Moise Kean, Pemain Serie A Kelahiran 2000 Pertama yang Melakukan Debut

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Moise Kean, Pemain Serie A Kelahiran 2000 Pertama yang Melakukan Debut

Moise Kean, remaja 16 tahun kelahiran Vercelli, Italia, berhasil mencatatkan debut pertamanya di Serie A bersama Juventus. Ia diturunkan oleh pelatih Massimiliano Allegri dalam laga melawan Pescara pada Minggu (20/11/2016) dini hari waktu Indonesia. Ia menjadi pemain pertama dari angkatan 2000 (kelahiran 2000) yang berhasil mentas dalam ajang Serie A.

Pemain yang juga tercatat sebagai penggawa Italia U-17 ini masuk pada menit ke-84 dalam pertandingan melawan Pescara yang berkesudahan 3-0 untuk kemenangan Juventus. Ia masuk menggantikan Mario Mandzukic yang mencetak satu gol dalam pertandingan tersebut.

Kean yang juga memiliki darah Pantai Gading yang ia bawa dari orang tuanya ini sudah menarik perhatian sejak ia masih membela tim youth Juventus. Ia kerap disandingkan dengan Mario Balotelli yang juga pernah mencatatkan debut di Serie A pada usia yang masih remaja. Apalagi ketika membela Juventus U-17 musim 2015/2016, ia sukses mencetak 24 gol dari 25 laga.

Lalu apa kemiripan Kean dengan Balotelli selain subur dalam mencetak gol ketika masih remaja, memulai debut di Serie A dalam usia yang masih muda, dan memiliki darah Afrika yang merupakan warisan dari orang tua? Mino Raiola adalah agen dari Kean.

Sekilas jika memerhatikan permainan dari Kean, ia memang cukup mirip dengan Mario Balotelli. Sama-sama berposisi sebagai penyerang, pandai mencari ruang, dan memiliki kemampuan finishing yang baik. Selain subur di level klub, ia juga subur di level timnas bersama Italia U-17. Total ia sudah mencatatkan lima gol dari 11 penampilannya di timnas sejak Desember 2015. Tak heran dengan kemiripan ini, ia dijuluki sebagai The New Mario Balotelli.

Tapi jika memiripkannya dengan Mario Balotelli, tentu kekhawatiranlah yang muncul. Kenapa? Sebelum sekarang kembali menemukan ketajamannya di OGC Nice, Balo sempat berada pada fase-fase sulit. Keberandalannya ketika beranjak dari remaja menjadi pemuda sempat membuat banyak klub tidak ada yang meminatinya.

Setidaknya sampai saat ini Kean belum terlibat dengan kebengalan-kebengalan dalam hidupnya. Alangkah bijaknya jika ia mau meresapi jejak langkah seniornya tersebut, dan memilih untuk tekun di sepakbola tanpa terlibat hal-hal yang aneh. Di usianya yang masih 16 tahun ini, banyak hal yang masih bisa dipelajari oleh remaja ini. Pekerjaan rumah juga bagi Juve untuk tetap merawatnya karena ia bisa menjadi aset masa depan bagi klub yang bermarkas di Turin ini.

Meski ia menorehkan rekor seperti Balo, semoga nasibnya tidak seperti Balo yang sempat melempem di usia emas.

foto: @footmercato

Komentar