 2012 atas Juventus asuhan Massimiliano Allegri.

Penyatuan skuat yang dilakukan Montella pun telah mengurangi tekanan kepada Carlos Bacca. Musim lalu, penyerang andalannya itu menopang beban yang cukup berat. Hal itu tidak lepas dari ketergantungan Milan padanya sebagai pencetak gol utama. Maka kemudian, Bacca mencetak 18 gol dari 38 pertandingan Serie-A 2016/2017. Torehan golnya tersebut sangat jauh dengan pencetak gol terbanyak kedua yang dipegang oleh Giancomo Bonaventura atas enam golnya.

Torehan yang dihasilkan Bacca itu justru tidak membuatnya merasa menjadi pahlawan. Toh tetap saja Milan berakhir di peringkat tujuh klasemen akhir dan kehilangan kesempatan tampil di kompetisi Eropa musim ini. Bacca pun sempat berniat hengkang dari Milan pada bursa transfer musim lalu kendati mengaku bahagia di Milan. Beberapa waktu terakhir ini pun Bacca kembali digedor isu kepergian dari kesebelasan berjuluk I Rossoneri tersebut.

Agennya tidak menjamin Bacca bertahan jika ada tawaran yang lebih besar, terlebih Paris Saint-Germain (PSG) dikabarkan meminatinya. Mereka tertarik memboyong Bacca karena keberadaan Unay Emery sebagai pelatih di sana. Keduanya memiliki kedekatan karena pernah sama-sama bekerjasama di Sevilla selama dua musim. Lagipula, syarat 30 juta euro yang ditetapkan Milan, bisa saja ditebus PSG. Hanya saja rasanya terlalu mahal bagi penyerang berusia 30 tahun.

Arsenal pun menginginkan Bacca walau sang manajer, Arsene Wenger, menegaskan tidak akan aktif belanja pada bursa transfer Januari 2017. Tapi cederanya Danny Welbeck, tidak fitnya Olivier Giroud dan Lucas Perez, bisa membuat Wenger berubah pikiran. Ia pun pernah menginginkan Bacca pada bursa transfer 2015. Tapi Milan-lah yang menjadi tujuan Bacca pada waktu itu. Sejauh ini Wenger masih mengandalkan Alexis Sanchez sebagai ujung tombaknya.

Selain itu, Sevilla ingin mengembalikan Bacca, tapi hanya dengan status pinjaman. Maka cukup sulit bagi mantan klubnya yang pernah meraih dua gelar juara Liga Eropa bersamanya untuk kembali mendapatkannya. Sementara Montella masih bungkam terkait isu kepergian Bacca pada Januari maupun pertengahan tahun depan. Kepergian penyerang asal Kolombia itu sudah terendus. Bisa dilihat dari betapa mudahnya Montella mengizinkannya berlibur ke Sevilla pada dua pekan lalu.

Bacca memang sedang cedera saat itu. Ia meminta izin menyaksikan Sevilla melawan Valencia. Padahal di saat bersamaan Milan bertandang ke markas Empoli. Tapi Montella bisa lega saat itu karena Gianluca Lapadula mencetak dua gol pada kemenangan 4-1 tersebut.

Ya, Lapadula menjadi penyerang yang tidak akan membuat Montella khawatir jika Bacca pada akhirnya pergi. Lapadula bisa menjadi penyerang favorit baru Montella di skuatnya. Sudah empat gol dikoleksi Lapadula dari sembilan penampilannya. Dua gol lagi akan menyamai torehan gol Bacca yang saat ini sedang cedera. Bacca sendiri sudah mengoleksi enam gol dari 13 pertandingan yang dilakoninya.

Lapadula bisa menjadi duet tetap M`Baye Niang di lini depan. Uang hasil penjualan Bacca bisa digunakan untuk membeli winger baru karena Keisuke Honda tidak memuaskan Montella.

Montella memang tak terlalu bergantung pada Bacca. Hampir di semua lini (kecuali kiper) sudah menyumbangkan gol bagi Milan. Gabriel Paletta yang menjadi bek tengah sudah mencetak satu gol. Begitu pun di lini tengah atas gol yang dicetak Bonaventura, Locatelli, Juraj Kucka, Mario Pasalic dan Suso. Niang sebagai patner di lini depan pun sudah mengoleksi tiga gol dari 13 laganya.

Saat ini Milan memang sedang memasuki era baru dengan kepemilikan dari Asia Timur. Para pendukungnya tahu bahwa Silvio Berlusconi sudah tidak bisa lagi memberikan keuangan seperti masa lalu. Mereka tahu dan pada gilirannya sepakbola telah berubah memasuki era baru investasi Cina. Montella adalah orang yang ditugaskan untuk mengembalikan Milan pada habitatnya, yakni di papan atas Serie A, setelah dipaksa menonton Juventus menjadi kekuatan sepakbola Italia selama lima tahun terakhir.

Salah satu tantangan ke depan untuk Montella musim ini adalah mempertahankan konsistensi timnya. Kemenangan atas Juventus dan Lazio adalah bukti mereka bisa mengalahkan siapapun. Kekalahan dari Udinese dan Genoa adalah fakta bahwa mereka juga bisa kehilangan poin dari siapapun. Oleh karena itu mantan pemain dan pelatih AS Roma harus segera menyelesaikan masalah yang dihadapi Milan saat ini.

Namun hingga pekan ke-14 ini, kita bisa melihat jika Milan tak lagi hanya mengandalkan Carlos Bacca semata untuk mencetak gol layaknya musim lalu. Pemain lain mulai berkontribusi besar bagi Milan. Apalagi pemain muda Milan pun mendapatkan panggung untuk memamerkan kemampuannya. Ini penting bagi Milan di masa yang akan datang.

Sumber: Calcio Mercato, Football-Italia, L`Equipe, Tribal Football.

Komentar