Inggris vs Rusia: Hati-hati Pertahanan Masing-masing

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Inggris vs Rusia: Hati-hati Pertahanan Masing-masing

Inggris akan menghadapi pertandingan pembuka Grup B Piala Eropa 2016 melawan Rusia di Stade Vélodrome, Marseille, pada pukul 02:00 WIB dini hari nanti nanti. Perjalanan sempurna Inggris di babak kualifikasi ditambah pada tiga pertandingan pemanasan tidak bisa membuat para pendukung Inggris berbesar hati, terutama karena Inggris memang ahlinya untuk mengecewakan ekspektasi.

Waktu sudah banyak berlalu ketika Roy Hodgson hanya mau memainkan 4-4-2 yang kaku. Sekarang ia sudah beberapa kali menerapkan 4-3-3 yang lebih dinamis atau 4-4-2 berlian yang membuat mereka menang 3-2 atas Jerman padahal sebelumnya mereka sudah ketingalan 2-0 terlebih dahulu di pertandingan persahabatan.

Potensi sistem terbaik Inggris memang ada pada Harry Kane, Jamie Vardy, dan Bamidele Alli. Hal ini membuat pekerjaan rumah tersendiri bagi Hodgson untuk mencari posisi terbaik kaptennya, Wayne Rooney. Rooney selama ini ditempatkan sebagai puncak dari formasi berlian, yang artinya ini juga adalah posisi terbaik Alli.

Sebuah solusi bagi Hodgson jika ingin memainkan Rooney dan Alli bersamaan bisa saja dengan merefleksikan apa yang Mauricio Pochettino lakukan di Spurs, yaitu bermain tanpa winger (ini bukan berita bagus untuk Raheem Sterling), sehingga akan menempatkan Alli di posisi wide attacker kiri dan James Milner, Adam Lallana, atau Ross Barkley di wide attacker kanan.

Di posisi ini lah Alli bisa bermain segemilang musim lalu dengan mencetak 55 peluang, 9 asis, 10 gol, dan akurasi tembakan mencapai 60%. Ini akan membuat Rooney bisa berperan lebih ke dalam, yaitu pada posisi gelandang, bersama satu gelandang lainnya (bisa Jack Wilshere atau Jordan Henderson) dan menempatkan Eric Dier sebagai gelandang bertahan tunggal.

Sementara Leonid Slutsky, pelatih Rusia, tidak terlalu suka sepakbola pressing, sehingga itu sering membuatnya memasang dua gelandang bertahan dengan hanya satu gelandang yang benar-benar gelandang bertahan, dengan gelandang satunya lagi biasanya merupakan box-to-box.

Tipikal Rusia dan Slutsky yang tidak memfavoritkan sepakbola menekan ini akan membuat keuntungan tersendiri bagi Inggris di mana mereka bisa menerapkan counter-pressing melalui penekanan pada positioning para pemainnya.

Inggris juga bisa jadi tidak rentan diserang balik menuju area melebar karena kedua bek tengah atau Dier bisa langsung menyambut bola hasil counter-attack di sisi lapangan tersebut.

Namun dari semua pembahasan di atas, ada kabar buruk mengenai lini pertahanan kedua kesebelasan. Pertahanan Inggris dan Rusia selalu menjadi sorotan. Untuk Inggris, penampilan gemilang Chris Smalling, Gary Cahill, dan John Stones di kesebelasan klub mereka tidak benar-benar tercermin di negara mereka.

Sementara Slutsky yang selalu memilih pemain CSKA Moscow juga menjadi sorotan. Pemain CSKA yang begitu kental di Rusia ini sangat tercermin dari pemilihan Igor Akinfeev (penjaga gawang) serta duet bek tengah Sergei Ignashevich dan Vasili Berezutski.

Mereka bertiga sudah menjadi jagoan di lini pertahanan Rusia selama satu dekade lebih. Hal ini bisa jadi positif, tapi juga negatif, terutama karena Ignashevich sudah berusia 36 tahun dan Berezutski akan berusia 34 tahun pada 20 Juni nanti, membuat mereka bisa saja dieksploitasi oleh kecepatan dari lawan-lawan mereka.

Prediksi

Inggris menjanjikan (tapi jangan percaya janji), sementara Rusia sudah mengalami 3 kekalahan dalam 4 pertandingan terakhirnya. Pertandingan nanti bukan soal percaya diri dan percaya janji, tapi lebih kepada siapa yang bisa bertahan lebih baik. Lagi-lagi, Inggris lebih memiliki potensi. tapi kita juga tidak boleh melupakan dua pemain sayap Rusia, Aleksandr Kokorin di kanan dan Oleg Shatov di kiri yang bisa menyediakan kecepatan, ditambah dengan penyerang mereka, Artyom Dzyuba.

Slutsky lebih senang memakai 4-2-3-1 dengan tipikal penyerang tunggal yang cepat seperti Seydou Doumbia atau Ahmed Musa di CSKA. Di Rusia, ia memiliki Dzyuba yang mencetak 29 gol di seluruh kompetisi untuk Zenit St. Petersburg.

Tapi Ignashevich dan Berezutski yang harus menghadapi Kane, Vardy, dan Alli juga pasti akan kelabakan (di atas kertas). Kedua kesebelasan sepertinya akan berhasil mencetak gol, hanya tinggal bagaimana saja Hodgson bisa melakukan perubahan strategi yang bisa memecahkan kebuntuan bagi The Three Lions.

Jika Hodgson peka, ia pasti sadar kalau ia sudah mendapat contekan yang begitu jelasnya dari Mauricio Pochettino.

Komentar