Betapa Arogannya Thomas Müller

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Betapa Arogannya Thomas Müller

Kata-kata lebih tajam daripada pedang. Itulah yang harus Thomas Müller pahami sebelum banyak berucap kepada media. Jika tidak, kejadian seperti ketika San Marino melawan Jerman akan kembali terulang. Seusai pertandingan yang berhasil dimenangkan Jerman dengan skor 0-8 tersebut, Müller langsung menjadi musuh bagi publik San Marino. Apa yang sudah ia lakukan?

Seperti dilansir World Soccer Talk, pemain timnas Jerman tersebut mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas ketika diwawancara oleh media. Ia mengungkapkan bahwa pertandingan melawan San Marino adalah pertandingan yang tidak penting dan memiliki risiko yang cukup besar baginya dan juga pemain timnas Jerman yang lain.

"Pertandingan ini benar-benar tidak ada kaitannya dengan sepakbola profesional. Kami tahu bahwa ini adalah hal yang luar biasa bagi San Marino dan masyarakatnya karena dapat melawan juara dunia. Tapi jujur, dengan keadaan yang serba terbatas seperti ini, belum lagi lapangan yang licin karena hujan, risiko cedera di tempat seperti ini cukup besar. Saya tidak mengerti kenapa pertandingan seperti ini tetap terlaksana," ujar Müller.

Pernyataan ini sontak menimbulkan kemarahan sekaligus kekesalan warga San Marino, termasuk ofisial timnas dari San Marino. Mereka sadar bahwa sekarang mereka berada di dasar klasemen grup C babak kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan nol poin dan kemasukan 17 gol. Mereka juga tahu bahwa gol tandang mereka baru dicetak lagi Oktober lalu, menghadapi Norwegia, setelah 15 tahun menunggu.

Namun setidaknya mereka tidak kehilangan respek terhadap lawan-lawannya. Itulah yang disuarakan oleh pelatih San Marino, Pierangelo Manzaroli. Ia mengucapkan bahwa Jerman adalah juara dunia, tapi mereka tidak mengenal apa yang disebut dengan respek.

"Ketika negara kecil seperti San Marino menghadapi juara dunia seperti Jerman, kalah, bahkan sampai dibantai, adalah hal yang biasa. Tapi, meski kalah ataupun menang, respek terhadap lawan tidak pernah hilang. Itulah yang kami lakukan. Cukup disayangkan Jerman tidak melakukan hal yang sama," ujarnya.

Kemarahan yang lebih besar ditunjukkan oleh Alan Gasperoni, media officer timnas San Marino. Ia bahkan mengirimkan 10 alasan yang menjabarkan kenapa perjalanan Jerman ke San Marino itu sia-sia. Tujuannya? Sebagai ungkapan sarkas. 10 alasan tersebut, lengkapnya dapat anda lihat di sini, juga dilengkapi dengan komentar-komentar bernada kekesalan kepada Müller. Kekesalan tersebut dikaitkan-kaitkan dengan segala kemewahan yang kerap pemain Bayern itu dapatkan di Jerman.

"Yang terhormat, Thomas, Anda benar. Memang pertandingan ini tidaklah begitu berarti. Bagi Anda. Lagipula, buat apa jauh-jauh datang ke San Marino ketika Bundesliga sedang libur, sedangkan Anda dapat menghabiskan waktu Anda di rumah mewah bersama dengan istri Anda sendiri," ujar Gasperoni.

Melihat anak asuhnya diserang, pelatih timnas Jerman, Joachim Löw, membela Thomas. Ia mengungkapkan bahwa Thomas tidak bermaksud untuk menyinggung publik San Marino dan timnasnya yang kebanyakan diisi oleh pemain-pemain yang masih berada pada level amatir.

"San Marino memiliki banyak sekali pesepakbola yang masih amatir. Mungkin Thomas (Müller) tidak bermaksud untuk menghina para pemain San Marino. Ia memang terbiasa main di kompetisi profesional yang ketat dan terbiasa melawan pemain profesional. Saya tekankan bahwa kami tetap menghormati lawan, siapapun itu, termasuk San Marino," tambahnya.

foto: @FOXSoccer

Komentar