[Match Analysis] Persib Bandung 0-0 Persija Jakarta

Analisis

by redaksi

[Match Analysis] Persib Bandung 0-0 Persija Jakarta

Persib Bandung hanya mampu meraih satu poin di laga krusial melawan rivalnya, Persija Jakarta, dengan skor 0-0. Untuk ketiga kalinya Persib gagal mencetak gol di Jalak Harupat (vs Semen Padang, Pelita Bandung Raya dan kini Persija), dua yang terakhir terjadi bahkan secara beruntun.

Sementara Persija berhasil meraih apa yang mereka inginkan. Janji untuk mengejar 3 poin yang diucapkan Benny Dollo sama sekali tidak terlihat di lapangan, baik secara performa maupun secara taktikal. Satu poin jadi ganjaran yang cukup berharga bagi – terutama – lini belakang mereka yang bermain sangat solid.










































Statistik



Persib



Persija



Jumlah Tendangan:



11



3



Tendangan ke Gawang:



4



0



Penguasaan Bola:



59%



41%



Tendangan Pojok:



10



2



Pelanggaran



11



6



Offside



1



0




Perfoma Persib Bandung

Persib mendominasi jalannya laga sepanjang pertandingan dengan penguasaan bola sebesar 68%. Duet Hariono dan Konate (plus Firman Utina) kelewat solid untuk ditandingi oleh Amarzukih, Egi Melgiansyah dan Konate Makan. Hariono dengan baik sekali memerankan diri sebagai pemutus serangan Persija. Skema serangan balik Persija lewat Ramdani Lestaluhu tidak berjalan karena tiap kali Ramdani melakukan cutting inside, Hariono nyaris selalu berhasil menghalangi.

Persib sendiri menyerang dengan ciri khasnya yaitu melalui kedua sayap yang ditempati Ferdinand dan Tantan. Keduanya beberapa kali memang berhasil menembus final-third, hanya saja final pass dari Tantan atau Ferdinand tidak terlalu bagus. Tantan sebenarnya bisa membuat Dany Saputra yang menjaga sisi kiri pertahanan Persija. Pergantian Tantan di awal babak 2 oleh Atep justru membuat Dany bermain lebih nyaman pada babak II.

Problem terbesar Persib sore kemarin adalah soal mencetak gol. Djibril Coulibally sangat sulit mendapatkan peluang bersih. Umpan silang dari Jajang Sukmara di babak I atau umpan terobosan Hariono pada babak II gagal diubahnya menjadi gol. Sisanya, Djibril sulit sekali keluar dari pengawalan Fabano dan Deni.

Jika saat menghadapi Arema beberapa waktu lalu Djibril rajin turun ke bawah atau membuka ruang dengan bergerak ke kanan, di laga kemarin Djibril tak melakukannya. Bermain sangat statis. Rudiyana kemudian masuk menggantikan Djibril dan terlihat lebih dinamis di dalam kotak penalti, hanya saja terlampau sedikit waktu dan peluang yang diperolehnya untuk membuktikan ketajamannya.

Performa Persija

Kredit pada hasil imbang kemarin lebih tepat diberikan kepada pemain-pemain bertahan Persija. Kuartet bek dari Persija bermain solid dan mampu membaca permainan. Fabiano cukup sabar dengan bertahan sedikit dalam dan melakukan tekel penting. Perannya sebagai leader di lini belakang juga terbilang baik. Ismet juga lumayan mampu mengatasi Ferdinand di sisi kanan.

Syahrizal dan Deni Syaputra  layak mendapat acungan jempol. Centerback dan fullback kiri Persija berusia 21/22 tahun ini tidak terlihat grogi bermain penuh di laga sekrusial ini. Syahrizal terlihat enjoy menjaga Djibril. Deni memang keteteran menghadapi Tantan di babak I, tapi kinerjanya membaik saat posisi Tantan digantikan Atep di babak II.

Andritany menyempurnakan soliditas pertahanan Persija dengan penempatan posisinya yang di laga kemarin seperti selalu tepat. Tendangan jarak jauh Konate atau tendangan jarak dekat Atep bisa diamankannya dengan relatif mudah. Sementara duet gelandang Persija yang berdiri di depan back-four, Egi Melgiansyah dan Amarzukih, sebenarnya gagal memainkan peranan sebagai distributor serangan maupun sebagai pemutus serangan. Keduanya tak bisa menghadapi kinerja trio lini tengah Persib, Hariono-Konate-Firman Utina. Mereka baru terlihat maksimal ketika memposisikan diri rapat dan nyaris berhimpitan dengan lini pertahanan.

Pemain Terbaik

Andritany. Kekokohan pertahanan Persija diuji dalam banyak kesempatan oleh Persib. Meski demikian, Andritany dapat mementahkan banyak peluang Persib. Empat tendangan ke gawang Persib tidak berhasil masuk ke gawang Persija.

Selain itu, umpan crossing dari sisi sayap pertahanan Persija dan tendangan pojok Persib juga berhasil dihalau oleh Andritany. Ujungnya, Persija berhasil pulang tanpa kebobolan atas kerja keras pertahanan Persija, terutama Andritany.

Momen Krusial

Djadjang Nurdjaman menggantikan Tantan di awal babak II dengan Atep. Djanur di musim ini beberapa kali melakukan pergantian di awal babak 2, di antaranya: mengganti Atep dengan Tantan saat tertinggal sementara 0-2 dari Arema, mengganti Ferdinand saat ditahan 0-0 lawan PBR, dan kemarin ketika Tantan diganti Atep.

Dari 3 momen itu, pergantian Tantan dengan Atep yang terburuk. Pasalnya, Tantan justru bermain bagus di babak I. Dia menjadi sumber serangan Persib yang paling efektif dari sisi kanan, bahu membahu dengan Supardi. Masuknya Atep justru membuat sisi kanan Persib menurun intensitas serangannya.

Performa Wasit

Prasetyo Hadi tidak menjumpai banyak kesulitan dalam memimpin pertandingan. Distraksi justru datang dari luar lapangan yaitu dari penonton yang hadir ke Stadion Si Jalak Harupat.

Hanya satu keputusan yang membuatnya layak dikritik: kartu kuning untuk Victor Pae. Jajang Sukmara memang dijatuhkan Pae dengan kaki yang menjepit, namun Pae pun sebelumnya dijatuhkan Jajang. Sisanya, wasit memimpin dengan baik. Tak ada satu pun diving Ferdinand yang berhasil mengecohnya.

Pertandingan Selanjutnya

Persib Bandung: Persib akan berlanjut di laga pertama putaran kedua ISL dengan melawan Pelita Bandung Raya dua pekan ke depan.

Persija Jakarta: Arema Cronus akan menjamu Persija Jakarta di Malang pada tanggal 18 Mei 2014.

(rd)

@insanridho

foto: Winarsih

Komentar