Jerman, Mesin Diesel yang Siap Menyala di Prancis

Analisis

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jerman, Mesin Diesel yang Siap Menyala di Prancis

Sebagai peraih gelar Pala Dunia 2014, Jerman datang ke Prancis sebagai salah satu favorit juara di Piala Eropa 2016. Bersama Spanyol, Jerman juga merupakan negara peraih titel Piala Eropa terbanyak dengan tiga kali menjadi juara. Selain itu dalam dua turnamen terakhir, mereka juga selalu sukses melangkah hingga babak semifinal.

Hasil kualifikasi Der Panzer, julukan Jerman, menuju Prancis juga bisa dibilang memuaskan. Meski sempat terganjal di tiga pertandingan awal, mereka sukses memuncaki grup dengan torehan 22 angka dari tujuh kemenangan, sekali imbang, dan dua kali kalah.

Namun pada laga uji tanding sebelum mengarungi Piala Eropa 2016 performa mereka dinilai kurang impresif, terhitung saat menelan kekalahan atas Inggris dan Slovakia. Hanya saja di sisi lain mereka juga berhasil menundukkan Hungaria 2-0 serta membantai Italia dengan skor 4-1.

Meski demikian, hasil uji tanding bukanlah patokan. Tapi sebagai tim spesialis turnamen tak ada yang perlu diragukan dari Jerman, karena mereka memiliki mental dan komposisi pemain yang mumpuni.

Para pemain yang dibawa Joachim Löw pada kesempatan kali ini bisa dibilang kurang lengkap. Pasalnya mereka tidak diperkuat oleh Marco Reus yang dikhawatirkan cederanya kambuh. Namun para pendukung Jerman tak perlu khawatir, karena sebagian pilar Der Panzer ketika mengangkat trofi Piala Dunia masih ikut ambil bagian. Selain itu mereka juga diperkuat oleh gerombolan pemain muda berbakat yang menujukkan performa apik di liga. Julian Draxler, Leroy Sane, Antonio Rüdiger, Joshua Kimmich, dan Julian Weigl, merupakan bagian dari skuat Jerman di Piala Eropa nanti.

Kebiasaan Jerman yang menyertakan banyak pemain mudanya bukanlah hal yang asing. Selain untuk memberikan pengalaman serta warna baru, mereka juga akan diplot menjadi tulang punggung Jerman di masa depan. Seperti diketahui, nama-nama seperti Manuel Neuer, Mats Hummels, Jérôme Boateng, Sami Khedira, Thomas Müller, Toni Kroos, serta Mesut Özil, merupakan hasil dari kepercayaan Jerman membawa para pemain mudanya pada turnamen-turnamen sebelumnya. Kini para pemain tersebut terbukti menjadi nyawa dari Jerman usai meraih trofi Piala Dunia 2014 lalu.

Beruntungnya, Jerman memang didukung oleh regenerasi yang cepat dari para pemain muda. Tim-tim di Bundesliga juga sukses mengorbitkan para pemuda yang selain memberi kontribusi kepada tim, juga kepada timnas Jerman khususnya. Di samping itu pemanggilan Bastian Schweinsteiger tak dimungkiri telah memancing kontroversi. Alasannya, pemain yang akrab dipanggil Schweini itu tak bermain sejak Maret lalu baik di Manchester United maupun bersama Jerman akibat cedera ligamen lutut.

Namun kehadiran Bastian di tim dinilai penting karena punya pengalaman. Boateng pun mengatakan akan pentingnya kehadiran Schweini, karena ia merupakan figur kapten sekaligus metronom bagi tim. Jadi tak semata karena faktor penampilan, akan tetapi dari segi pengalaman serta kharisma yang bisa memberikan pengaruh positif bagi para rekan-rekannya.

Selain itu nama Mario Gomez yang kembali disertakan setelah absen pada Piala Dunia dua tahun silam juga di luar dugaan. Pasalnya karier Gomez dinilai telah meredup usai meninggalkan Bayern Munchen tiga tahun yang lalu. Akan tetapi dari segi produktivitas ia memang layak untuk menggantikan posisi yang biasa ditempati Miroslav Klose tersebut.

Gomez berhasil membawa Besiktas juara Turki Süper Lig setelah penantian selama tujuh tahun sekaligus mengukuhkan diri sebagai top skor dengan torehan 26 gol. Dengan postur yang kekar serta kemampuan penyelesaian akhir yang apik, Gomez ditugaskan menjadi target-man. dua gol yang disarangkannya di pertandingan uji coba cukup untuk membuktikan kualitas yang dimilikinya.

Jerman sendiri kini tergabung di Grup C bersama dengan Ukraina, Polandia, serta Irlandia utara. Der Panzer berpotensi besar untuk lolos ke babak selanjutnya sebagai juara grup. Terhitung hanya Polandia yang merupakan penghalang besar bagi Der Panzer, karena di babak kualifikasi Robert Lewandowski dan rekan-rekan sanggup mengalahkan Jerman dua gol tanpa balas. Tapi Jerman berhasil membalas kekalahan tersebut di pertemuan kedua usai menang dengan skor 3-1.

Sementara itu Jerman memiliki catatan yang baik saat berhadapan dengan Ukraina dan Irlandia Utara. Dalam lima pertemuan terakhir dengan negara berbendera kuning biru itu, mereka berhasil menang dua kali dan tiga kali imbang. Rekor lebih baik ditorehkan ketika berhadapan dengan Irlandia Utara, dengan empat kali kemenangan dari empat pertemuan termutakhir.

Jika berhasil menjadi juara grup, mereka akan bertemu dengan peringkat ketiga terbaik dari Grup A, B atau F. Tentu bukan perkara yang sulit untuk lolos dari babak 16 besar. Jika sesuai prediksi, mereka akan menghadapi Belgia yang juga merupakan kandidat juara di babak perempat final.

Jerman baru benar-benar mendapatkan musuh yang setara kali ini, dan seperti yang diketahui mereka merupakan tim yang dikenal seperti diesel yang semakin panas setelah melakoni beberapa laga. Jadi tergabung di grup yang relatif mudah akan memberi mereka waktu untuk memanaskan mesin, dan untuk tinggal tunggu waktu saja kapan mereka akan menyala terang.


ed: fva

Komentar