Masih Yakin Mau ke Inggris, Ibra?

Analisis

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Masih Yakin Mau ke Inggris, Ibra?

Zlatan Ibrahimovic akan hijrah dari PSG usai kontraknya yang akan berakhir di musim ini. Dengan kemampuan fantastis yang masih dimilikinya, tak sedikit tim yang tertarik untuk meminangnya. Pemain yang telah menginjak usia 34 tahun tersebut dikabarkan akan hijrah ke Inggris untuk meneruskan kariernya. Hal itu diperkuat dengan atmosfer Liga Primer yang belum pernah dirasakannya.

Meski begitu, demi memuaskan hasrat yang tak pernah diraihnya untuk meraih trofi Liga Champions, ia harus jeli untuk memilih tim yang akan dibelanya. Jika salah berlabuh, alih-alih akan mendapatkan kejayaan yang diidamkannya selama ini, ia justru mengalami anti klimaks dan kembali gagal menyabet gelar Liga Champions dan gelar juara liga yang selalu didapatkannya.

Berikut merupakan opsi pilihan dari Ibra jika ia memilih untuk merumput di Inggris.

Manchester United

Manchester United merupakan tim yang paling diisukan akan menjadi pelabuhan Ibra. Setelah kerjasama mereka dengan Louis van Gaal berakhir, ekspektasi publik kembali muncul setelah Jose Mourinho menjadi kandidat kuat yang akan menggantikan posisi mantan pelatih Timnas Belanda tersebut. Hal itu tentu menjadi salah satu faktor pendukung bagi Ibra jika merapat ke Old Trafford, apalagi mereka pernah saling membantu di Inter Milan.

Selama menjabat sebagai arsitek, Mou sendiri telah berhasil menjuarai Liga Champions sebanyak dua kali dan telah tiga kali merengkuh gelar Liga Primer. Akan tetapi permasalahan utama berada pada absennya mereka di ajang Liga Champions sendiri, sedangkan bagi Ibra, trofi Si Kuping Besar merupakan hal yang vital. Di musim depan United hanya akan bermain di Eropa League yang tentunya bukan merupakan target dari Ibra.

Leicester City

Kesuksesan Leicester City menjuarai Liga Primer merupakan bukti bahwa mereka kini merupakan kesebelasan kuat yang diperhitungkan. Namun prestasi tersebut bukan berarti jaminan bahwa mereka dapat merengkuh gelar Liga Champions, sebab akan lebih banyak tim-tim kuat dengan pola permainan yang heterogen dan cenderung lebih variatif jika dibandingkan dengan yang mereka hadapi di Liga Primer. Selain itu faktor mental juga diperlukan karena banyaknya pemain bintang top yang mengisi skuat tim-tim elit di Eropa tersebut.

Mungkin yang akan menjadi permasalahan The Foxes adalah kedalaman skuat yang mereka miliki serta rotasi pemain yang perlu ditingkatkan. Mengingat di musim ini mereka hampir bermain dengan komposisi pemain yang sama di setiap laga yang dilakoninya. Metode tersebut tidaklah efektif jika mereka juga bermain di ajang Liga Champions. Kali ini Ibra terbentur dengan kendala komposisi pemain yang menghambat untuk meraih kesuksesan di ajang tersebut.

Arsenal

Berkaca dari catatan yang ditorehkan Arsenal di ajang Liga Champions sebelumnya, sulit bagi mereka untuk berjaya pada turnamen tersebut. Dalam lima musim terakhir, mereka hanya mampu menjejakkan kakinya hingga babak 16 besar. Meski selalu menjadi utusan Inggris di Liga Champions di milenium ke-3, The Gunners belum bisa menyamai torehan terbaik mereka saat mencapai partai final di musim 2005/2006.

Bukan menjadi pilihan bijak bagi Ibra untuk memilih Arsenal. Pasalnya catatan yang ditorehkan Arsenal di Liga Champions tak terlalu baik. Selain itu faktor usia juga menjadi kendala, sebab Arsene Wenger adalah tipikal pelatih yang gemar mengembangkan pemain muda, dan bukan membeli pemain yang relatif berusia tua, kecuali di sektor penjaga gawang kala membeli Petr Cech yang berusia 33 tahun.

Tottenham Hotspur

Penampilan impresif yang ditunjukkan Tottenham Hotspur pada musim 2015/2016 bisa menjadi modal besar untuk berlaga di Liga Champions musim depan. Selain itu skuat muda yang menjanjikan merupakan investasi jangka panjang untuk kesuksesan mereka di masa depan. Mauricio Pochettino pun merupakan sosok pelatih jenius yang mampu membawa Spurs ke performa terbaiknya.

Hanya saja, para penggawa muda belumlah cukup untuk bisa mempersembahkan gelar paling bergengsi antar tim Eropa tersebut meski mereka diyakini mampu menembus fase grup dan Ibra bisa menjadi figur yang berpengalaman di Spurs. Akan tetapi untuk merengkuh trofi Liga Champions kemungkinan tersebut masih sulit untuk direalisasikan. Apalagi The Lilywhite telah memiliki Harry Kane yang menjadi ujung tombak sekaligus menjadi ikon kesebelasan dan membuat kemungkinan itu sukar menjadi kenyataan.

Manchester City

Bisa dibilang Manchester City merupakan kandidat terkuat untuk meraih trofi Liga Champions dibandingkan dengan tim-tim Inggris lainnya. Pasalnya pada kesempatan terakhir, Citizen berhasil menembus babak semifinal yang menjadi pencapaian terbaik mereka dalam sejarah. Selain itu kehadiran Pep Guardiola semakin menambah kans mereka untuk berbicara banyak di Liga Champions.

Sayangnya hubungan antara Ibra dan pelatih plontos tersebut kurang harmonis. Hal tersebut terjadi ketika keduanya bekerja sama di Barcelona. Bahkan dalam bukunya yang berjudul “I Am Zlatan Ibrahimovic” ia juga menyebutkan ketidaksukaannya kepada Pep. Dengan karakter arogan yang dimilikinya, bukanlah hal yang mudah untuk kembali berdamai seperti dulu. Kecuali jika Ibra mau berbesar hati untuk melupakan kejadian tersebut.

***

Dengan beberapa pertimbangan tersebut kans Ibra untuk meraih mimpinya menjuarai Liga Champions dalam waktu dekat, akan sulit untuk terealisasi jika ia memutuskan untuk hijrah ke Inggris. Selain itu kiprah para wakil negeri Ratu Elizabeth II itu dari Liga Primer dalam beberapa tahun terakhir juga buruk.

Kecuali jika ia bisa bersabar untuk menanti gelar tersebut lebih dari semusim, di sisi lain usianya kini sudah tak muda lagi dan tak memiliki banyak waktu tersisa untuk menunggu. Masih yakin mau ke Inggris, Ibra?

Foto: Wikimedia, Youtube, Sbnation

Komentar