Kemenangan Belgia Sebagai Jawaban Kritik Media Pada Marc Wilmots

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kemenangan Belgia Sebagai Jawaban Kritik Media Pada Marc Wilmots

Belgia akhirnya meraih kemenangan pertama dalam ajang Piala Eropa 2016. Kemenangan ini diraih usai Belgia mengalahkan Irlandia pada pertandingan kedua babak grup F dengan skor 3-0, pada Sabtu (18/6) dini hari WIB, sekaligus membuka peluang Belgia untuk lolos ke babak selanjutnya.

Pelatih Belgia, Marc Wilmots, tentunya senang akan hal ini. Bukan hanya karena timnya menang, ia merasa senang karena dapat melakukan sesuatu terhadap kritik yang diluncurkan media kepada dirinya dan timnya, kritik yang sempat membuat Belgia dipertanyakan kemampuannya sebagai tim yang menduduki peringkat kedua FIFA.

“Yah, pada intinya, menurut saya kritik itu hanya sebuah manipulasi. Kritik hanya akan membuat apa yang pernah kita lakukan sebelumnya, tiba-tiba menguap begitu saja, tak berbekas sama sekali,” ujarnya seperti dilansir ESPN FC.

“Saya hanya ingin menyalurkan energi positif kepada tim saya. Oleh karena itu, saya hanya akan bergaul dengan orang berpikiran positif, bukan negatif yang pada akhirnya hanya akan mengkritik saja,” tambahnya.

Usai kekalahan 2-0 dari Italia, beberapa pemain sempat terpengaruh mentalitasnya karena dianggap tidak menampilkan permainan yang seperti mereka tampilkan di klub. Dua pemain yang mendapat kritikan paling pedas adalah Romelu Lukaku dan Kevin de Bruyne.

Mereka adalah pemain yang dinilai gagal dalam pertandingan pertama melawan Italia. De Bruyne dianggap gagal membuka ruang bagi para pemain Belgia untuk menyerang, dan Lukaku dianggap sebagai striker mandul karena gagal mencetak gol.

Namun, dalam kemenangan kemarin, justru dua pemain ini yang menjadi sosok kunci kemenangan Belgia. Lukaku dengan dua gol yang ia cetak, De Bruyne dengan dribel-dribel dan umpan-umpan matangnya yang membuat lini tengah Belgia lebih hidup.

Disinggung mengenai hal ini, Wilmots mengatakan bahwa ia sempat menipu media. Ia bilang kepada media bahwa dirinya tidak akan memainkan De Bruyne dan Lukaku.

“Ya, saya menipu media tentang hal ini. Saya tahu bahwa mereka (De Bruyne dan Lukaku) sadar akan kritik yang sedang menerpa mereka. Saya berbicara secara pribadi dengan mereka, saya bilang kalau saya masih percaya mereka, dan akhirnya mereka pun tampil luar biasa,” ujarnya.

Sementara itu, di sisi lain, Irlandia sedang mencari cara untuk bangkit. Dalam pertandingan kemarin, mereka kalah segala-galanya dari Belgia. Para pemain Irlandia kerap dengan mudah kehilangan bola sehingga membuat serangan-serangan mereka buntu, utamanya di lini tengah.

Dalam pertandingan terakhir nanti, Irlandia akan menghadapi Italia yang sudah pasti lolos ke babak selanjutnya, sedangkan Belgia akan menghadapi Swedia. Hasil pertandingan Belgia melawan Swedia akan cukup berpengaruh terhadap langkah Irlandia ke babak selanjutnya.

Komentar