Masalah Liverpool Ternyata Bukan Hanya di Pertahanan

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Masalah Liverpool Ternyata Bukan Hanya di Pertahanan

Burnley hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 19% dalam pertandingan melawan Liverpool yang digelar Sabtu (20/8/2016) malam WIB. Namun, dengan possession terendah dalam catatan Opta (yang meraih kemenangan), Burnley justru berhasil meraih poin penuh atas Liverpool yang memiliki 81% penguasaan bola.

Skor 2-0 menjadi skor akhir kemenangan Burnley atas Liverpool di Turf Moor Stadium. Cukup dengan possession 19%, Burnley mampu menaklukkan Liverpool yang begitu digdaya pada pertandingan pembuka ketika mereka mengalahkan Arsenal dengan skor 3-4. Suka cita bagi para suporter Burnley, dan suasana murka bagi para pendukung Liverpool.

Dalam pertandingan pertama, meski meraih kemenangan atas Arsenal, The Reds patut untuk was-was karena pertahanan mereka begitu dengan mudahnya kebobolan tiga gol oleh Arsenal, meski mereka mampu memasukkan empat gol. Namun, pada pertandingan melawan Burnley, terpampang nyata bahwa masalah Liverpool ternyata bukan pada lini pertahanan saja. Ada masalah-masalah lain yang menyeruak ke permukaan akibat dari kekalahan ini.

Lini Tengah yang Tidak Memberikan Cover Bagi Lini Pertahanan

Lini pertahanan Liverpool memang rawan ditembus oleh penyerang lawan. Dalam laga melawan Arsenal saja, ada beberapa kali situasi yang mampu membuat para pemain lawan mampu menembus pertahanan, seperti tendangan bebas ataupun ketika ada pemain lawan melakukan dribble dan lini pertahanan melakukan blunder. Dalam pertandingan melawan Burnley saja, Nathaniel Clyne melakukan salah umpan yang berujung gol Sam Vokes.

Baca Juga: Pertahanan Liverpool Masih Memerlukan Perbaikan

Seharusnya, dalam situasi tersebut, lini tengah dapat memberikan cover yang baik bagi lini pertahanan. Harus ada seorang gelandang bertahan ini dapat menjadi "tukang pukul" atau penjaga "gerbang" ketika ada pemain lawan yang berusaha untuk masuk ke lini pertahanan. Ia juga dapat menutupi ruang kosong yang ditinggalkan oleh bek ketika bek maju ke depan meninggalkan pertahanan, atau menjadi pemain pertama yang menghadang kala blunder atau defensive error terjadi di lini pertahanan.

Namun, dalam pertandingan melawan Burnley kemarin, lini tengah tidak memberikan cover yang baik bagi lini pertahanan Liverpool, dan yang menjadi pesakitan dalam posisi ini adalah Jordan Henderson. Meski berkontribusi dalam serangan, dengan 140 touches-nya terhadap bola serta distribusi 137 umpannya, ia tidak melindungi lini pertahanan Liverpool dengan baik.

Area gerak Henderson. Terlalu fokus pada lini serang dan jarang mundur bertahan. Sumber: whoscored.com

Akibat dari Henderson yang terlalu fokus pada lini serang, cover di lini tengah dan pertahanan berkurang sehingga Steven Defour dan Andre Gray dengan mudah masuk menembus pertahanan The Reds.

Lini Serang yang Tidak Tajam

Selain kurangnya cover dari lini tengah terhadap lini pertahanan, masalah lain yang harus dihadapi oleh Liverpool adalah sulitnya mereka memasukkan bola ke gawang. Dengan possession sebesar 81%, plus 852 umpan yang dilancarkan oleh para pemain The Reds, belum lagi ditambah dengan total tembakan Liverpool yang mencapai angka 26, berbanding hanya tiga milik Burnley, Liverpool benar-benar mendominasi permainan.

Namun, dari total 26 tembakan yang mereka lancarkan ke gawang Burnley, hanya lima tembakan saja yang on target, sedangkan sisanya, 13 off target, dan delapan tendangan terblok pertahanan Liverpool. Sementara Burnley, meski hanya mencetak tiga tembakan, dua tembakannya berbuah gol dan satu tembakan tidak mengenai gawang.

Begitu mubazirnya permainan Liverpool ini disesalkan oleh sang manajer, Juergen Klopp. Manajer asal Jerman ini menilai bahwa pengambilan keputusan yang salah membuat timnya gagal memaksimalkan possession 81%, dan malah kebobolan dua gol.

"Benar-benar pertandingan yang sulit bagi kami. Para pemain kami kerap membuat keputusan yang salah, ditambah lagi beberapa kesalahan yang terjadi dalam waktu yang tidak tepat. Sekarang, kami harus menerima hasil ini, menjadikannya sebagai pelajaran, dan tetap maju ke depan," ujar Klopp dalam situs This is Anfield.

Selain kemubaziran peluang Liverpool, beberapa pemain pun tidak tampil dalam performa terbaiknya. Daniel Sturridge yang diplot sebagai pengganti Sadio Mane yang cedera, tidak mampu menghadirkan banyak ancaman berarti dari sisi kanan. Phillipe Coutinho, bintang Liverpool saat melawan Arsenal pun malah banyak melakukan tembakan jarak jauh yang tidak terarah ke gawang.

Begitu banyaknya pekerjaan rumah bagi Klopp untuk musim 2016/2017 ini.

Komentar