Dua Hubungan Real Madrid dengan ISIS

Cerita

by redaksi

Dua Hubungan Real Madrid dengan ISIS

Puluhan orang berkerumun menyaksikan video lawas Real Madrid di sebuah kafe di Balad. Lalu, tiba-tiba saja sekelompok orang memuntahkan puluhan peluru dari AK-47 dengan membabi buta. Suasana kafe berubah menjadi kacau. Pertemuan antarpenggemar Real Madrid pun berantakan.

Usai kekacauan, terlihat jelas noda darah di mana-mana, bahkan memuncrat hingga luar gedung. Polisi dan tentara kemudian mulai memasukkan 14 jenazah ke dalam mobil, sementara 28 korban lainnya mesti mendapatkan perawatan. Kabar terakhir, korban tewas bertambah menjadi 16 orang.

Sang pelaku penembakan berasal dari kelompok ISIS yang telah memfatwakan bahwa sepakbola adalah haram. Sebelumnya, 13 remaja dieksekusi karena ketahuan menyaksikan pertandingan Piala Asia 2015. ISIS pun dengan tegas menyerukan bahwa “kejahatan” ke-13 anak tersebut adalah karena menyaksikan sepakbola di kota Mosul.

Tragedi serupa kembali terulang pada Sabtu (29/5) lalu di kota Baquba, 65 kilometer dari Baghdad. Kali ini, yang menjadi korban adalah 12 penggemar Real Madrid saat menyaksikan bersama final Liga Champions.

Lalu, timbul pertanyaan. Mengapa ISIS menyerang penggemar Real Madrid yang ada di Irak? Kalau latar belakangnya adalah sentimen haram atau anti-muslim, tentu menjadi ganjil karena hanya terjadi di Irak dan berlaku untuk penggemar Real Madrid. Mengapa mereka tidak melakukannya di Suriah? Atau mengapa tidak ada teror serupa di Eropa atau Asia Pasifik?

Daerah kekuasaan ISIS

Penembakan tersebut terjadi sesaat ketika drama adu penalti akan dimulai. Sebanyak empat orang yang disinyalir anggota ISIS melakukan penembakan secara membabi buta yang membuat 12 orang tewas dan delapan lainnya luka-luka.

Motif dari serangan tersebut diduga sama seperti yang terjadi di Balad pada 13 Mei silam. AS melansir bahwa pelaku adalah grup afiliasi ISIS meskipun hingga saat ini belum ada klaim yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

Kejadian ini sontak menodai gemuruh perayaan Undecima oleh Madridistas di kota Madrid. Sebelumnya, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, menyatakan bela sungkawa atas serangan pada 13 Mei silam.

“Saya ingin mempersembahkan piala ini untuk pendukung kami di Irak. Mereka adalah orang-orang yang membawa nilai-nilai Real Madrid pada situasi sulit,” ungkapnya.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan Real Madrid di Irak?

Real Madrid sejatinya telah terlibat sebagai donor dari program “Socio-Sporting Schools in Iraqi Kurdistan” sejak 2013. Proyek tersebut mencakup bantuan berupa empat sekolah sepakbola yang didirikan di empat daerah di Kurdistan yakni Sulaimana, Kalar, Duhok, dan Erbil, yang kesemuanya berada di sebelah utara Irak yang tak termasuk ke dalam daerah kekuasaan ISIS.

Sementara itu, kota Balad dan Baqubah yang menjadi target penembakan ISIS merupakan daerah yang dijaga ketat oleh militer Amerika Serikat. Kedua wilayah itu merupakan wilayah pergerakan ISIS. Menilik sejarah, hampir tidak mungkin rasanya militer Amerika Serikat bersama militer Irak, kecolongan untuk kedua kalinya dengan aksi penembakan di wilayah mereka. Bukan cuma karena infrastruktur yang lebih baik, tetapi juga karena Amerika telah ada di sana sejak akhir 1990-an.

Selain bantuan sekolah, Real Madrid memiliki hubungan lain dengan timur tengah yakni sponsor kostum “Fly Emirates” yang berasal dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). UEA adalah salah satu negara yang bergabung dalam koalisi Amerika Serikat untuk menggempur ISIS sejak 2014 silam. Pada awal Mei, pemerintah UEA menjatuhkan hukuman pada Mohammed al Hashaemi karena pria 34 tahun itu mengaku sebagai pemimpin ISIS di UEA.

***

Dari dua fakta di atas, terlihat kalau ada hubungan tidak langsung antara Real Madrid dengan ISIS. Madrid mungkin saja dianggap sebagai musuh oleh ISIS karena memiliki hubungan dengan musuh ISIS. Namun, apapun alasannya, pembantaian yang terjadi dalam dua pekan ini di Irak, tidak bisa dibenarkan oleh alasan apapun. Karena pada dasarnya, semua agama mengajarkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur tentang kemanusiaan.

(Gigih)

Ed: fva

Komentar