Impian yang Menguap ke Langit Sungai Arno Tuscan

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Impian yang Menguap ke Langit Sungai Arno Tuscan

Kegelisahan begitu teraba di kalangan pendukung Fiorentina. Bagi yang tidak bisa menjaga pikiranmu dengan segala kehilangan, maka sepakbola Italia tidak cocok denganmu. Demikianlah hiruk pikuk Serie-A saat ini. Banyak klub mengalami masa sulit dan putus asa karena krisis di beberapa musim terakhir.

Kepanikan sedang terjadi di Kota Florence karena serangkaian hasil pra-musim yang sangat buruk. Lima pertandingan uji tanding Fiorentina berakhir dengan kekalahan. Paceklik gol Fiorentina pada akhir musim lalu masih belum hilang kendati Mario Gomez telah kembali. Fiorentina juga belum menambah pemain baru yang signifikan, mereka justru memilih membangun skuat yang diproyeksikan untuk masa depan.

Visi misi itu terlihat dari pembelian Bartolomiej Dragowski, Kevin Diks, dan Ianis Hagi, yang semuanya masih berusia di bawah 20 tahun. Hanya peminjaman Carlos Sanchez dari Aston Villa yang bisa dibilang pemain paling berpengalaman. Tidak ada kedatangan yang ditakdirkan untuk melancarkan visi Fiorentina menjadi juara Serie-A 2016/2017.

Saat ini Fiorentina sedang fokus memanfaatkan kembalinya Pantaelo Corvino dari Bologna. Direktur Teknik itu dikenal dengan pencarian bakat muda, kemudian menjualnya dengan harga mahal. Pemain-pemain berpotensi Bologna seperti Amadou Diawara, Adam Masina, dan lainnya pada musim lalu, adalah buktinya.

Dengan kembalinya Corvino dan aktivitasnya pada bursa transfer saat ini, menguatkan bahwa modus operandinya diproyeksikan untuk skuat jangka panjang. Sekarang klub ini sedang mencari Borja Valero atau Gonzalo Rodriguez berikutnya. Walau ada anggapan bahwa strategi transfer ini bisa dibilang masuk akal untuk situasi Fiorentina sekarang.

Hal itulah yang memunculkan kesan pengembalian Giusseppe Rossi dari pinjaman lebih menjadi kesepakatan besar ketimbang pemain-pemain baru Fiorentina saat ini. Atau dengan berhasilnya meminjam kembali Cristian Tello dari Barcelona. Ada harapan bahwa para pendukung Fiorentina menginginkan penyerang baru seperti Nikola Kalinic di awal musim. Terkecuali jika Fiorentina bisa memberikan angin segar ketika berhasil mendatangkan Fernando Reges dari Manchester City.

Atas persiapan-persiapan itulah yang membuat impian Scudetto ketiga akan datang lebih lama. Kurangnya ambisi yang ditunjukkan Fiorentina menyebabkan hadirnya rasa frustrasi di kalangan mereka yang telah bersemangat pada musim lalu. Padahal tidak lebih dari 12 bulan yang lalu hasil yang mengesankan telah ditunjukkan Paulo Sousa sebagai pelatihnya. Apalagi mereka menunjukkan permainan yang menakjubkan ketika membantai AC Milan dan Internazionale Milan.

Sousa sempat membawa Fiorentina memuncaki klasemen sementara Serie-A 2015/2016. Kemudian bertahan di tiga besar untuk mendapatkan tiket Liga Champions musim ini. Tapi perlahan permainan Fiorentina bisa dibaca lawan sehingga mengakhiri musim lalu di peringkat lima klasemen akhir. Sepak terjang musim lalu itu tetap menebarkan optimisme bahwa Fiorentina bisa lebih baik lagi pada Serie-A 2016/2017. Namun nyatanya, selama pramusim ini jauh dari memuaskan jika dilihat dari strategi transfer dan uji tanding pada pra musim.

Walau seyogyanya kedatangan pemain baru bisa menarik jika diterima dengan hasil yang baik. Tapi pada nyatanya para pendukung Fiorentina lebih mengerti. Sebab merekalah yang setia duduk di Artemio Franchi dan merasakan kegelisahan atas pramusim yang kelam. Ada perasaan resah bahwa keajaiban beberapa musim terakhir akan menguap ke langit di atas Sungai Arno di Italia bagian tengah.

Dan kesebelasan berjuluk Viola itu tidak boleh melupakan apa yang sudah mereka miliki. Fiorentina wajib menjaga Matias Vecino, Milan Badelj, dan Federico Bernardeschi. Bersama pemain-pemain tersebut, Fiorentina masih memiliki skuat yang mengesankan. Lagi pula dalam sepakbola tidak semua malapetaka dan kesuraman diakibatkan partai uji tanding yang buruk.

Sumber lain: Football-Italia

Komentar