Skuat Balas Dendam Uruguay untuk Copa America Centenario 2016

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Skuat Balas Dendam Uruguay untuk Copa America Centenario 2016

Kompetisi Copa America Centenario 2016 akan menjadi ajang balas dendam bagi Tim Nasional (Timnas) Uruguay. Sebab secara kekuatan, mereka merasa tidak adil dalam dua kompetisi resmi antarnegara sebelumnya. Uruguay merasa dirugikan secara kekuatan karena tidak bisa memainkan Luis Suarez. Penyerang andalannya itu tidak bisa memperkuat kesebelasan negaranya lantaran mendapatkan hukuman dari FIFA.

Suarez dihukum tidak boleh memperkuat Uruguay dalam 10 pertandingan akibat menggigit bahu bek Italia, Giorgio Chiellini, pada pertandingan terakhir Grup D Piala Dunia (PD) 2014 di Brasil. Ulahnya itu memaksa Uruguay tampil tanpa Suarez ketika menghadapi Kolombia pada babak 16 besar Piala Dunia 2014. Akibatnya Uruguay tampil kelimpungan tanpa adanya Suarez dan dikalahkan Kolombia dua gol tanpa balas, sehingga Uruguay pun tersingkir dari Piala Dunia 2014.

Suarez pun masih belum bisa memperkuat Uruguay pada Copa America 2015 di Cile. Hasilnya, Uruguay harus berjuang mati-matian merebut peringkat ketiga untuk lolos dari grup B. Saat itu Uruguay cuma menang satu kali dengan skor tipis 1-0, bahkan ditahan imbang Paraguay 1-1 dan dikalahkan Argentina 0-1.

Kendati berhasil lolos, Uruguay langsung tersingkir dari sistem gugur Copa America 2015. Mereka dikalahkan Cile dengan skor 0-1 sehingga gagal mempertahankan gelar juara pada kompetisi antarnegara Benua Amerika Selatan tersebut. Dari empat laga tersebut, Uruguay tidak bisa mencetak gol lebih dari satu, maka absennya Suarez sangat mengurangi ketajaman kesebelasan negara itu.

Akhirnya Suarez bisa kembali memperkuat Uruguay ketika menghadapi Brasil pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018, Sabtu (26/3). Dan hasilnya pun langsung terasa. Suarez menyelamatkan Uruguay dari kekalahan setelah golnya memaksa kedudukan berakhir menjadi 2-2. Sebelumnya, Uruguay tertinggal dengan skor 1-2 dari Brasil. Penampilannya itu adalah pertama kali sejak hampir dua tahun lamanya.

Laga kualifikasi berikutnya pun Suarez memberikan asis kepada Edinson Cavani, sehingga Uruguay berhasil mengalahkan Peru dengan skor 1-0 pada laga kualifiaksi Piala Dunia 2018 dari zona Amerika Selatan. Dan pada ajang Copa America Centenario 2016 ini, Suarez kembali tampil di kompetisi resmi antar negara.

Timnas besutan Oscar Tabarez itu dipastikan semakin tajam dengan kehadirannya. Apalagi Suarez sudah mengoleksi 56 gol bersama Barcelona sejak hukumannya berlaku pada 2014 lalu. Bahkan ia adalah top skor La Liga 2015/2016 atas raihan 40 golnya. Maka bukan tanpa alasan jika Suarez akan menambah ketajaman Uruguay di Copa America Centanrio 2016.

Suarez akan menjadi tandem yang tepat bagi Edinson Cavani di lini depan Uruguay. Tabarez pun tidak perlu khawatir jika Cavani dan Suarez tiba-tiba kelelahan, sebab ia masih punya stok penyerang lain untuk dirotasi seperti Abel Hernandez dan Diego Rolan.

Khusus Suarez, kehadirannya akan semakin menyempurnakan kekuatan setiap lini, mengingat sejauh ini Uruguay hanya kuat dalam bertahan saja selama absensinya Suarez. Pertahanan adalah kekuatan utama Uruguay selain ketajaman di lini depan bersama Suarez. Lini pertahanan Uruguay masih diperkuat pemain-pemain seperti Alvaro Pereira, Diego Godin, Maxi Pereira, dan Jose Maria Gimenez. Hanya saja Uruguay tidak bisa diperkuat Martin Caceres yang masih cedera.

Di sisi lain, ada keanehan bagi pemanggilan pemain di lini belakang Uruguay. Sebastian Coates, Emiliano Velazquez dan Guillermo Varela tidak dipanggil Tabarez. Timnas berjuluk La Celeste (Si Langit Biru) itu justru memanggil Maurizio Victorino yang sudah menua. Kendati demikian, lini belakang Uruguay memiliki dua darah segar yakni Gimenez dan Gaston Silva, sehingga komposisi itu membuat Fernando Musrela masih merasa aman menjaga gawangnya.

Sementara di lini tengah, bisa dibilang sektor ini masih terjaga baik sejak era Alvaro Recoba di awal 2000-an. Lini tengah Uruguay lebih merata dengan hadirnya Alvaro Gonzales, Gaston Ramirez, Nicolas Lodeiro, dan Matias Vecino. Tabarez pun memanggil Diego Laxalt sebagai pengganti Cristian Rodriguez yang mendapatkan cedera. Pilihan Tabarez itu tidaklah salah karena Laxalt tampil gemilang selama memperkuat Genoa di Serie-A 2015/2016. Hanya saja Tabarez tidak memanggil Walter Gargano untuk memperkuat lini tengahnya.

Skuat Uruguay saat ini adalah peringatan bagi unggulan lain di ajang Copa America Centenario 2016. Amerika Serikat, Argentina, Brasil, Cile, Meksiko, Paraguay, dan lainnya, sudah tidak bisa lagi menganggap Uruguay sebelah mata, sebab Uruguay saat ini berbeda dengan satu tahun ke belakang. Dan mereka siap melampiaskan dendamnya dengan tampil habis-habisan.

ed: fva

Komentar