Permainan Sayap United Dimaksimalkan oleh Mkhitaryan dan Martial

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Permainan Sayap United Dimaksimalkan oleh Mkhitaryan dan Martial

Setelah bermain imbang 1-1 melawan tamunya, West Ham United, di akhir pekan di Liga Primer Inggris, Manchester United kembali menjamu West Ham di perempat-final Piala Liga Inggris (EFL Cup) dini hari tadi (01/12). Namun kali ini United berhasil menang meyakinkan dengan skor 4-1 melalui Zlatan Ibrahimovic dan Anthony Martial yang masing-masing berhasil mencetak dua gol.

Pertandingan United semalam mengingatkan kita jika United memiliki permainan sayap yang menakutkan dengan memanfaatkan lebar lapangan.

Kita tentunya masih ingat para pemain sayap di era kejayaan United, mulai dari George Best, Ryan Giggs, David Beckham, sampai Cristiano Ronaldo. Musim ini, United sebenarnya memiliki banyak pemain sayap, tapi memang tidak ada yang semenakutkan mereka yang namanya sudah disebutkan di atas.

Pada pertandingan semalam, padahal United harus bermain tanpa Paul Pogba dan Marouane Fellaini. Keduanya mendapatkan hukuman larangan bermain setelah menerima lima kartu kuning di seluruh kompetisi Inggris pada musim ini.

Hal ini juga diperparah dengan absennya Jose Mourinho, sang manajer, yang dilarang mendampingi kesebelasannya dari pinggir lapangan karena ia diusir pada pertandingan United terakhirnya akhir pekan lalu.

Tapi ternyata, segalanya lebih baik untuk United meskipun mereka bermain tanpa Pogba dan Mourinho dari pinggir lapangan. Ada dua pemain yang mengingatkan kita akan kegemilangan permainan sayap United. Kedua pemain tersebut adalah Henrikh Mkhitaryan dan Anthony Martial.

Sayap kanan dan kiri yang begitu hidup

Mkhitaryan dan Martial bermain sangat fantastis semalam. Mkhitaryan berhasil menyediakan dua asis untuk gol Ibrahimovic dan Martial, sementara Martial berhasil mencetak dua gol.

Khususnya bagi Mkhitaryan, ia banyak mendapatkan kritikan karena ia didatangkan dengan harga yang tidak murah, tetapi jarang dimainkan sejauh musim ini oleh Mourinho. Pemain asal Armenia itu semalam memulai pertandingan dengan kesetanan.

Mkhitaryan membuat segalanya lebih baik. Dimainkan di posisi sayap kanan, ia mengoper, menekan, dan melakukan dribel yang membuat serangan United menjadi menyatu. Selain menyerang, ia juga turut berkontribusi bagi pertahanan United dengan turun ke belakang dan senantiasa memenuhi lini tengah ketika West Ham membangun serangan.

Asis backheel-nya kepada Zlatan Ibrahimovic di menit kedua menunjukkan kejeniusannya. Ia hanya butuh tiga sentuhan untuk memberikan dampak pada pertandingan perempat-final tersebut.

Begitu juga dengan asisnya kepada Anthony Martial di babak kedua, yang memperlihatkan perkiraan timing dan kekuatannya yang tepat dalam mengirimkan operan.

Selain Mkhitaryan, Martial juga bermain bagus. Setelah musim lalu sangat diandalkan oleh Louis van Gaal, permainan Martial musim ini secara umum tidaklah menggembirakan. Namun pada pertandingan dini hari tadi, ia bermain sangat gemilang dengan kemampuannya dalam berlari mencari ruang dan dribel yang sering merepotkan barisan pertahanan West Ham.

Pemain asal Prancis ini bermain di sisi seberang Mkhitaryan, yaitu sayap kiri. Ia mencetak dua gol dengan percaya diri. Kedua golnya itu menambah koleksi golnya di United menjadi 21 gol sejak ia pindah dari AS Monaco pada musim panas 2015.

Jika ia bisa menambah golnya menjadi 25, maka United wajib membayar biaya tambahan sebesar 8,4 juta paun (142 miliar rupiah) kepada Monaco, sesuai klausul yang tertera di persetujuan pembelian Martial musim lalu.

Dalam setiap kesepakatan transfer, memang ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Ada kasus unik yang pernah terjadi kepada mantan penyerang Leeds United, Mirco Antenucci. Ia sempat tidak dimainkan terus oleh Leeds karena ia butuh dua gol lagi untuk mendapatkan perpanjangan kontrak, sesuai yang tertera pada kontraknya. Kisah lengkapnya bisa dibaca kembali di sini.

Ketika digantikan di menit ke-83 oleh Bastian Schweinsteiger, Martial mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari sesisi stadion Old Trafford.

Baca juga: Akhir dari Penantian Panjang Schweinsteiger

Pertandingan United melawan West Ham semalam menunjukkan jika penyerangan United sebenarnya sangat menjanjikan, baik menjanjikan gol maupun hiburan.

Kreativitas Mkhitaryan sangat terlihat jelas ketika ia bisa menyatu dengan tim. Pada kenyataannya, ia bisa bermain baik di sayap kanan maupun di belakang penyerang seperti yang ia peragakan di Borusssia Dortmund sebelum ia pindah ke United.

Di Dortmund musim lalu, Mkhitaryan berkontribusi pada 49 gol mantan kesebelasannya tersebut di segala kompetisi.

Dari sisi kiri, Martial juga memiliki permainan yang menjanjikan jika ia bisa menemukan ruang. Musim lalu Martial berkali-kali mampu menyelamatkan muka Van Gaal dengan pergerakannya yang menghasilkan banyak gol.

Schweinsteiger juga terlihat masih bisa berkontribusi dengan operan kuncinya kepada Ander Herrera yang menghasilkan asis untuk gol terakhir United meskipun ia hanya bermain dari menit ke-86. Banyak hal di atas pastinya akan membuat Mourinho berpikir keras untuk meracik taktiknya dalam menyerang.

“Kami menang secara meyakinkan dengan sepakbola menyerang yang cantik,” kata Mourinho kepada situs resmi United. Meskipun ia tidak mendampingi kesebelasannya dari bangku cadangan, ia banyak berkomentar setelah pertandingan tersebut.

“Gol-gol ditambah performa, sama dengan kebahagiaan yang nyata. Saya senang dengan hasilnya, karena performa adalah sesuatu yang biasanya kami tunjukkan,” tambahnya.

Namun, ia juga masih sempat-sempatnya membela diri dengan mengatakan sebenarnya United sudah bermain cantik sepanjang musim ini. “Kecantikan sepakbola menyerang sebenarnya sama dari pertandingan ke pertandingan, tapi kali ini ada banyak gol, seperti ketika melawan Feyenoord [di Liga Europa UEFA].”

***

Melalui komentarnya tersebut, setidaknya Mourinho sudah sadar jika gol adalah inti dari kebahagiaan para suporter. Pertanyaannya bagi United yang sudah mencatatkan 220 tembakan (terbanyak keempat di liga) tapi baru berhasil mencetak 18 gol adalah: pemain mana yang bisa diberikan beban untuk menyeimbangkan kesebelasan ini?

Sejauh ini Mourinho sepertinya menunjuk Paul Pogba sebagai pemain penyeimbang tersebut. Tapi tanpa Pogba semalam, United ternyata mampu menang dengan skor yang meyakinkan dan mencetak empat gol.

Satu hal yang jelas, Mourinho harus sudah menyadari jika ia butuh perubahan taktik dalam menyerang untuk meningkatkan efektivitas serangan United. Kalaupun ia belum menemukan taktik tersebut, ternyata ada satu-dua-tiga pemain yang mampu memecah kebuntuan “Setan Merah”. Salah satu di antara mereka mungkin adalah Mkhitaryan.

Baca juga: Julukan Baru untuk Mourinho - The Ordinanry One

Komentar