Aksi Simpatik Pendukung Besiktas Adalah Pemenangnya

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Aksi Simpatik Pendukung Besiktas Adalah Pemenangnya

Besiktas seolah menjadi klub buangan bagi Caner Erkin yang didepak dari Internazionale Milan. Tapi bagi para pendukung Besiktas, tentu saja klub buangan itu tidaklah berlaku. Mereka selalu ingin melakukan apa saja untuk mendukung Besiktas. Termasuk bergelut dengan Ultras Napoli yang melakukan perjalanan ke Istanbul pada ajang Liga Champions 2016/2017 pada 2 November lalu. Sebelum pertandingan, kedua ultras terlibat perkelahian di tangga stasiun kereta api.

Para pendukung Besiktas memang terkenal keras di Turki, sama seperti kelompok lainnya di negara tersebut. Besiktas dan pendukung sepakbola di Turki pada umumnya memiliki tingkat kebisingan yang tak tertandingi. Tapi berbeda ketika menyiapkan dukungan melawan Benfica pada ajang Liga Champions 2016/2017 di Stadion Vodafone Arena, Kamis (24/11).

Mereka mengikuti kampanye yang diserukan pihak klub. Yaitu mendukung Besiktas dengan bahasa isyarat tanpa membuat kebisingan. Pihak klub sendiri sudah mengeluarkan video kampanye tentang melawan rasisme untuk menyikapi isu global saat ini. Apalagi julukan Besiktas adalah The Black Eagles (Si Elang Hitam).

Selain isu rasisme global yang semakin meningkat, Besiktas juga simpatik kepada pendukung sepakbola tuna rungu dan tuna wicara. Mengingat pada 3 Desember nanti akan menyambut hari penyandang disabilitas dunia. Petunjuk penggunaan bahasa isyarat itu pun diedarkan melalui berbagai akun media sosial Besiktas. Diperankan oleh pemain-pemain Besiktas yaitu Andreas Beck, Atiba Hutchinson, Gokhan Inler dan Necip Uysal.

Aksi tersebut dilakukan selama satu menit sejak pertandingan dimulai. Aksi bahasa isyarat merupakan yang pertama kali dilakukan para pendukung Besiktas selama ini, bahkan di dunia. Fikret Oman, Petinggi Eksekutif Besiktas, mengaku bangga atas aksi yang direncanakan klub dan para pendukungnya itu. Ia berharap aksi tersebut bisa meningkatkan kesadaran tentang masalah yang sering terjadi di tribun stadion sepakbola.

"Kali ini kami akan terus diam, tapi keheningan Besiktas akan menjadi contoh dan memberikan pesan kepada dunia," ujar Oman seperti dikutip dari Daily Mail.

Rencana itu pun berjalan mulus ketika pertandingan menghadapi Benfica dimulai. Sekitar 42 ribu pendukung Besiktas melakukan aksi isyarat yang berpesan "Bilang tidak untuk rasisme, bergabunglah dan ikuti untuk Elang Hitam," seperti yang diajarkan melalui video di media sosial sebelumnya.

Hebatnya, aksi tersebut diikuti oleh para pendukung Benfica yang bertamu. Kebetulan julukan Benfica adalah The Eagles (Si Elang). Mereka pun berpartisipasi dalam aksi bahasa isyarat selama satu menit tersebut. Pertandingan sendiri berakhir imbang dengan skor 3-3. Artinya tidak ada yang menang dan kalah pada pertandingan itu. Sejatinya, kemenangan didapatkan oleh pesan anti rasisme dan simpatik kepada penderita disabilitas di seluruh dunia.

Sumber lain: Daily Mail, Daily Sabah, Dream Team FC, Mirror, Who Ate All Pies.

Komentar