Irlandia Menang Akibat Perubahan Komposisi Pemain

Analisis

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Irlandia Menang Akibat Perubahan Komposisi Pemain

Irlandia berhasil memenuhi harapan pendukungnya untuk lolos ke babak perdelapanfinal Piala Eropa 2016. Bermain menghadapi Italia dalam pertandingan terakhir Grup E, Kamis (23/6) dini hari WIB, Irlandia berhasil menang dengan skor 1-0. Satu-satunya gol kemenangan Irlandia dicetak oleh Robbie Brady lima menit jelang pertandingan usai.

Dengan kemenangan di laga ini, Irlandia pun berhak lolos ke babak perdelapanfinal dengan status sebagai salah satu kesebelasan peringkat ketiga terbaik. Di babak perdelapanfinal, anak asuh Martin O’Neill akan berhadapan dengan Prancis yang lolos usai menjadi juara Grup A.

O’Neill membuat beberapa kejutan jelang pertandingan dimulai, di antaranya adalah tetap memainkan satu striker meski kesebelasannya buntu, hingga mengubah susunan pemain yang rutin ia pasang di dua laga perdana.

Pemilihan pemain menjadi kejutan terbesar yang dilakukan oleh O’Neill di laga ini. Dua nama pemain belakang yang tidak dipasang di dua laga sebelumnya, Shane Duffy dan Richard Keogh, dimainkan sejak pertama. Tidak hanya itu, Wes Hoolahan yang menjadi motor kesebelasan ini juga dibangkucadangkan oleh O’Neill.

Duffy sendiri bermain bagai tembok tangguh. Berdasarkan Whoscored, bek asal kesebelasan Blackburn ini bahkan memenangi sembilan kali duel udara, dua intercept, serta lima sapuan.

Pilihan O’Neill soal komposisi pemain pada akhirnya membuahkan hasil. Lini tengah yang digalang oleh Robbie Brady dan James McCarthy membuat gelandang Italia tidak bisa memberikan suplai bola kepada Simone Zaza dan Ciro Immobile di lini depan.

Matinya suplai bola ke lini depan Italia sendiri dibarengi dengan minimnya kreativitas dari lini tengah Italia. Hal tersebut didasari oleh kenyataan bahwa tiga gelandang tengah yang dimainkan oleh pelatih timnas Italia, Antonio Conte, dua di antaranya adalah seorang gelandang bertahan.

Jika melihat apa yang dimainkan oleh Conte di lapangan, Italia sebenarnya tidak melakukan perubahan. Salah satu hal yang bisa dilihat adalah formasi 3-5-2 yang ia gunakan. Selain itu, soal peran pemain Italia masih menerapkan hal yang sama seperti halnya ketika menghadapi Belgia maupun Swedia.

Salah satu kekurangan Italia di laga ini adalah keputusannya memainkan Alessandro Florenzi di posisi Emanuele Giaccherini dan Stefano Sturaro yang berperan sebagai gelandang box-to-box yang sebelumnya diisi oleh Marco Parolo.

Memainkan Florenzi di posisi Giaccherini menjadi nilai minus pertama Conte. Di laga ini, Florenzi terlihat bermain begitu dalam. Di beberapa kesempatan, ia bahkan terlihat berada di sisi Thiago Motta yang dipasang sebagai gelandang bertahan.

Selain Florenzi, penampilan Sturaro juga menjadi persoalan Conte. Diharapkan menjadi penghubung lini tengah dan depan, Sturaro juga bermain begitu bertahan. Imbas dari hal ini, Immobile yang dimainkan sebagai second striker kerap turun untuk menjemput bola.

Conte mesti membuat racikan yang tepat untuk mengarungi babak 16 besar mendatang.

ed: fva

Komentar