Sebuah Pledoi dari Maut untuk Flare yang Disulut

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Sebuah Pledoi dari Maut untuk Flare yang Disulut

Oleh: Ahmad Indra Pranata*

Regulasi layaknya sebuah koin yang memiliki dua sisi. Dalam sebuah regulasi, sisi tersebut bisa kita lihat sebagai pro dan kontra. Regulasi terkait flare, smoke bomb, dan kembang api menjadi bahasan menarik di khalayak pecinta sepakbola. Tulisan ini dibuat sebagai penengah antara keduanya, antara yang pro dan kontra, yang secara khusus dalam bidang kesehatan.

Menurut Wikipedia, Flare atau suar adalah suatu bentuk pyrotechnic yang menghasilkan cahaya yang sangat terang atau panas tinggi tanpa menghasilkan ledakan. Suar digunakan untuk memberi tanda, penerangan, dan alat pertahanan militer. Suar juga digunakan dalam dunia olahraga, terutama sepakbola, sebagai media untuk mendukung tim kebanggaan atau hiburan di dalam stadion. Selain cahaya dan panas, flare juga akan menghasilkan asap. Sementara itu, smoke bomb adalah suatu benda (yang bisa dibuat sendiri) yang dari proses pembakarannya akan menghasilkan asap tebal dan pekat.

Menurut FIFA flare, smoke bomb dan fireworks masuk ke dalam kategori pyrotechnic. FIFA tidak melarang secara langsung penggunaan benda-benda ini. Regulasi terkait pyrotechnic diserahkan kepada federasi di tiap negara. Saya berikan contoh dari Federasi Sepakbola Inggris, FA. Dalam sebuah jajak pendapat yang diambil dari para penggemar klub Liga Premier Inggris, didapatkan 87% dari 1,635 orang menegaskan bahwa pyrotechnic berbahaya dalam pertandingan sepakbola, baik dari sisi kesehatan maupun keamanan.

Di Inggris, kepemilikan flare, kembang api, dan smoke bomb tidak dilarang asalkan tidak dibawa ke tempat umum. Jika Anda kedapatan membawa ketiganya ke stadion atau pertandingan sepakbola, Anda akan dikenakan kurungan sampai dengan 3 bulan penjara, larangan menghadiri pertandingan sepakbola selama 3 tahun, dan larangan melihat timnas Inggris bermain di luar negeri (The Sporting Events [Control of Alcohol etc.] Act 1985).

Pihak Premier League dalam rilis resmi mereka menulis, "They (Pyrotechnic) contains chemicals and burn at temperature 160°C, the melting point of steel. They are dangerous for those with Asthma or breathing difficulties and can cause panic in a tightly packed crowd. They are not designed for use in confined spaces and it is illegal to enter a football stadium with one and set it off."

Secara sederhana dapat diartikan jika pyrotechnic terbakar dalam suhu tinggi, menghasilkan asap yang pekat, yang buruk untuk kesehatan.

Pyrotechnic dan kesehatan

Tiada asap jika tidak ada api. Suatu pepatah lama yang sering kita dengarkan. Flare menghasilkan api dan asap, sedangkan smoke bomb menghasilkan asap yang sangat pekat. Secara kimia, pembakaran adalah suatu rentetan reaksi kimia antara suatu bahan dengan oksidan, disertai dengan produksi panas dan cahaya. Dibutuhkan oksigen (O2) dalam proses pembakaran, dan menghasilkan berbagai gas buang (yang kita lihat sebagai asap). Gas yang dihasilkan pun berbeda-beda, bisa karbondioksida (CO2) jika pembakarannya sempurna, dan karbonmonoksida (CO) jika pembakarannya tidak sempurna.

Lalu, apakah ada hubungan pembakaran pyrotechnic dengan kesehatan? Tentu saja ada, dan itu nyata. Kita memang tidak tahu, apa saja komponen di dalam flare atau smoke bomb. Namun, yang pasti akan terbentuk gas CO2, CO, atau gas lainnya dan "mengambil" O2 di sekitarnya. Baik CO2 maupun CO sangatlah beracun untuk manusia. Yang lebih berbahaya jika dinyalakan di tempat yang sempit, tertutup, dan banyak orang, seperti di stadion sepakbola.

Jika kita mengingat kembali pelajaran SMA, CO2 (Karbondioksida) adalah gas sisa yang dikeluarkan oleh tubuh manusia. Manusia lebih membutuhkan oksigen daripada karbondioksida. Pertukaran oksigen dan karbondioksida akan terjadi di paru-paru, tepatnya di alveolus. Proses pertukaran kedua gas tersebut akan maksimal, ketika jumlah oksigen di lingkungan lebih banyak daripada jumlah karbondioksida.

Saat flare dibakar, maka oksigen di lingkungan akan berkurang karena oksigen diperebutkan oleh ribuan orang yang berada di stadion, dan juga oksigen digunakan dalam proses pembakaran flare/smoke bomb. Jika hal ini terjadi, maka pasokan oksigen yang masuk ke dalam tubuh akan berkurang, dan kadar Karbondioksida di dalam tubuh akan meningkat. Inilah awal dari proses keracunan karbondioksida.

Proses keracunan karbondioksida tidak separah keracunan gas CO. Ketika konsentrasi gas CO2 di udara lebih tinggi dari oksigen, tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen dengan maksimal. Kadar karbondioksida yang tinggi di dalam darah akan menyebabkan organ-organ dalam kekurangan oksigen. Gejala keracunan akan mulai muncul, seperti pusing, lemas, mual, dan muntah.

Karbonmonoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna. Gas ini adalah hasil dari pembakaran yang tidak sempurna. CO berdampak buruk bagi kesehatan, bahkan jika terpapar dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan kematian. Bagaimanakah prosesnya?

Ketika kita menghirup gas CO (hasil dari pembakaran flare atau smoke bomb), gas ini akan masuk ke dalam paru-paru dan akan terjadi pertukaran gas. Gas CO akan masuk ke dalam pembuluh darah, berikatan kuat dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin (HbCO). Kekuatan ikatan Hb dengan CO ini 240x lebih kuat daripada HbO2, hal ini akan membuat O2 tidak bisa berikatan dengan Hb sehingga tidak ada oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan suatu keadaan yang dinamakan hipoksia, atau kekurangan oksigen di dalam tubuh.

Ketika tubuh kekurangan oksigen, akan mulai muncul gejala seperti pusing, lemas, mual, muntah, kelelahan, kebingungan. Karena ikatan Hb dan CO yang sangat kuat, tidak mudah untuk mengeluarkan CO dari dalam darah. Jika tidak segera ditangani, kematian tidak akan terhindarkan. Bagi penderita asma, atau penyakit paru obstruksi menahun, kehadiran asap yang pekat akan menimbulkan eksaserbasi (kekambuhan) penyakit mereka.

Panas tinggi yang dihasilkan oleh pembakaran flare bisa menyebabkan luka bakar jika terkena bagian tubuh yang tidak terlindungi. Belum lagi jika flare atau kembang api digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ingat pada 2012, bagaimana kaki Iqbal Samad terluka karena terkena kembang api yang dinyalakan oleh suporter?

Regulasi

Ketika PT Liga Indonesia menjadi operator liga, pyrotechnic diperbolehkan untuk dinyalakan ketika peluit akhir pertandingan berbunyi. Namun, di era PT. GTS, pyrotechnic tidak diperbolehkan dinyalakan sampai satu jam setelah pertandingan berakhir. Larangan tersebut dibayangi dengan sanksi berat; yang berupa denda sampai laga usiran.

Di sini penulis tidak mendukung larangan penggunaan pyrotechnic, karena penulis juga menganggapnya sebagai hiburan dalam pertandingan sepakbola; suatu hal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk datang ke stadion. Penulis lebih peduli terkait dengan masalah kesehatan.

Dalam dunia ultras, dikenal sebuah ungkapan “You will never understand if you’re not one of us” Dalam dunia kesehatan, dikenal juga istilah “kamu akan menyesal setelah kamu merasakannya”. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk meminimalkan bahaya dari pyrotechnic, di antaranya:

  • Menggunakan masker/alat pelindung muka saat ada flare dan smoke bomb dinyalakan,
  • Nyalakan saat pertandingan selesai, ketika pemain sudah tidak berada di tengah lapangan.
  • Jika memiliki riwayat asma atau penyakit pernapasan segera menjauh dari asap,
  • Jika merasa pusing atau mual segera menjauh dari asap dan cari tempat yang lapang bebas asap,
  • Gunakan sarung tangan saat Anda menyalakan flare,
  • Jika Anda membawa anak kecil jauhkan dari asap flare atau smoke bomb.
  • Jangan arahkan/lempar flare, smoke bomb, kembang api ke arah lapangan.

Sebagai manusia dewasa, kita mempunyai hak untuk mengambil suatu keputusan. Kita juga bisa memilah mana yang baik dan buruk. Regulasi ataupun apapun, tidak ada yang lebih penting dari keselamatan atau kesehatan anda. Silahkan jika ingin berpesta, namun pikirkan juga kesehatan, karena kita bukan kucing yang (katanya) memiliki 9 nyawa. Maybe, Ultras is your way of life, but you just have one life.

*Penulis berakun twitter @mamas_ahmad. Katanya seorang "Dokter Kecil". Tinggal di Sleman.

ed: fva

Komentar