Kehilangan Fokus Sebabkan Lazio Kalah di Derby della Capitale

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kehilangan Fokus Sebabkan Lazio Kalah di Derby della Capitale

Lazio diharapkan bisa memanfaatkan kepincangan AS Roma menjadi kemenangan. Sebab, Lazio belum pernah menang lagi atas rival satu kotanya tersebut dalam tiga tahun terakhir. Tapi pada nyatanya, justru Roma yang melanjutkan tren tidak terkalahkan dari Lazio. Kesebelasan berjuluk I Lupi (Si Serigala) itu berhasil mengalahkan Lazio dengan dua gol tanpa balas di Stadion Olimpico, Minggu (4/12). Dua gol itu dicetak oleh Kevin Strootman pada menit 64 dan Radja Nainggolan pada menit 77.

Hasil itu cukup untuk mengamankan mereka untuk tetap berada di peringkat dua klasemen sementara Serie-A 2016/2017. Padahal, Roma diragukan pada pertandingan bertajuk Derby della Capitale karena cederanya Mohamed Salah dan Leandro Paredes. Luciano Spalletti, Pelatih Roma, pun menjadi lebih konservatif pada laga ini. Ia menerapkan formasi 4-1-4-1 yang dipaparkan di pertandingan. Tapi pada nyatanya, Roma bermain dengan formasi yang berbeda.

Mereka bertahan dengan tiga bek tengah, yaitu Antonio Rudiger, Federico Fazio dan Kostas Manolas. Sementara di lini tengah, Diego Perotti dan Nainggolan menjadi gelandang serang yang mendukung Edin Dzeko di lini depan. Tapi fleksibilitas yang diharapkan di lini tengah justru didominasi Lazio. Simone Inzaghi, Pelatih Lazio, tampak lebih ingin para pemainnya mendapatkan ruang-ruang dengan menumpuknya pemain tengah di sana.

Hasilnya, Roma terlihat kekurangan sumber daya dan mobilitas di sana. Dzeko hampir tidak mendapatkan suplai bola. Nainggolan hanya membantu ketika menyerang. Dua bek sayap yang diperankan Bruno Peres dan Emerson Palmieri fokus menyelamatkan Roma dari ancaman Felipe Anderson dan Balde Keita. Belum lagi Marco Parolo bermain dinamis saat itu dengan menjadi penghubung yang baik antar lini dan antar sisi. Begitu berimbang dan menegangkan selama babak pertama.

Insiden di lapangan mulai memanas ketika Peres terjatuh di area kotak penalti. Wasit yang memimpin, Luca Banti, sempat mengabaikannya. Kemudian berubah pikiran bahwa itu seharusnya penalti. Lalu akhirnya memutuskan bahwa terjatuhnya Peres itu selayaknya adalah tendangan bebas. Keputusan itu berhasil membuat marah kedua pihak. Ketegangan antara kedua kubu selanjutnya berawal dari kesalahan Wallace, bek tengah Lazio.

Ia kehilangan bola yang bisa dicuri Strootman. Kesalahan itu berhasil menjadi gol pertama bagi Roma. Tapi gol tersebut menjadi keributan besar karena Strootman memercikan air ke wajah Danilo Cataldi setelah merayakan golnya. Kemudian Cataldi mencengkram kerah seragam Strootman. Dan akibatnya, Cataldi harus menerima kartu merah walau ia tak bermain kala itu.

Yang jelas, gol dan insiden itu benar-benar memutus ritme permainan Lazio. Mereka kehilangan taktis dan unsur psikologisnya. Itu bukanlah kelemahan yang bisa diabaikan Inzaghi. Mereka juga harus tahu bahwa Derby della Capitale selalu sangat melelahkan. Sampai-sampai Federico Marchetti, kiper Lazio, harus meninggalkan garis gawangnya untuk meneriaki Wallace agar tetap fokus.

Tapi risikonya menjadi kebobolan setelah Nainggolan menyambar bola dengan tendangan jarak jauh. Hasil ini begitu memiliki arti, "Ini pertandingan spesial dan penting untuk klasemen. Kami benar-benar menginginkan kemenangan hari ini," ujar Strootman. "Psikologis kami tumbuh dari kemenangan ini, walau kita tidak bermain baik secara keseluruhan," sambungnya seperti dikutip dari Football-Italia.

Sumber foto: Daily Mail.

Komentar