Spanyol dengan Racikan Formula Baru dari Vicente del Bosque

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Spanyol dengan Racikan Formula Baru dari Vicente del Bosque

Tim Nasional (Timnas) Spanyol begitu ironis pada Piala Dunia 2014 di Brasil. Berpredikat sebagai juara bertahan, mereka tidak lolos ke babak 16 besar. Tapi wajar, karena grup B yang ditempati Spanyol agak sulit karena keberadaan Belanda, Chili dan Australia. Tapi catatan yang paling mencoreng Spanyol saat itu harus menanggung malu dibantai 1-5 oleh Belanda.

Maka gelar juara bertahan Piala Dunia telah hilang dari kesebelasan berjuluk La Furia Roja itu. Kini status juara bertahan Spanyol hanya masih berlaku di ajang Piala Eropa, dan gelar itu akan dipertaruhkan skuat besutan Vincente Del Bosque di Prancis saat ini. Del Bosque tidak ingin gelar juara bertahan bisa dipermalukan lagi seperti Piala Dunia. Saat Piala Dunia jugalah bagaimana kekuatan Spanyol sudah usang di hadapan lawan-lawannya.

Maka dari itu Del Bosque mengubah formulasi untuk skuat Spanyol saat ini. Hal itu bisa dilihat melalui pemanggilan pemainnya yang lebih merata. Saat Piala Dunia, pemain-pemain dari Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid, lebih mendominasi. Barcelona menyumbang tujuh pemain, sedangkan dua kesebelasan asal Kota Madrid itu masing-masing menyumbangkan empat pemain. Tapi kali ini terdapat pengurangan pemain dari tiga kesebelasan itu. Del Bosque hanya memanggil empat pemain Barcelona, dan dua pemain masing-masing dari dua kesebelasan asal Kota Madrid. Walau masih ada beberapa pemain bekas tiga kesebelasan itu, setidaknya tensi El Clasico (Barcelona VS Real Madrid) saat ini lebih berkurang dibanding Piala Dunia 2014.

Di luar faktor tersebut, perubahan juga terjadi seperti tidak dipanggilnya Diego Costa, Fernando Torres, Javi Martinez, Juan Mata, Pepe Reina, dan Santi Cazorla. Atau keheranan kepada Del Bosque karena tidak memanggil Saul Niguez yang sedang meroket bersama Atletico dalam satu musim terakhir ini. Del Bosque justru memanggil nama-nama yang cukup kental dengan bangku cadangan seperti Marc Bartra dan Lucas Vazquez.

Di sisi lain, Del Bosque beralasan jika pemanggilan pemain-pemainnya itu karena soal kebugaran. Sebab ia tidak ingin para pemain miliknya berguguran karena kendala kebugaran atau cedera di tengah-tengah kompetisi. Alasan itu bisa diwajarkan jika ditujukan kepada Martinez, Torres, atau Cazorla, namun bagaimana dengan Mata? Mungkin karena inkonsistensinya bersama United yang bisa dijadikannya sebagai alasan. Tapi bagaimana dengan Saul Niguez, mungkin alasannya karena Andres Iniesta dan Thiago Alcantara lebih matang dibanding dengannya.

Kendati demikian, acungan jempol untuk Del Bosque yang memberikan kesempatan kepada Sergio Rico, Hector Bellerin, Mikel San Jose, Bruno Soriano, Alvaro Morata, Aritz Aduritz, dan Nolito. Mereka telah menyegarkan skuat Spanyol saat ini yang lebih merata. Bahkan Sergio, Bellerin, dan Morata, merupakan pemain yang masih berusia muda.

Pemanggilan-pemanggilan beberapa wajah baru itu tidak sekadar untuk menghiasi bangku cadangan, namun ada beberapa pemain yang cocok dengan skema permanan Del Bosque. Nolito dan Aduriz contohnya. Mereka sering dimainkan Del Bosque selama pertandingan uji tanding sebelum Piala Eropa 2016 dimulai.

Warna Baru di Lini Depan

Persiapan Del Bosque untuk Piala Eropa 2016 lebih variatif. Sekali lagi, ia tidak ingin Spanyol kembali usang seperti Piala Dunia 2014. Del Bosque tidak hanya mengandalkan formasi 4-3-3, terkadang ia mencoba 4-1-4-1, 4-5-1 atau 4-2-3-1, selama uji tanding sebelum Piala Eropa 2016. Tapi pada dasarnya 4-3-3 akan tetap diandalkan dalam racikan strateginya.

Hanya saja yang paling memusingkan adalah posisi penjaga gawang. Masih sulit memilih antara David de Gea atau Iker Casillas. De Gea adalah kiper yang tampil konsisten setiap musimnya bersama Manchester United, sementara Casillas adalah panutan di skuat dari Negeri Matador itu. Tapi tampaknya De Gea lebih berpeluang sebagai kiper utama. Sebab jika ditinjau dari beberapa partai uji tanding terakhir, Del Bosque lebih memilih De Gea ketika menghadapi kesebelasan sulit seperti Italia.

De Gea akan dibentengi dua bek tengah beraroma El Clasico dalam diri Gerard Pique dan Sergio Ramos. Di sektor itulah Del Bosque dipusingkan soal rotasi. Sebab pemanggilan Bartra agak membingungkan karena ia lebih sering dicadangkan Barcelona selama musim lalu. Maka ini waktunya bagi Del Bosque untuk membiarkan Mikel San Jose dari Atletico Bilbao untuk unjuk gigi.

Dua bek tengah Spanyol akan diapit Jordi Alba sebagai full-back kiri dan Juanfran di sisi kanan. Untuk posisi ini, Del Bosque tidak perlu khawatir karena Cesar Azpilicueta bisa menjadi pengganti sebagai full-back kiri maupun kanan. Dan tentunya Del Bosque perlu mencoba darah segar dari Hector Bellerin.

Kemudian beralih ke sektor gelandang yang menjadi keunggulan skuat ini. Spanyol memiliki pemain berkualitas yang melimpah untuk kekuatan lini tengahnya. Tapi untuk tiga posisi di lini tengah, tampaknya Del Bosque akan memilih Andres Iniesta, Cesc Fabregas dan Sergio Busquets. Ia juga memiliki pilihan lain dalam diri Thiago Alcantara, Koke dan Bruno Soriano. Khusus nama terakhir, Bruno bukanlah pemain sembarangan. Ia adalah gelandang bertahan andalan Villareal yang tampil baik selama musim lalu.

Sementara David Silva sepertinya akan dimaksimalkan sebagai winger kiri di salah satu dari tiga pemain depannya. Namun untuk winger kanan, Del Bosque masih mempertimbangkan Nolito, Lucas Vazquez, atau Pedro Rodriguez. Tapi sepertinya Nolito akan lebih dipilih untuk mengisi pos tersebut, mengingat ia tidak tergantikan selama empat uji tanding Spanyol terakhir.

Nolito juga bisa bermain sebagai winger kiri jika harus menggeser Silva. Bahkan Nolito juga bisa memainkan peran false nine jika ditugaskan menjadi penyerang tengah Spanyol. Di sisi lain, Del Bosque bisa memilih antara Alvaro Morata atau Aritz Aduriz sebagai penyerang tengah. Jika ditinjau dari permainan Spanyol selama uji tanding, penyerang tengah Spanyol lebih difungsikan sebagai pemantul bola. Dan proporsi tubuh Aduriz lebih menunjang menjalankan tugas tersebut dibandingkan Morata.

Tapi pada dasarnya baik Aduriz dan Morata sama-sama baik menjalankan peran itu. Toh Nolito bisa mencetak dua gol setiap pertandingan. Setiap golnya itu dicetaknya baik ketika Morata atau Aduriz yang menjadi penyerang tengah pada dua laga uji tanding sebelum Piala Eropa 2016. Pada intinya, Del Bosque bukan hanya lebih merata dalam skuatnya kali ini, namun ia mencoba membangun fondasi awal untuk masa depan Spanyol.

ed: fva

Komentar