Dinamika yang Harus Dinikmati Joe Hart

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Dinamika yang Harus Dinikmati Joe Hart

Joe Hart mengungkapkan bahwa Torino adalah opsi terbaiknya karena tertarik berkarier di Serie-A. Ia juga menambahkan bahwa Torino cocok dengannya sehingga ia bahagia berada di sana. Hart mendapatkan pelajaran baru yang membuatnya semakin berkembang.

Bersama Torino jugalah ia masih dipercaya menjaga gawang Tim Nasional Inggris ketika menghadapi Slovenia pada 12 Oktober lalu. Penampilannya itu dijadikan momentum untuk merebut kembali kepercayaan Inggris kepadanya. Ia melakukan penyelamatan gemilang ketika mengantisipasi peluang Roman Bezjak.

Sebelumnya, ia diragukan karena terbuang dari Manchester City hingga bergabung dengan Torino. Hart dibuang City karena permainannya tidak cocok dengan Josep "Pep" Guardiola sebagai manajer. Kiper 29 tahun itu juga dinilai sering membuat blunder. Hal itu terbukti ketika blunder yang terjadi ketika debutnya di Serie-A menghadapi Atalanta. Kendati demikian Sinisa Mihajlovic selaku Pelatih Torino masih tetap percaya kepadanya. Mihajlovic justru marah jika seandainya Hart tidak bermain sesuai dengan instruksi.

Kepercayaan yang diberikan kepada Hart memang tidak disia-siakannya. Empat pertandingan selanjutnya, ia cuma kebobolan dua gol. Hal itu membuat Torino tidak terkalahkan dalam empat partai tersebut. Situasi berbeda justru dialami Claudio Bravo yang menggeser Hart sebagai kiper utama City. Ia melakukan blunder ketika kembali ke kandang Barcelona di Stadion Camp Nou.

Saat itu Bravo salah mengantisipasi peluang Luis Suarez, penyerang Barcelona, dengan cara menyentuh bola di luar kotak penalti. Alhasil, Bravo diganjar kartu merah dan City kalah 4-0 pada pertandingan fase grup Liga Champions 2016/2017. Insiden itu melahirkan pertanyaan apakah Bravo benar-benar pilihan yang lebih baik ketimbang Hart atau apakah Pep harus menarik kembali Hart ke City? Jika pun harus, City akan disaingi Chelsea dan Everton yang diam-diam mengintainya.

Chelsea menginginkan Hart untuk mengantisipasi Thibaut Courtois yang digoda Real Madrid. Sementara Everton mencari kiper rotasi Marteen Stekelenburg yang berkualitas. Hart sendiri sedang di atas angin waktu itu. Ia tampil gemilang yang membawa Torino ke papan atas klasemen sementara Serie-A 2016/2017.

Apalagi berbagai pujian diberikan kepadanya ketika mengalahkan Palermo dengan skor 4-1. Salah satunya Joel Obi yang menganggap Hart bisa mengubah suasana di ruang ganti lebih percaya diri. Hart dinilai sudah bekerja keras ketika debutnya di Serie-A dan berharap bisa dipermanenkan menjadi kiper Torino, kendati sempat mengalami hal buruk bersama City.

"Joe cepat beradaptasi di Italia, tetapi ia hanya berbicara yang positif tentang Manchester City, tidak ada yang negatif. Dia mencerminkan momentum yang besar, memenangkan liga, pertandingan besar dan derby, dan memberitahukan hal-hal yang lucu tentang rekan satu timnya. Beberapa pemain kami mencoba bermain memakai City di playstation hanya untuk mengingatkannya, akan lebih mudah mencetak gol melawan dia di video game daripada kenyataan," ungkap Obi, seperti dikutip dari Sky Sport.

Tanpa keberadaannya, mungkin Torino sudah berada di zona degradasi, mengingat ia melakukan tiga penyelamatan setiap pertandingannya. Upayanya itu di bawah Wojciech Szczesny, Gianluigi Donnarumma dan Angelo Da Costa. Tapi Hart harus bekerja keras lagi untuk kembali mendapatkan kepercayaan. Sebab ia dianggap melakukan blunder ketika menutup bola untuk menghentikan laju Mauro Icardi saat menghadapi Internazionale Milan, Kamis (27/10). Padahal pada posisinya saat itu memang menyulitkan bagi seorang kiper. Jika tidak melaju pun kecenderungan kebobolan Hart cukup besar saat itu.

Tapi tetap saja media dan publik menanggap Hart bukan menjadi pahlawan lagi bagi Torino. Melainkan ia telah menjadi pahlawan bagi Frank de Boer yang terancam dipecat sebagai Pelatih Inter dan menyelamatkan Icardi dari cacian, hinaan dan kenistaan dari para pendukung Inter. Kesalahannya itu dilakukan Hart ketika Torino mulai menemukan ritme permainannya. Alhasil gol itu membuat Inter unggul terlebih dahulu pada menit 35. Pertandingan pun berakhir untuk kekalahan Torino dengan skor 2-1.

Secepat kilat Hart kembali menuai berbagai kritik dari berbagai media dan media sosial karena blundernya tersebut. Pada malam itu ia membuat Mihajlovic menggelengkan kepalanya tanda tidak suka, bahkan jauh dari pujian di mata Pep untuk memanggilnya kembali musim depan. Di sisi lain, orang-orang terlalu sibuk membandingkan Hart dengan Bravo. Sementara sebetulnya kedua pemain tersebut hanya perlu banyak belajar tentang dinamika karier sepakbola.

Sumber lain: Daily Mail, Irish Examiner, Joe, Pundit Arena, The Sun.

Komentar