Jika Keadilan Ditegakkan, Scudetto Lazio Kemungkinan Besar Bertambah

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Jika Keadilan Ditegakkan, Scudetto Lazio Kemungkinan Besar Bertambah

Dalam sejarah sepakbola Italia, Lazio tercatat baru dua kali meraih trofi juara Serie A, pada musim 1973/1974 dan 1999/2000. Namun dalam waktu dekat, gelar juara skuat berjuluk Biancoceleste ini kemungkinan besar akan bertambah.

Bukan scudetto musim 2016/2017 yang belum dimulai yang bisa mereka dapatkan dalam waktu dekat. Tapi gelar yang hendak didapatkan Lazio yang tengah diperjuangkan saat ini adalah gelar juara Liga Italia musim 1914/1915.

Sejarah mencatatkan Genoa-lah yang menasbihkan diri menjadi juara Italia Football Championship, kompetisi teratas Italia saat itu, musim 1914/1915. Namun pada kenyataannya, gelar juara itu didapatkan tanpa menghadapi Lazio di final.

Lazio saat itu menjadi juara regional Italia Tengah dan Selatan, di atas Pisa, Roman dan Lucca. Sementara itu Genoa menjadi pemuncak grup regional Italia Utara di atas Torino, Internazionale Milan dan AC Milan. Hanya saja Grup Utara masih menyisakan satu pertandingan. Satu pertandingan terakhir itulah yang tak diselenggarakan karena Italia terlibat di Perang Dunia I.

Keputusan Genoa menjadi juara pada musim tersebut baru diputuskan oleh pihak Federasi Sepakbola Italia (FIGC) pada 1919, atau empat tahun sSetelah berlangsungnya musim 1914/1915. Keputusan sepihak inilah yang menjadi ketidakadilan bagi Lazio hingga satu abad ini.

Pihak Lazio baru memulai gerakan untuk meminta keadilan di atas pada 17 Juli 2015. Jurnalis asal Roma, Mario Pennacchia, bersama Presiden POL Lazio, Antonio Buccioni, meminta seorang pengacara olahraga bernama Gian Luca Mignogna agar Lazio mendapatkan keadilan.

Mignogna kemudian melihat celah untuk mendapatkan keadilan tersebut. Ia mencontohkan bagaimana dua kesebelasan Jerman, Viktoria Berlin dan FC Hanau, melakukan pertandingan final Liga Jerman tahun 1894 pada tahun 2007.

Namun Lazio dan Genoa yang seharusnya menjalani partai final, tidak bisa melakukannya karena Viktoria Berlin dan FC Hanau sama-sama meminta pertandingan digelar walau terlambat 113 tahun. Sementara itu untuk kasus Genoa-Lazio, hanya pihak Lazio saja yang meminta gelar Italia 1915 mereka dapatkan.

Apalagi fakta baru ditemukan bahwa tak ada dokumen yang menunjukkan bahwa Genoa meminta gelar juara pada Federasi Sepakbola Italia (FIGC), FIGC memutuskan sepihak. Di sinilah ketidakadilan semakin terasa bagi pihak Lazio dan lewat Mignogna upaya keadilan ini terus dilancarkan.

Pada 19 Juli 2016 lalu, menurut Orticaweb, FIGC akhirnya mengadakan pertemuan untuk membahas masalah ini. Presiden FIGC saat ini, Carlo Tavecchio, memutuskan untuk kembali mengangkat masalah ini karena adanya petisi, dengan 15 ribu lebih tanda tangan, yang mendukung Lazio bisa mendapatkan gelar juara Italia 1914/1915.

Dalam waktu dekat, pertemuan akan kembali diadakan oleh FIGC. Dari kubu Lazio optimis bahwa mereka bisa mendapatkan tuntutan mereka. Gelar Genoa mungkin tidak akan dicopot, atau tidak mungkin juga Genoa dan Lazio akan bertanding seperti yang dilakukan Viktoria Berlin dan FC Hanau karena Genoa tidak menginginkannya. Setidaknya, Lazio bisa mendapatkan gelar juara dengan status juara bersama.

Terlebih sebenarnya, jika melihat klasemen akhir yang mengantarkan Lazio ke final, Lazio saat itu memang tampil meyakinkan. Dari babak grup awal, Lazio yang menjadi runner-up grup di bawah Roman, berhasil mencetak 39 gol dari 10 pertandingan. Bergabung dengan dua kesebelasan asal Tuscan, Lucca dan Pisa, Lazio berhasil menang lima kali dan hanya kalah sekali untuk melangkah ke final.

Sementara itu Genoa sebenarnya bisa saja gagal melangkah ke final. Pada pertandingan terakhir, yang urung digelar, Genoa dijadwalkan menghadapi runner-up grup, Torino. Pada pertemuan pertama, Torino berhasil menjungkalkan Genoa dengan skor telak 6-1. Dan jika Genoa kalah pada laga tersebut, Torino-lah yang akan melangkah ke final. Meski keduanya memiliki poin sama (jika Genoa kalah), Torino unggul dalam selisih gol.

Dengan fakta di atas, apakah Lazio akan mendapatkan gelar juara Italia musim 1914/1915?

foto: commons.wikimedia.com

Komentar