Mulai Maraknya Penggunaan Skema Tiga Bek di Liga Primer

Analisis

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mulai Maraknya Penggunaan Skema Tiga Bek di Liga Primer

Kemenangan Chelsea atas Manchester United akhir pekan lalu masih membekas di kepala penggemar Liga Primer. Bukan hanya angka mencetak gol Chelsea yang lumayan besar, tapi juga kemenangan strategi Antonio Conte lewat formasi 3-4-3 atas Jose Mourinho yang kembali memainkan formasi favoritnya, 4-2-3-1.

Keberhasilan Conte mengalahkan Mourinho lewat formasi tersebut pun memunculkan satu pandangan baru, yakni penggunaan formasi tiga pemain belakang yang mulai marak dimainkan di Liga Primer.

Berdasarkan catatan PanditFootball, formasi tiga bek tengah sudah digunakan 19 kali di Liga Primer. Meski tidak sempurna, namun catatan kesebelasan yang menggunakan formasi ini lumayan memuaskan. Sembilan kemenangan, enam kali imbang, dan hanya empat kekalahan, didapatkan oleh kesebelasan yang menggunakan tiga pemain belakang.

Atas catatan di atas, muncul sebuah pertanyaan, bagaimana formasi tiga pemain belakang tumbuh di Liga Primer yang notabene identik dengan empat pemain belakang?

Sejarah Tiga Pemain Belakang di Liga Primer

Melihat sejarahnya, formasi tiga pemain belakang bukan formasi yang lazim di Liga Primer. Telegraph mencatat formasi tiga pemain belakang mulai lazim digunakan ketika Roberto Martinez dipercaya menangani Wigan musim 2009/10 setelah manajer sebelumnya, Steve Bruce, diangkat menjadi pelatih kepala Sunderland.

Kedatangan Martinez ke Wigan pun diikuti dengan perubahan formasi empat belakang yang sebelumnya digunakan oleh Bruce menjadi tiga pemain belakang dalam formasi 3-4-3. Tiga pemain belakang Wigan saat itu diisi oleh Maynor Figueroa, Gary Caldwell, dan Titus Bramble.

Perubahan yang dilakukan oleh Martinez nyatanya tidak langsung menghasilkan hal yang besar. Pola 3-4-3 yang ia mainkan kerap tidak menghasilkan kemenangan. Kadang, ia pun kerap mengganti formasi tersebut dengan turunannya, 5-2-3 atau 5-4-1.

Meski Martinez sudah mulai memopulerkan formasi tiga pemain belakang sejak musim 2009/10, namun dampak terbesar formasi tersebut terjadi ketika Napoli empat kali bertandang ke Inggris di Liga Champions musim 2011/12.

Trio pemain yang digunakan oleh Walter Mazzarri saat itu, Hugo Campagnaro, Paolo Cannavaro, dan Federico Fernandez dua kali sukses mempermalukan kesebelasan Inggris yang melawan Napoli di Liga Champions musim tersebut, Manchester City dan Chelsea.

Kemenangan tersebut mulai membuat banyak kesebelasan kecil Inggris memainkan tiga pemain belakang ketika melawan kesebelasan besar. Wigan yang terus memainkan formasi tiga pemain belakang, bahkan sukses menjadi juara Piala FA 2012/13 dengan formasi tersebut.

Keberhasilan Wigan ditiru oleh Brendan Rodgers di Liverpool. Keberaniannya mengubah formasi Liverpool dari 4-3-3 di musim perdananya menjadi 3-4-3 di musim keduanya membuat Liverpool berhasil duduk di posisi kedua klasemen akhir Liga Primer.

Formasi tiga pemain belakang semakin berkembang di Inggris usai Piala Dunia 2014. Keberhasilan kesebelasan macam Kosta Rika dan Belanda yang menggunakan tiga pemain belakang melaju ke fase gugur membuat banyak kesebelasan Liga Primer menggunakan formasi tersebut.

Formasi tiga pemain belakang mendapat perhatian lebih di Liga Primer musim lalu. Opta mencatat formasi tersebut digunakan 46 kali musim lalu. Meski kalah dominan ketimbang formasi empat pemain belakang, namun banyak pihak meyakini bahwa formasi dengan tiga pemain belakang mulai mendapatkan tempat di kalangan manajer asal Inggris.

Alasan Menggunakan Formasi Tiga Pemain Belakang di Musim Ini

Dengan dimainkan sebanyak 19 kali di Liga Primer musim ini, formasi dengan tiga pemain belakang sudah tidak lagi dianggap sebagai formasi percobaan. Sebab, di musim ini, beberapa manajer telah menjadikan formasi dengan tiga pemain belakang sebagai formasi dasar tim yang mereka latih.

Walter Mazzarri yang sukses membawa Napoli ke fase gugur Liga Champions menjadi salah satu manajer yang rutin memainkan formasi tiga pemain belakang. Meski hasilnya tidak selalu memuaskan namun penampilan Watford dengan formasi tiga pemain belakang cukup menjanjikan.

Banyak alasan yang membuat manajer di Liga Primer memainkan formasi tiga pemain belakang. PanditFootball mencatat antara lain sebagai kontra taktik, pemahaman pelatih, inovasi baru, maupun faktor cedera pemain.

Dua pelatih yang menggunakan formasi tiga pemain belakang di musim ini adalah Slaven Bilic dan Francesco Guidolin. Keduanya menggunakan formasi tiga pemain belakang dengan satu orang sweeper untuk menjadi tembok terakhir pertahanan lawan yang menggunakan satu striker di depan.

Bilic tidak hanya menggunakan formasi dengan tiga pemain belakang untuk menyerang balik formasi lawan, ia juga menggunakan formasi tersebut karena faktor cedera pemain. Dalam laga melawan Manchester City di pekan ketiga, ia menggunakan formasi tersebut karena badai cedera di lini depan.

Antonio Conte dan Walter Mazzari menjadi contoh manajer yang menggunakan formasi ini karena kebiasaannya di masa lalu. Conte dan Mazzarri memang dikenal sebagai pelatih yang doyan dengan formasi ini. Pengalaman Conte di Juventus dan tim nasional Italia, sementara Mazzarri di Napoli dan Internazionale membuat keduanya tak ragu memainkan formasi ini.

Ronald Koeman dan Josep Guardiola jadi manajer yang menggunakan formasi ini sebagai bentuk inovasi taktik kesebelasannya. Meski demikian, pilihan mereka untuk menggunakan formasi ini belum menghasilkan catatan baik karena keduanya tidak/belum mencatatkan kemenangan saat menggunakan skema tiga bek.

Komentar