Eiffel Masih Menunggu Pembuktian darimu, Ibra

Cerita

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Eiffel Masih Menunggu Pembuktian darimu, Ibra

Masih ingat tentang keinginan Zlatan Ibrahimovic untuk mengganti Menara Eiffel dengan patung dirinya? Ia menginginkan bangunan ikonik Prancis yang telah berdiri selama 127 tahun itu diganti dengan dirinya. Hal itu dilakukan untuk membuktikan bahwa ia merupakan pemain paling berpengaruh di Liga Prancis saat ini.

Tak hanya Eiffel yang terkena imbas dari sifat arogannya. Bahkan Presiden Prancis, François Hollande, juga sempat diolok olehnya. Ibra mengatakan bahwa ia lebih berjasa dibandingkan pria yang telah menjabat sebagai presiden sejak empat tahun yang lalu.

Aksinya saat membela timnas Swedia yang berhadapan dengan Republik Irlandia pada partai babak grup E bisa menjadi jawaban atas kelayakannya menjadi sebuah ikon di Prancis. Di laga tersebut Ibra gagal mencetak gol seperti hobinya bersama PSG. Bahkan ia dinilai bermain buruk. Pemain kelahiran Malmö itu melakukan empat tembakan yang semuanya tidak mengenai sasaran.

Selain itu ia juga tercatat sebagai pemain yang paling sering terperangkap jebakan offside pada laga tersebut, dengan total tiga kali. Tak hanya itu, penyerang bertinggi badan 195 cm itu telah enam kali kehilangan bola dan merupakan jumlah yang terbanyak dari semua pemain.

Memang butuh sedikit keberuntungan untuk membawa Swedia meraih hasil imbang di laga perdananya. Gol bunuh diri yang diciptakan oleh Ciaran Clark berasal dari sepakan kaki Ibra yang berniat mengirimkan bola ke mulut gawang. Penggawa Aston Villa tersebut salah mengantisipasi sehingga membuat si kulit bundar masuk ke gawangnya sendiri yang akhirnya menyelamatkan Swedia dari kekalahan.

Menariknya laga pertama Grup E itu berlangsung di Stade de France yang terletak di Saint-Denis, wilayah yang tak jauh dari Paris. Saint-Denis hanya berjarak 9,4 km di sebelah utara kota tempat Menara Eiffel berdiri.

Ibra memang berjaya di Prancis ketika berseragam PSG. Selama empat musim ia berhasil menyumbangkan empat gelar Ligue 1 secara beruntun. Selain itu ia juga membawa Les Parisiens meraih dua kali Coupe de France serta tiga kali Coupe de la Ligue dan Trophée des Champions.

Gelar individual juga ditorehkannya di Prancis, Ibra ditahbiskan menjadi pemain terbaik serta pencetak gol terbanyak Ligue 1 sebanyak tiga kali. Ia juga berhasil mengukir rekor sebagai pemain tercepat yang mampu mencetak hat-trick di Ligue 1, dengan catatan waktu sembilan menit.

Dari segi produktivitas, jelas tak ada yang meragukan kualitasnya. Ibra berhasil menyamai rekor Vahid Halilhodžić dengan selalu mencetak gol pada sembilan laga secara beruntun. Selain itu torehan 38 golnya di musim ini merupakan yang terbanyak kedua setelah Josip Skoblar sepanjang sejarah Ligue 1.

Ironisnya kiprahnya bersama Swedia berbanding terbalik dengan prestasi yang ditorehkannya di Kota Mode. Alih-alih mencicipi gelar untuk sekadar membawa The Blue-Yellow berlaga di turnamen internasional secara kontinyu saja ia tak mampu. Sebagai gambaran, dalam dua ajang terakhir Piala Dunia, Swedia tak ikut serta karena gugur di babak kualifikasi.

Di babak kualifikasi grup Piala Dunia 2010 mereka hanya menghuni peringkat ketiga Grup 1 dan dipastikan gagal untuk tampil di Afrika Selatan. Empat tahun berselang, mereka kembali menorehkan hasil buruk, setelah dihentikan oleh Portugal di babak play-off dengan agregat 4-2.

Sementara di ajang Piala Eropa, Swedia juga bukan merupakan tim unggulan. Pencapaian terbaik Ibra hanya ketika berhasil membawa Swedia menembus babak perempat final di Portugal 2004. Selanjutnya mereka selalu gagal untuk lolos dari fase grup.

***

Untuk meyakinkan semua orang akan pengaruh besarnya di Prancis, Ibra harus memberi pembuktian lebih. Membawa PSG menjadi kekuatan dominan di Prancis memang hebat. Namun, tim yang bermarkas di Parc des Princes itu juga berisikan pemain bintang yang merata di semua lini yang mampu memfasilitasi semua kebutuhan Ibra sebagai pencetak gol.

Namun bersama Swedia? Ibra ia hanya bermain imbang dengan Republik Irlandia yang notabene merupakan tim lemah karena berasal dari Pot 4. Ujian sesungguhnya baru akan ia hadapi saat melawan dua kandidat juara ajang Piala Eropa kali ini. Ia akan memimpin negaranya melawan Italia di Stadium Municipal, Toulouse, dan Belgia di Allianz Riviera yang terletak di Nice.

Eiffel masih menunggu pembuktian darimu Ibra..

Foto: Pixabay, Wikimedia

Komentar