Memahami Pujian Pep Guardiola Pada Debut Claudio Bravo

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Memahami Pujian Pep Guardiola Pada Debut Claudio Bravo

Banyak yang terkejut atas komentar manajer Manchester City, Pep Guardiola, usai mengalahkan Manchester United di Manchester Derby pada Sabtu (10/9). Ketika banyak orang mengolok debut Claudio Bravo karena melakukan blunder, Pep justru membela kiper barunya tersebut.

"Apa yang ditampilkan Claudio [Bravo] merupakan penampilan terbaik yang saya lihat," ujar Pep seusai pertandingan. "Saya menyukai kiper yang berani, dan setelah kemasukan gol [Ibrahimovic] tersebut, ia masih terus membangun serangan kami, mengirimkan umpan panjang dan keluar dari sarang untuk merebut bola."

"Dalam sepakbola, ini tentang Anda bereaksi atas kesalahan Anda. Ini menunjukkan karakter Anda. Ia masih terus bermain. Itu sangat berarti. Ya, ini bisa sangat berisiko [memainkan bola di belakang]; jika kehilangan bola lawan bisa mencetak gol. Tapi kami bisa mengontrol pertandingan," tambahnya.

Dari pernyataan di atas, Pep puas atas kinerja Bravo, terlepas dari blunder yang dilakukan kiper asal Cile tersebut. Meskipun begitu, dengan kepercayaan diri Bravo yang tak padam meski telah melakukan blunder, Pep melihat hal tersebut sudah cukup membuktikan bahwa Bravo merupakan kiper yang ia butuhkan.

Di samping blunder yang dilakukannya, Bravo memang berhasil memerankan tugasnya dengan baik; membangun serangan awal Manchester City. Bahkan sebenarnya wajar jika menilai kemenangan Man City atas Man United merupakan buah dari keberhasilan Bravo memainkan perannya.

Bravo dengan percaya diri terus mengatur arah serangan dari belakang meski tekanan terus datang dari para pemain depan Man United. Kemampuannya dalam membagi bola ini membuat Man City selalu berhasil keluar dari tekanan Man United yang menerapkan high block pressing.

Para pemain Man United akan mendatangi pemain Man City yang menguasai bola di lini pertahanan lawan. Namun berkat kecerdikan Bravo dalam membagi bola, disertai kemampuan pressing yang lemah dari Henrikh Mkhitaryan dan Marouane Fellaini, Man City tetap bisa melancarkan skema serangan walau di-pressing sejak dini.

Perlu diketahui, Man City berhasil melepaskan tembakan lebih banyak dari Man United, 14 tembakan berbanding 18 tembakan. Tembakan on target? Man United hanya tiga, Man City enam kali. Penguasaan bola? Man City unggul jauh; 40% berbanding 60%. Man City berhasil mengontrol pertandingan. Statistik tersebut bisa jadi tidak akan terjadi jika Bravo tidak bisa mendistribusikan bola dengan baik, misalnya lebih sering membuang bola atau memberikan umpan panjang ketimbang memberikan umpan pendek dan mengatur arah serangan, karena lawanlah yang akan lebih sering menguasai bola.

Lagi pula, aliran bola Man City di lini pertahanan pada laga melawan Man United memang merupakan yang terbaik dari laga-laga sebelumnya ketika Man City masih memercayakan posisi penjaga gawang pada Willy Caballero. Dan ini sesuai dengan filosofi permainan Pep yang ingin menguasai bola selama mungkin dan mengontrol pertandingan. Simak grafis di bawah ini:

Tiga gambar di atas adalah grafis operan kiper Manchester City di tiga pertandingan terakhir. Gambar 1 merupakan grafis operan Bravo saat Man City menghadapi Man United. Sementara gambar 2 merupakan grafis operan Caballero saat Man City menghadapi West Ham United. Gambar 3 merupakan grafis operan Caballero saat Man City menghadapi Stoke City.

Terbukti, Bravo mendistribusikan bola lebih baik dibanding yang dilakukan Caballero saat menghadapi West Ham dan Stoke. Dari 30 operan, hanya dua kali operan Bravo gagal menemui sasaran, di mana akurasi operannya mencapai 93%. Sementara akurasi operan Caballero `hanya` 81% (dari 21 kali operan) menghadapi West Ham United dan 61% (dari 24 kali operan) saat menghadapi Stoke. Bravo unggul dari Caballero baik dari jumlah operan maupun akurasi operan. Gaya operan yang dilepaskan Bravo pun berbeda dengan Caballero, di mana Caballero lebih banyak melepaskan umpan panjang.

Inilah yang dibutuhkan Pep bagi skemanya; kiper yang bisa membangun serangan dari bawah. Dan Bravo mampu melakukan itu pada penampilan pertamanya bersama Manchester United, yang diakhiri dengan kemenangan. Karenanya tak heran, Pep memuji Bravo ketika banyak orang menganggapnya tampil buruk pada laga debutnya.

Bravo hanya perlu meningkatkan kemampuan komunikasinya dengan para bek Man City. Jika langkah ini sudah berhasil dilakukan maka beberapa kesalahan seperti laga semalam bisa diminimalisir. Bukan tak mungkin lagi ia bisa menjelma menjadi kiper terbaik Liga Inggris di akhir musim nanti.

Komentar