Leandro Paredes, Potensi Puluhan Juta AS Roma

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Leandro Paredes, Potensi Puluhan Juta AS Roma

AS Roma selalu menerima risiko yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Mereka kerap kehilangan para pemain muda yang dipinjamkan ke kesebelasan lain. Pasalnya, para pemain muda itu kerap bermain gemilang di tempatnya dipinjamkan. Para pemain berbakat itu jarang menjadi bagian dari skuat Roma, tetapi lebih seperti aspek pendukung finansial klub.

Salah satu contohnya adalah dipinjamkannya Tin Jedvaj ke Bayer Leverkusen yang pada akhirnya dipermanenkan. Permainannya yang gemilang di Bundesliga menjadikannya bagian dari kesebelasan negara Kroasia di Piala Eropa 2016.

Selain Jedvad ada nama Alessio Romagnoli yang dipinjamkan ke Sampdoria pada dua musim lalu. Setelah kembali ke Roma, Romagnoli ogah bertahan di Roma dan mengikuti Sinisa Mihajlovic ke AC Milan pada musim lalu.

Pada bursa transfer kali ini, skenario yang sama sepertinya akan kembali terjadi pada Leandro Paredes. Pesepakbola Argentina itu dipinjamkan ke Empoli selama musim lalu. Ia dipinjamkan setelah satu musim hanya tampil sekitar 300 menit untuk Roma dan mencetak satu gol.

Paredes dipinjamkan ke Empoli karena tidak ada ruang untuknya di lini tengah Roma. Ia kalah bersaing dengan Kevin Strootman, Miralem Pjanic, Seydouk Keita, Radja Nainggolan, dan lainnya. Apalagi, saat itu Roma tidak memaksimalkan peran gelandang serang yang merupakan posisi favorit Paredes.

Kendati demikian, justru bersama Empoli ia menunjukkan teknik dan visi yang luar biasa. Walau Paredes diberikan peran baru sebagai deep-lying playmaker pada formasi 4-3-1-2 ala Marco Giampaolo, tapi ia mampu memperlihatkan teknik dan visi yang luar biasa. Paredes menunjukkan ketenangan pada seorang gelandang berusia 21 tahun saat itu.

Ia menjadi gelandang kreatif, cerdas, dan disertai teknik yang rapi. Permainannya sering menggiring bola yang risikonya itu ditujukan untuk membuka pertahanan lawan. Penguasaan bolanya itu dituntut dengan mendapatkan tekanan yang berat. Maka dari itu permainanya dibilang mirip dengan Andrea Pirlo dan titisan Juan Roman Riquelme.

Paredes juga mahir melepaskan umpan-umpan panjang untuk rekannya di dalam kotak penalti. Hanya saja, Empoli tidak memiliki penyerang yang bagus untuk memanfaatkan umpan-umpannya. Maka dari itu sumbangan asisnya untuk Empoli hanya sebanyak dua kali. Tapi ia mengirimkan 40 umpan kunci dan akurasi operannya mencapai 84 persen dari 33 penampilannya. Parades juga berhasil mencetak dua gol untuk Empoli.

Sebagai pemain muda, Parades tidak memiliki banyak kelemahan, meski kemampuannya dalam duel udara serta kekuatannya masih perlu ditingkatkan. Kelemahan yang dimiliki Parades adalah aksinya ketika bertahan. Ia terkadang terlalu agresif ketika melakukan tekel. Posisi dan waktunya melakukan tekel masih jauh dari sempurna. Hal itu dibenarkan dengan delapan kartu kuning yang diterimanya pada musim lalu. Paredes juga melakukan dua kali defensive errors. Tapi, ia masih bisa beradaptasi dan meningkatkan kemampuan bertahannya. Toh ia bisa melakukannya di Empoli selama musim lalu.

Dampaknya adalah ketertarikan beberapa klub besar Eropa kepadanya. Manchester City mulai tertarik kepada pemain 22 tahun itu. Paredes dinilai akan cocok dengan filosofi permainan Josep "Pep" Guardiola sebagai manajer baru City. Chelsea yang baru dimanajeri Antonio Conte pun ikut-ikutan mengincarnya.

Sementara di Liga Italia, AC Milan menginginkan Parades. Mereka percaya diri akan relasi yang dijalin atas penjualan El Shaarawy ke Roma. Parades dijadikan alternatif Milan yang mengincar Matias Fernandez, gelandang serang Fiorentina. Kemudian Sampdoria sempat menawar Paredes dengan status pinjaman dan opsi permanen, namun Roma menolaknya. Schalke pun meminati mantan pemain Chievo tersebut.

Lalu bagaimana dengan Roma itu sendiri? Paredes sepenuhnya menyerahkan masa depannya kepada klub dan Luciano Spalletti sebagai pelatih. Paredes sendiri dikritik Spalletti sewaktu sesi latihan karena terlalu lama menguasai bola, hal yang terbiasa dilakukan bersama Empoli.

Kendati demikian Paredes tetap ingin membela Roma musim depan. Apalagi gaya kepelatihan Spalletti dianggap mirip dengan Giampaolo. "Dia berbicara kepada saya agar memainkan bola dengan satu dan dua sentuhan saja. Saya akan melakukannya dan meningkatkan itu jika membantu tim. Mudah-mudahan pilihan saya adalah tinggal di sini, jika saya harus bekerja setiap hari, pasti saya akan melakukannya," ujar Paredes, seperti dikutip dari Roma Press.

Sejauh ini Roma memang belum mengeluarkan tanda-tanda serius untuk mendatangkan gelandang baru, apalagi mereka baru kehilangan Pjanic. Disinyalir Paredes akan dimaksimalkan sebagai Pjanic baru di skuat berjuluk I Lupi (Si Serigala) ini. Meskipun ia tampak hebat sekarang, tapi ia memang belum benar-benar bisa membuktikan sebagai pengganti Pjanic.

Potensinya untuk memikat Spalletti pun masih dipertanyakan. Jika pun dipertahankan, dicurigai jika Paredes hanya akan dijadikan keputusan potensial seharga 30 sampai 40 juta euro di tangan Walter Sabatini, Direktur Olahraga Roma. Padahal para pendukung Roma begitu yakin bahwa Parades menawarkan nilai yang lebih baik untuk jangka panjang.

Sumber lain: Bleacher Reports, Gazzetta World, SB Nation.

Komentar