Copa Libertadores dan Sudamericana Sebagai Hiburan Bagi Warga Amerika Selatan

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

 Copa Libertadores dan Sudamericana Sebagai Hiburan Bagi Warga Amerika Selatan

Jika Anda sampai sekarang memiliki pemikiran bahwa Liga Champions adalah turnamen terbaik yang ada di dunia, percayalah, bahwa ada turnamen lain yang tidak kalah serunya di belahan dunia yang lain. Coba tengok Amerika Selatan.

Seperti halnya Liga Champions dan Liga Europa di Eropa sana, Amerika Selatan pun memiliki turnamen yang mempertemukan antar klub di negara-negara Amerika Selatan. Ada dua turnamen yang tiap tahunnya digelar, yaitu Copa Libertadores dan Copa Sudamericana. Dua turnamen ini menjadi ajang bagi para klub-klub Amerika Selatan beradu kemampuan, dan juga tentunya gengsi.

Ada beberapa hal menarik dari Copa Libertadores dan Sudamericana ini, yang secara tidak langsung menjadi hiburan tersendiri bagi warga Amerika Selatan.

Sejarah dan Tim Peserta Buat Copa Libertadores Lebih Mewah

Dilihat dari segi sejarah dan juga keikutsertaan tim yang bermain, Copa Libertadores memang jauh lebih unggul. Secara sejarah, kompetisi ini sudah ada sejak 1960 silam. Kompetisi ini memiliki nilai sejarah karena diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada Libertadores (dalam bahasa Indonesia berarti "sang pembebas"), tokoh sejarah yang menjadi pemimpin perang kemerdekaan Amerika Selatan yang berlangsung sejak akhir abad 18 sampai awal abad 19.

Tim yang bermain dalam ajang ini pun bukanlah tim yang bisa dianggap sembarangan. Semua tim yang bermain di sini adalah juara di kompetisi masing-masing. Rata-rata mereka semua adalah juara Apertura dan Clausura liga mereka masing-masing (terkecuali Argentina dan Brasil yang sudah tidak menggunakan sistem Apertura dan Clausura).

Sedangkan Copa Sudamericana hanya diisi oleh tim-tim yang menjadi juara Copa, para tim yang berkompetisi di Liguilla Pre-Sudamericana (Argentina), Liguilla Apertura dan Clausura (Chile), serta tim-tim yang menduduki peringkat 4 sampai 5 dalam klasemen agregat (klasemen hasil penjumlahan poin dan selisih gol yang didapat dari Apertura dan Clausura). Bahkan untuk Brasil, mereka yang lolos ke Copa Sudamericana adalah tim yang gagal lolos babak 16 besar Copa do Brazil.

Dari sisi sejarah, Copa Sudamericana pun baru diselenggarakan pada 2002 silam, hasil gabungan antara Copa CONMEBOL, Copa Mercosur, dan Copa Merconorte. Tapi semuanya mulai berubah sekarang dan Copa Sudamericana, seperti halnya Liga Europa, sudah menjadi ajang yang diincar oleh sebagian tim, terutama bagi tim yang ingin tampil otomatis dalam ajang Copa Libertadores tahun setelahnya.

Ajang Copa Sudamericana ini juga menjadi ajang kemunculan tim-tim antah berantah. Contohnya adalah Chapecoense. Terlepas dari kecelakaan nahas yang mereka alami, mereka mulai dikenal setelah melakukan gebrakan dalam ajang Copa Sudamericana 2016. Sama seperti Dnipro Dnipropetrovsk yang mulai dikenal setelah masuk babak final Liga Europa 2014/2015.

Selain itu, juara Copa Sudamericana pun memiliki hak untuk bertarung dengan juara Copa Libertadores dalam ajang Recopa Sudamericana (setingkat Piala Super Eropa).

Chapecoense. Mulai dikenal karena menggebrak dalam ajang Copa Sudamericana. Sumber: @ESPNFC

Link Live Streaming Copa Libertadores 2020 di Mola TV

Adakah Kemungkinan Bagi Satu Tim Untuk Tampil Dalam Copa Libertadores dan Sudamericana?

Sebenarnya cukup sulit bagi satu tim untuk tampil dalam dua ajang yang sama, apalagi tim-tim yang akan lolos ke Copa Sudamericana dan Libertadores biasanya sudah ditentukan setahun sebelum Copa Libertadores dan Sudamericana digelar. Tapi di beberapa negara, ada kemungkinan satu tim dapat tampil dalam dua ajang tersebut, dan menggondol trofi kedua ajang tersebut.

Contohnya adalah Kolombia. Kenapa Atletico Nacional dapat tampil dalam Copa Sudamericana 2016 padahal mereka baru saja menjadi juara Copa Libertadores 2016? Itu karena ada sebuah turnamen baru di Kolombia bernama Superliga Colombia yang diadakan sejak 2012. Turnamen ini mempertemukan juara Apertura dan Finalizacion (Clausura) setahun sebelumnya. Atletico Nacional (juara Finalizacion 2015) mengalahkan Deportivo Cali (juara Apertura 2015).

Dengan kemenangan tersebut, Atletico Nacional pun berhak tampil dalam ajang Copa Libertadores 2016 dan Sudamericana 2016. Kasus yang sama juga pernah menimpa Santa Fe ketika mereka mampu tampil dalam Copa Libertadores 2015 dan Sudamericana 2015 karena menjadi juara Finalizacion 2014 dan pemenang Superliga Colombiana 2015.

Atletico Nacional, mampu tampil dalam ajang Copa Libertadores dan Sudamericana dalam tahun yang sama. Sumber: @CONMEBOL

Di negara lain, kemungkinan untuk tampil dalam dua ajang tersebut secara bersamaan cukup kecil. Selain terpisah karena Apertura dan Clausura, adanya klasemen agregat membuat tim-tim dari negara lain sedikit memiliki peluang seperti yang didapatkan oleh Atletico Nacional ini.

Copa Libertadores dan Sudamericana yang Menghidupkan Amerika Selatan

Tidak seperti Liga Champions dan Europa League yang digelar bersamaan, Copa Libertadores dan Sudamericana digelar bergantian. Copa Libertadores biasanya diadakan pada semester pertama (Februari sampai Juli), sedangkan Copa Sudamericana digelar pada semester kedua (Agustus sampai Desember).

Gelaran ini tampak seperti mengadopsi sistem Apertura dan Clausura. Tapi secara tidak langsung, dengan terpisahnya waktu penyelenggaraan Libertadores dan Sudamericana, kesenjangan yang tampak antar keduanya seolah menjadi semu dan batas antar keduanya pun menjadi sesuatu yang samar.

Hiburan bernama sepakbola tetap ada sepanjang tahun bagi warga Amerika Selatan. Selain format Apertura dan Clausura yang masih mereka anut sampai sekarang (kecuali Argentina dan Brasil yang menganut sistem kompetisi seperti di Eropa), dengan adanya Libertadores dan Sudamericana yang digelar dalam waktu yang berbeda membuat suasana sepakbola di sana akan selalu semarak sepanjang tahun. Pemasukan dari hak siar dan tiket stadion? Jangan ditanya lagi.

Oleh karenanya, tidak heran kalau Tim Vickery, salah satu pengamat sepakbola Amerika Selatan, menyatakan ketidaksetujuannya ketika CONMEBOL berencana menyamakan penyelenggaraan Libertadores dan Sudamericana. Selain akan membuat status Copa Sudamericana menjadi terdegradasi, hal itu akan membuat suporter sepakbola di Amerika Selatan kebingungan. Turnamen besar yang dijalankan bersamaan bukan budaya Amerika Selatan.

Link Live Streaming Copa Libertadores 2020 di Mola TV

**

Pada dasarnya orang-orang Amerika Selatan adalah orang yang gila bola sekaligus senang akan hiburan. Banyak tarian yang cukup terkenal seperti Salsa, Samba, dan Tango berasal dari Amerika Selatan. Pemain-pemain yang menghibur, dengan teknik tingkat tinggi serta kemampuan olah bola bak alien pun berasal dari benua ini, seperti Pele, Maradona, Ronaldo Lima, Ronaldinho, dan Messi.

Maka tak heran, meski memakai sistem kompetisi yang rumit seperti Apertura dan Clausura, serta memisahkan waktu penyelenggaraan Copa Libertadores dan Sudamericana, warga Amerika Selatan tidak terlalu ambil pusing. Yang terpenting bagi mereka, hiburan bernama sepakbola itu selalu ada sepanjang tahun. Copa Libertadores dan Sudamericana adalah wujud dari hiburan tersebut.

Baca juga: Mengenal Kompetisi Berformat Apertura dan Clausura

Komentar