Perubahan Pola Serangan yang Menentukan Kemenangan Kroasia

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Perubahan Pola Serangan yang Menentukan Kemenangan Kroasia

Catatan Spanyol di Piala Eropa sungguh superior. Mereka belum terkalahkan dalam 14 laga terakhirnya di kompetisi tersebut. Total, Spanyol menang 11 kali dan imbang tiga kali. Tapi torehan itu akhirnya terpatahkan juga pada Piala Eropa kali ini. Mereka dikalahkan Kroasia dengan skor 2-1 di laga terakhir grup D Piala Eropa 2016 di Stadion Matmut-Atlantique.

Kroasia pun harus berterima kasih kepada Ivan Perisic. Sebab ialah penentu kemenangan Kroasia atas sang juara bertahan. Awalnya Kroasia kebobolan terlebih dahulu lewat gol Alvaro Morata ketika laga baru berjalan tujuh menit. Kemudian Kroasia berhasil menyamakan kedudukan pada menit 45` melalui gol Nikola Kalinic hasil umpan dari Perisic.

Barulah pada menit 87` Perisic menjadi penentu kemenangan atas golnya tersebut. Dan kali ini giliran Kalinic yang memberikan asis untuk gol Kroasia. Hal yang menarik pada laga ini adalah kedua gol tersebut diciptakan melalui sayap kiri Kroasia. Hal itu bukanlah kebetulan karena kecenderungan serangan Kroasia dialirkan melalui sisi kiri.

Kecenderungan serangan Kroasia itu merupakan perubahan taktik yang diinstruksikan pelatihnya, Ante Cacic. Sebab pada awal pertandingan, Kroasia mengandalkan umpan-umpan panjang ke sepertiga akhir pertahanan Spanyol. Umpan-umpan panjang itu dimaksudkan untuk memanfaatkan pertahanan garis tinggi Spanyol.

Seperti biasanya mereka memaksimalkan kedua bek tengahnya, Gerard Pique dan Sergio Ramos, bergerak sampai lapangan tengah untuk membantu serangan. Tapi umpan-umpan panjang Kroasia tidak terlalu berhasil. Kalinic acapkali gagal melakukan duel udara melawan dua bek tengah Spanyol itu.

Kalinic tidak bisa menjadi pemantul bola yang baik seperti Mario Mandzukic yang dicadangkan pada laga ini. Tapi ia adalah penyelesai akhir yang baik dan itu dibuktikan melalui golnya. Dan kemampuannya itu dipahami betul oleh Cacic. Sehingga ia mengubah intruksinya, yaitu mengirimkan umpan-umpan silang agar memenuhi finishing touch Kalinic.

Agar strategi itu berjalan dengan baik, kencenderungan serangan Kroasia dimaksimalkan lewat sayap kiri. Pada area itu diserahkan kepada Perisic yang semula bermain sebagai winger kanan. Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab full-back kanan Spanyol, Juanfran, tidak lebih cepat daripada Jordi Alba sebagai full-back kiri.

Sebetulnya baik Juanfran maupun Alba sama-sama aktif menyerang. Hanya saja terkadan Juanfran sering terlambat turun bertahan dibanding Alba. Dan Pique yang ditempatkan sebagai bek tengah kanan, tidak secepat Ramos yang sering menutupi kekosongan Alba.

Ancaman itu cukup menghambat serangan sayap kanan Spanyol. Sebab David Silva beberapa kali terpaksa turun untuk membantu pertahanan. Padahal kedua serangan sayap Spanyol sangat berimbang sejauh laga berlangsung. Dan faktor ini bisa terbukti melalui dua gol Kroasia yang seluruhnya terjadi melalui sayap kiri.

Komentar