Harmonisasi yang Harus Dijaga Mourinho dengan Orang di Balik Kesuksesan Taktiknya

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Harmonisasi yang Harus Dijaga Mourinho dengan Orang di Balik Kesuksesan Taktiknya

Terjadi insiden menegangkan di bangku cadangan Manchester United ketika menghadapi Zorya Luhansk pada pertandingan grup A Liga Europa UEFA 2016/2017 di Stadion Old Trafford, Jumat tengah pekan yang lalu (30/9). Kejadian itu diawali dengan Paul Pogba yang menghampiri Jose Mourinho, manajer United, yang didampingi Rui Faria sebagai asistennya. Kepada merekalah Pogba mempertanyakan tugasnya di lapangan dari taktik dalam dokumen genggaman Mourinho.

Terlihat ketiganya kebingungan dalam diskusi tersebut. Kemudian Pogba pun kembali ke lapangan dan Mourinho mendiskusikan dokumen pegangannya itu dengan Faria. Setelah itu Faria berjalan menuju bangku cadangan United sambil membawa dokumen tersebut. Di sanalah tempat Giovanni Cerra duduk. Pria itulah yang menjadi objek Faria yang berjalan ke bangku cadangan United.

Kemudian kedua pria itu membicarakan dokumen yang dibawa dari Mourinho. Tidak lama keduanya berbicara, Mourinho yang menatap tajam ke arah sana pun menyusul Faria dan Cerra. Tanpa tendeng aling, Mourinho langsung memarahi Cerra sambil menggunakan telunjuknya untuk menggertak dokumen tersebut. Padahal Cerra sedang menjelaskan dokumen itu dibantu dengan laptopnya.

Setelahnya, Mourinho kembali ke pinggir lapangan dan membuat catatannya sendiri sebelum United mengalahkan Zorya dengan skor 1-0. Gol semata wayang United itu dicetak melalui sundulan Zlatan Ibrahimovic setelah menerima umpan Wayne Rooney. Tapi insiden antara Mourinho, Faria, dan Cerra itu tetap menjadi sorotan dan menjadi sebuah klarifikasi pada jumpa pers usai pertandingan.

"Ini soal eksekusi bola mati, organisasi, mereka mengubah timnya sebelum pertandingan. Paul (Pogba) jadi kebingungan atas perubahan itu dan tentu saja saya menginginkan asisten lebih memerhatikan semuanya dengan seksama," ujar Mourinho seperti dikutip dari FOX Sport.

Ternyata kekesalan Mourinho kepada Cerra disebabkan kesalahan laporan visual dan info grafik United pada dokumen yang dipermasalahkannya itu. Ada kesalahan yang dibuat Cerra dalam laporan tersebut, sehingga membingungkan Pogba di lapangan. Alhasil, pemain berposisi gelandang itu menjalani taktik yang tidak diinginkan Mourinho. Lalu kenapa Mourinho harus marah kepada Cerra? Apakah peranannya di skuat United besutan Mourinho?.

Ketika setelah resmi menjadi Manajer United, Mourinho mengkonfirmasi staf khususnya. Hampir seluruh stafnya itu pernah bekerja sama dengannya, termasuk Cerra yang pada waktu itu sedang memerhatikan susunan pemain United sejak era Sir Alex Ferguson. Cerra merupakan orang Italia berpendidikan desain grafis yang diperuntukkan untuk bisnis. Tapi perannya dalam staf Mourinho adalah seorang analisis visual yang bekerja sama dengan departemen analisis pertandingan.

Tugasnya adalah menganalisis pertandingan untuk dibuatkan data pelatihan dalam bentuk laporan visual dan infografis. Data bergambar itu memengaruhi rencana manajer untuk menentukan permainan skuatnya dan membuat strategi yang relevan dan lebih gampang dicerna para pemain United. Cerra sendiri sudah bekerja sama dengan Mourinho sejak masih menangani Chelsea pada musim 2013.

Cerra memainkan peran penting bagi Mourinho soal menjelaskan permainan kesebelasan lain. Pekerjaan analisisnya itu memperjelas latihan harian skuat United. Kemudian Cerra akan memberikan statistik yang berhubungan dengan setiap pertandingan United, seperti menggambarkan sistem sepak pojok, pergerakan pemain tanpa bola, dan penguasaan bola dari proses transisi menyerang maupun bertahan. Hal tersebut adalah peran yang menonjol dalam sepakbola modern dan itu penting. Proses tiga gol United ke gawang Leicester City melalui tendangan sudut pun merupakan hasil data dari Cerra.

Dulu Andre Villas Boas, Pelatih Zenit St. Petersburg, melakoni peran yang sama dengan Cerra. Tugas itu diembannya sejak Mourinho menjadi manajer Porto, begitu juga ketika berpindah ke Chelsea dan Internazionale Milan. Tapi selama waktu itu, Villas Boas memegang peran ganda sebagai asisten pelatih bagi Mourinho. Selama itu juga Villas Boas bertugas membuat laporan secara detail yang lengkap, melalui potongan-potongan DVD. Hal itu agar para pemain yang dibesut Mourinho paham data secara taktis dan peran utamanya di lapangan.

Saat ini peran Cerra lebih spesifik daripada Villas Boas karena khusus sebagai analisis saja. Sementara Villas Boas merangkap asisten pelatih karena pada usia 19 tahun sudah mengantongi lisensi UEFA A. Cerra menyelesaikan sekolahnya di Roma, kemudian bekerja di Milan. Tapi Cerra bukanlah orang baru di Inggris, sebab ia pernah menjalani program pertukaran pelajar di University of Plymouth di bidang biologi amatir dari tahun 2005 sampai 2006, kemudian kembali ke Inggris pada 2010 untuk belajar di Goldsmiths, perguruan tinggi di London, untuk mempelajari media interaktif selama satu tahun.

Setelah selesai belajar di Goldsmiths, Cerra bekerja di Microsoft dan menjadi sukarelawan untuk Barbican dalam rangka pengembangan media sosial dan menyelenggarakan festival seni. Barulah ia bergabung bersama Chelsea sebagai desainer visual sebelum menjadi analisis pertandingan. Selain menguasai Bahasa Italia dan Inggris, Cerra juga bisa berbahasa Prancis.

Pada setiap rapat, Cerra digambarkan sebagai pemilik bakat konseptualisasi dan merancang ide-ide untuk orang dengan kebutuhan industri. Sayangnya, kebutuhan Mourinho lebih ekstrem daripada kebanyakan orang lain. Sebab manajer asal Portugal itu merupakan orang yang perfeksionis. Tapi belajar di bawah seorang Mourinho bukanlah tempat yang buruk untuk memulai sesuatu. Villas Boas pun berhasil mengejar karier sampai menjadi manajer kesebelasan sepakbola.

Di sisi lain, Mourinho seolah tidak kapok berkonfrontasi dengan stafnya. Musim lalu ia berselisih dengan Eva Carneiro yang waktu itu menjabat sebagai dokter tim Chelsea. Perselisihannya tersebut mengganggu ruang ganti Chelsea yang dianggap sebagai awal keterpurukan Mourinho bersama mantan klubnya itu. Tapi kali ini Mourinho cepat sadar, sebab kemudian ia langsung duduk semeja dengan Cerra untuk menikmati makan malam skuat United.

Namun pada laga berikutnya, United justru ditahan imbang Stoke City dengan skor 1-1. Padahal Stoke sedang terpuruk di zona degradasi. Tentu Mourinho tidak ingin hasil seri itu kembali menjadi pertanda, bahwa situasi internal bisa memengaruhi penampilan di atas lapangan. Maka ia tidak bisa begitu saja mempermalukan stafnya di depan publik secara sembarangan. Bagaimanapun Cerra sudah berpengaruh banyak dalam taktik yang dibuat Mourinho. Selanjutnya Mourinho harus kembali menjaga keharmonisan dengan staf-stafnya agar buah simakalama ketika melatih Chelsea tidak terulang kembali.

Sumber lain: Daily Mail, ESPN FC, Independent, The Sun.

Komentar