Mitra Kukar Bangkit Kemudian Terjatuh Kembali

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mitra Kukar Bangkit Kemudian Terjatuh Kembali

Mitra Kukar mengalami sebuah hal tidak mengenakkan dalam lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Menjamu Bhayangkara Surabaya United di kandang mereka sendiri, di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Mitra Kukar kalah 2-3 setelah sempat mengejar ketinggalan 0-2 pada babak pertama.

Kekalahan ini sekaligus membuat Mitra Kukar gagal merangsek naik ke papan atas klasemen. Di sisi lain, BSU berhasil melompat naik ke lima besar klasemen ISC dengan 17 poin, menggeser Semen Padang yang sempat berada di posisi kelima dengan beda satu poin. Ada beberapa hal yang membuat Mitra Kukar mengalami kekalahan dalam pertandingan ini.

Sayap yang Terhentikan pada Babak Pertama

Pada babak pertama, penyerangan Mitra Kukar dari sayap-sayap benar-benar dihentikan oleh Bhayangkara Surabaya United. Pergerakan Septian David Maulana dan juga Hendra Adi Bayauw baik itu di sisi kiri maupun kanan pertahanan Bhayangkara Surabaya United mampu dinetralisir dengan baik oleh dua sosok: Putu Gede dan Fatchu Rochman.

Akibat aksi dari dua pemain ini baik Septian David maupun Hendra Bayauw menjadi terbatas pergerakannya dan tidak mampu merangsek naik ke dalam kotak penalti. Pergerakan dari sayap yang terhentikan ini pula yang membuat Marlon da Silva pada pertandingan kali ini terlihat seperti bekerja sendirian karena tidak adanya dukungan dari Septian maupun Hendra.

Asri Akbar yang diposisikan untuk menggantikan Rodrigo dos Santos pun tidak mampu memberikan umpan-umpan akurat bagi Marlon ataupun melakukan aksi yang merepotkan lewat tendangan jarak jauhnya. Pun dengan Anindito Wahyu yang minim pergerakan di area sepertiga lapangan akhir dan lebih sering melebar ke sayap. Hal ini semakin mempersulit tim Naga Mekes untuk masuk menembus kotak penalti Bhayangkara Surabaya United.

Absennya Arthur Cunha yang Berpengaruh Terhadap Lini Pertahanan

Arthur Cunha adalah sosok penting di jantung pertahanan Mitra Kukar. Kemampuannya dalam mengorganisasi permainan sekaligus membaca serangan lawan cukup baik. Ketenangannya dalam menjaga pertahanan pun memberikan perlindungan bagi penjaga gawang Mitra Kukar, Shahar Ginanjar. Oleh karenanya, absennya Arthur dalam pertandingan melawan BSU menjadi masalah tersendiri.

Terlihat dari dua gol yang terjadi pada awal-awal babak pertama, bagaimana ketidaksigapan defender-defender Mitra (Syahrizal dan Saepulloh Maulana) dalam menerima serangan dari BSU. Ditambah dengan komunikasi yang buruk antara Shahar dan para defender yang mengakibatkan dua gol bersarang ke gawang Shahar.

Kasus gol terakhir Thiago pun sama, yaitu ketika salah satu defender Mitra kurang fokus dan tidak memperhatikan pergerakan Thiago sehingga Thiago dapat dengan mudah menceploskan bola ke gawang Shahar lewat tendangan yang cukup indah.

Sempat Bangkit, dan Mulai Turun Kembali Ketika Michael Orah Ditarik Keluar

Pelatih Subangkit pun bukannya tanpa terobosan. Menyadari para winger nya kesulitan untuk merangsek masuk ke kotak penalti, ia melakukan sebuah perubahan. Anindito Wahyu yang dinilai kurang maksimal digantikan oleh Yogi Rahadian. Yogi dimasukkan di posisi Rodrigo, dan Asri Akbar diposisikan membantu Bayu Pradana menggalang lini tengah. Subangkit juga membebaskan Michael Orah dan Abdul Gamal untuk ikut membantu penyerangan sekaligus menaikkan garis pertahanan Mitra Kukar.

Hal ini mulai memberikan dampak positif bagi penyerangan Mitra Kukar. Serangan lebih variatif karena Bayauw yang ditukar posisinya dengan Septian, menjadikan Putu Gede mendapatkan lawan yang lebih sulit dari babak pertama. Selain itu, tekanan yang diterima para pemain BSU pun semakin kuat karena garis pertahanan yang meninggi.

Hasilnya tim Naga Mekes mampu menyamakan kedudukan lewat gol dari Yogi Rahadian dan Michael Orah. Namun, tim Naga Mekes yang sedang mengejar ketertinggalan harus menerima kenyataan ketika Michael Orah yang bermain baik pada babak kedua harus ditandu keluar setelah berbenturan dengan Wahyu Subo. Orah bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat karena tak sadarkan diri.

Setelah ditariknya Orah, permainan Mitra Kukar kembali mengendur. Hal inilah yang membuat BSU mulai naik menyerang dan sempat menciptakan beberapa peluang lewat Evan Dimas dan Thiago Furtuoso. Akhirnya, BSU pun mampu menyegel kemenangan di Aji Imbut setelah Thiago mencetak gol penentu pada menit-menit akhir.

***

Permainan Mitra Kukar sebenarnya sudah baik, namun, pelatih Subangkit masih perlu mengasah konsentrasi anak asuhnya. Terlihat jelas dalam kejadian dua gol pertama BSU, dan juga ketika Orah sudah keluar, fokus dan konsentrasi para pemain Mitra Kukar menurun sehingga tercipta tiga gol ke gawang Shahar Ginanjar.

Subangkit masih memiliki waktu. Ia masih bisa mengasah fokus anak asuhnya sehingga dalam pertandingan selanjutnya mampu meraih hasil mengesankan dan naik ke papan atas klasemen TSC A 2016.

Komentar