Menang 2-0 atas Albania, Prancis ke Perempatfinal Piala Eropa

Berita

by redaksi

Menang 2-0 atas Albania, Prancis ke Perempatfinal Piala Eropa

Albania tak mampu bertahan lebih lama, setelah selama hampir 90 menit mampu menahan imbang Prancis 0-0. Namun, tepat pada menit ke-90, Antoine Griezmann menjadi mimpi buruk buat Taulant Xhaka dan kolega setelah sundulannya menjadi pembeda. Kiper Albania, Etrit Berisha, bahkan mesti memungut bola untuk kedua kalinya setelah pada menit kelima injury time, Dimitri Payet berhasil menambah skor. Kedudukan pun berubah menjadi 2-0 untuk kemenangan Prancis yang membuat Les Blues menjadi kesebelasan pertama yang lolos ke babak perempatfinal.

Prancis sejatinya lebih menguasai pertandingan. Hingga menit ke-21, Olivier Giroud dan kolega telah melepaskan empat attemps berbanding satu attemps milik Albania. Namun, setelah menit ke-21, serangan Prancis mengendur, sementara Albania mencoba melawan. Salah satu peluang Albania terjadi pada menit ke-39 saat Andi Lila melepaskan umpan mendatar dari tendangan sudut. Bola yang mengarah kepada Ermir Lenjani langsung mengarah ke gawang, tapi berhasil diblok Patrice Evra sehingga bola pun kembali keluar lapangan.

Prancis tidak bermain semenggigit biasanya. Penampilan Olivier Giroud pun tidak begitu menawan. Penyerang Arsenal tersebut diganti Andre Pierre-Gignac pada menit ke-77. Terdapat perubahan dalam tubuh Prancis ketimbang pertandingan pertama. Griezmann baru masuk pada menit ke-68 sementara Paul Pogba baru masuk pada menit ke-46 menggantikan Anthony Martial.

Pergantian ini pun begitu dirasakan oleh Pelatih Prancis, Didier Deschamps. Menurut pelatih kelahiran 15 Oktober 1968 tersebut ketiga pergantian yang dilakukan memberikan dampak yang teramat besar. "Pogba lebih kepada keputusan taktikal. Dengan sistem itu aku pikir kami membutuhkan dua pengeruk di tengah lapangan," ucap Deschamps, "Biasanya pemain yang datang dari bench bisa membuat perubahan. Itu terjadi di partai pembuka, dan terjadi lagi sekarang."

Gol pertama Prancis berasal dari umpan silang Adil Rami di sisi kanan serangan Prancis. Bola yang melambung berhasil disundul oleh Griezmann yang berdiri tidak terjaga. Bola sundulan Griezmann melesat ke sisi kanan gawang Berisha yang membuat kiper Lazio tersebut berdiri tak berdaya.

Sementara itu, gol kedua Prancis berasal dari serangan balik yang diinisiasi umpan panjang Pogba pada Gignac. Gignac sejatinya mampu mengontrol bola dan membuat peluang. Namun, pemain kesebelasan Tigres tersebut terpeleset dan terjatuh. Bola liar pun mengarah kepada Payet yang mengontrol bola dan melakukan tusukan. Dengan kaki kanannya, Payet melepaskan tembakan keras yang menggandakan gol Prancis menjadi 2-0. Hingga peluit dibunyikan wasit, Prancis tetap unggul 2-0.

Payet pun memberikan kontribusi maksimal. Sepanjang pertandingan, pemain West Ham United tersebut melepaskan enam umpan kunci dan tiga attemps yang satu di antaranya menjadi gol.

"Payet bermain lebih konsisten," tambah Deschamps, "Dia selalu memiliki kemampuan dan banyak kepercayaan diri. Kini, dalam situasi satu lawan satu, dia selalu siap untuk bertarung."

Deschamps pun menilai kalau Albania memberikan perlawanan yang kuat dengan bermain menggunakan hati dan jiwa. "Albania bertahan dengan bagus dan punya kemampuan memberikan serangan balik. Kami bisa saja mencetak gol lebih cepat karena kami punya banyak peluang. Saat pertandingan tak ada gol, itu adalah hasil yang bagus buat Albania. Selalu sulit menghadapi kesebelasan yang bermain begitu ketat," ucap Deschamps.

Sementara itu, Pelatih Albania, Gianni De Biasi, mengapresiasi anak asuhnya yang hampir mampu menahan imbang Prancis. "Tim kami berhasil bertahan hingga akhir, tapi kami tak bertahan selamanya. Di babak pertama, dan pada awal babak kedua, kami punya kesempatan yang bagus," ungkap De Biasi, "Kalau Anda tak mencetak gol, Anda tak akan mendapatkan hasil. Kami bermain bagus dan mampu menahan Prancis."

Usai pertandingan, para pemain Albania datang dengan kepala tertunduk saat memasuki ruang ganti. "Namun, aku bilang pada mereka untuk bangga pada diri mereka sendiri dengan cara mereka bermain menghadapi kesebelasan yang punya lebih banyak kemampuan. Kami membuat banyak masalah buat Prancis," tutur Biasi.

De Biasi berujar bahwa kesebelasan yang lebih kecil di turnamen amat bergantung pada organisasi permainan yang ketat dan komitmen. "Sepakbola menjadi lebih taktikal. Jika Anda melihat Liga Primer Inggris, Anda punya contoh Leicester City dan apa yang mereka raih tahun ini. Tidak ada yang bisa memprediksi itu," kata Biasi.

Albania kini membutuhkan kemenangan di pertandingan terakhir menghadapi Rumania. Kemenangan membuat peluang mereka lolos ke babak 16 besar meningkat lewat jalur peringkat ketiga.

Komentar