Pergantian Taktik Marc Wilmots Bawa Belgia Raih Kemenangan Perdana

Analisis

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pergantian Taktik Marc Wilmots Bawa Belgia Raih Kemenangan Perdana

Belgia menjaga asa untuk lolos dari fase grup Piala Eropa 2016. Dalam laga keduanya di Grup E, Belgia berhasil mengalahkan Irlandia dengan skor 3-0 di Stadion Matmut Atlantiue, Bordeaux, Sabtu (18/6) malam WIB. Romelu Lukaku menjadi bintang pertandingan dengan mencetak dua gol, yakni di menit ke-48 dan 70. Sementara satu gol lainnya dibuat oleh Axel Witsel.

Belgia membuat banyak perubahan, utamanya soal taktik di laga ini. Beberapa pemain yang disimpan di pertandingan pertama langsung dimainkan sejak menit pertama. Di antaranya adalah Mousa Dembele dan Thomas Meunier.

Tidak hanya Belgia, Irlandia yang di pertandingan pertama bermain imbang 1-1 dengan Swedia juga banyak melakukan perubahan. Perubahan paling kentara Irlandia di laga ini adalah perubahan formasi mereka dari 4-3-1-2 di laga pertama menjadi 4-4-1-1.

Kelemahan di Sisi Kiri Irlandia Berhasil Dimanfaatkan Belgia

Mengawali laga ini dengan penuh tekanan membuat Belgia tidak bermain baik di awal-awal laga. Bahkan hingga menit ke-15, Belgia hanya mampu melepaskan satu tembakan ke gawang Darren Randolph.

Permainan Belgia baru mulai mencair ketika laga memasuki menit ke-15. Perubahan yang dilakukan pelatih Belgia, Marc Wilmots, utamanya di sisi kanan, pun mulai membuahkan hasil. Duet sayap kanan yang diisi oleh Yannick Ferreira Carrasco dan Meunier, serta Kevin de Bruyne mulai mampu menembus sisi kiri Irlandia yang digalang oleh Robbie Brady dan Stephen Ward.

Brady yang di laga perdana dimainkan sebagai bek kiri bahkan terlihat kerap telat dalam memberikan bantuan kepada Ward yang diberondong pemain Belgia. Hasilnya beberapa kali pemain Belgia mampu melepas crossing dari sisi kanan.

Setelah beberapa kali ditembus, Irlandia akhirnya harus merelakan gawang mereka dibobol. Melalui sebuah serangan balik di menit ke-48, de Bruyne mampu melakukan sebuah penetrasi hingga ke sepertiga terakhir pertahanan lawan akibat tidak adanya penjagaan dari Ward.

De Bruyne pun memberikan sebuah bola ke Romelu Lukaku yang tidak terkawal di depan kotak penalti Irlandia. Dengan hanya sekali kontrol, Lukaku melepas tembakan yang tidak mampu ditepis Randolph. Belgia 1 Irlandia 0.

Gol tersebut nyatanya tidak membuat pelatih Irlandia, Martin O’Neill belajar mengenai buruknya sisi kiri anak asuhannya. Kali ini giliran Brady yang tidak menutup umpan silang Meunier. Umpan silang tersebut pada akhirnya mampu dimanfaatkan oleh Axel Witsel untuk mengubah skor menjadi 2-0.

Sisi kiri kembali menjadi aib Irlandia. Berawal dari akselerasi Eden Hazard yang berhasil lepas dari pressing pemain Irlandia, Romelu Lukaku berhasil menambah catatan golnya di laga ini menjadi dua.

Perubahan Gaya Bermain Kevin de Bruyne

Di laga pertama, Belgia memasang tiga gelandang serang sekaligus, yakni Eden Hazard, Marouane Fellaini, dan Kevin de Bruyne. De Bruyne sendiri tidak bermain begitu baik di laga tersebut. Dalam beberapa kesempatan, perannya sering bertabrakan dengan Fellaini yang diinstruksikan menyerang dari tengah.

Di pertandingan melawan Irlandia, Wilmots tahu benar cara memanfaatkan de Bruyne. Dipasang sebagai gelandang serang tengah, de Bruyne tidak hanya merepotkan gelandang tengah Irlandia saja, tapi juga kedua sisi sayap anak asuh O’Neill.

Peran yang dimainkan oleh de Bruyne pun begitu mirip dengan apa yang dilakukan oleh Manuel Pellegrini di City. Tugas yang ia mainkan semakin mudah dengan keberadaan Mousa Dembele yang lebih ofensif ketimbang yang ditunjukkan oleh Radja Nainggolan di laga pertama.

Dari catatan statistik di laga ini, de Bruyne berhasil membuat tujuh umpan berbuah peluang serta 11 umpan silang. Akurasi umpan de Bruyne pun meningkat dari 78% di laga pertama menjadi 87% di laga ini. Ia tidak hanya mengatur tempo serangan Belgia, tapi juga membuat dua winger Belgia bermain lebih efektif.

***

Pergantian taktik dan formasi yang diterapkan oleh Marc Wilmots nyatanya berhasil di laga ini. Upayanya untuk mengganti Laurent Ciman, Radja Nainggolan, dan Marouane Fellaini terbukti berhasil, setelah pengganti ketiganya bermain begitu baik.

Kemenangan ini membuat Belgia untuk sementara duduk di posisi kedua dengan tiga poin. Peluang mereka untuk lolos ke babak perdelapanfinal sementara ini terjaga. Meski demikian, mereka harus tetap all out agar peluang ini tidak sirna di pertandingan terakhir.

Komentar