Manchester United Akan Lebih Baik di Bawah Mourinho

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Manchester United Akan Lebih Baik di Bawah Mourinho

Oleh: Louis Huang*

Manchester United resmi menghentikan kontrak Louis van Gaal. Nama Jose Mourinho pun lantas ada di garis terdepan untuk menggantikan. Sepanjang dua musim bersama MU, Van Gaal hanya mempersembahkan satu trofi Piala FA, yang diraih untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir.

Kini, publik dibuat menunggu kapan Manchester United akan membuat pengumuman. Meskipun demikian, diduga kuat kalau Mourinho yang akan mengarsiteki United pada musim depan.

Pro dan kontra pun menjadi perbincangan hangat soal perekrutan The Special One. Phil Neville berkata kalau MU sudah berada di jalan yang tepat dalam perekrutan Mou. Hanya saja, Phil menganggap kalau Mou tak akan bertahan lama di MU seperti halnya Sir Alex.

Di sisi lain, Eric Cantona mengatakan kalau perekrutan MU tidaklah tepat karena penggemar tidak akan suka dengan permainan pragmatis Mourinho, terutama saat ia menangani Chelsea yang dianggap banyak orang sebagai “parkir bus”.

Dua legenda Manchester United di atas menjadi contoh pro dan kontra dalam perekrutan Mou. Bagaimana dengan Anda?

Sebagai penggemar MU, saya lebih menginginkan Pep Guardiola yang menjadi arsitek MU karena Pep punya sepakbola menyerang sama seperti jaman Sir Alex. Pep memang tetap ke Manchester, tapi ia bergerak ke timur, ke arah Stadion Etihad. Jadi, salahkah MU merekrut “The Special One?”

Karena Pep yang menyebrang ke tetangga sebelah, saya kali ini setuju dengan perekrutan Mou untuk United. Mengapa? Silakan tengok statistik di bawah ini.

Dengan capaian di atas, saya percaya kalau Mourinho bisa menandingi manajer-manajer lain di Premier League musim depan. Apalagi dengan kemenangan mencapai 66% di Premier League (mengalahkan Sir Alex dan Carlo Ancelloti).

Meski cara untuk mencapai raihan tersebut dilakukan lewat taktik “parkir bus” yang tak banyak disukai orang karena menyingkirkan permainan indah, tapi capaian tersebut tetap tak akan mengurangi esensi apapun. Saya tidak bilang kalau saya suka dengan sepakbola pragmatis ala Mou, tapi coba cek prestasi “The Special One” dengan sepakbola pragmatisnya itu:

Saya memang hanya bicara soal statistik dan fakta yang ada, tetapi percayalah kalau MU akan memenangi trofi bersama “The Special One”, entai itu Piala FA, Piala Liga, Premier League, atau Liga Champions (baca: European League untuk musim depan).

Saya yakin, dana transfer MU yang besar ditambah pembelian pintar ala Mou seperti kala ia menukangi Chelsea akan terjadi di MU. Tetapi ada yang harus diingat bahwa pembelian pintar sekalipun belum tentu mengantarkan juara. Semua hal butuh waktu, apalagi ini adalah musim pertama Mou melatih MU.

Seperti kata Phil Neville, Mou tidak akan lama di United, mungkin dua sampai tiga musim saja ia menangani The Red Devils. Bagi penggemar MU yang membenci permainan pragmatis Mou, saya ingin mengajak Anda berpikir ulang.

Banyak yang membenci permainan seperti itu, tetapi berpikirlah ketika selama 90 menit Anda harus bermain bertahan ala Mou. Bermain bertahan tidaklah mudah karena bisa menguras fisik dan stamina, seperti yang diperlihatkan Atletico Madrid kala melawan Bayern.

Saya tidak sedang membela permainan bertahan yang membosankan dan membikin ngantuk. Tetapi, hargailah setiap permainan yang ada. Setiap pelatih punya taktik dan ciri khas sendiri dalam permainan termasuk Mou.

Namun ada satu kelemahan yang dimiliki Jose Mourinho dan saya membencinya: terhentinya pengembangan akademi MU. Di bawah Mou, agaknya akademi United tidak akan bisa dimaksimalkan seperti yang terjadi pada era Van Gaal.

Setiap pelatih punya ciri khas masing-masing dalam melatih. Kalau perekrutan Mou bisa mengantarkan gelar juara, lantas, mengapa tidak?

*Penulis masih bersekolah di SMAN 2 Jakarta, masih single, berusia 16 tahun. Berakun twitter @louishuang11

foto: standard.co.uk

ed: fva

Komentar