Final DFB Pokal: Jawaban Siapa yang Sebenarnya Dicintai Hummels

Berita

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Final DFB Pokal: Jawaban Siapa yang Sebenarnya Dicintai Hummels

Laga final DFB Pokal antara Borussia Dortmund melawan Bayern Munchen akan kembali berlangsung pada Minggu (22/05) waktu Indonesia. Pertemuan kedua raksasa Bundesliga tersebut merupakan yang ketiga kalinya dalam rentan waktu lima musim. Selalu timbul hal-hal yang menarik setiap terjadi setiap laga antara kedua kesebelasan dan pada kali ini Mats Hummels-lah yang akan menjadi peran utamanya.

Dikenal sebagai pemain sekaligus kapten yang loyal terhadap Dortmund, ia memutuskan untuk hijrah dari Signal Iduna Park untuk memperkuat Bayern di musim depan meski kontraknya baru berakhir pada 2017. Dengan keputusannya itu, pertandingan final DFB Pokal merupakan laga terakhirnya berseragam Dortmund. Menariknya, laga penutupnya bersama Dortmund akan mempertemukan antara klub yang telah dibelanya selama delapan musim, dengan klub masa kecil yang akan kembali diperkuatnya di musim depan.

“Saya sadar bahwa saya akan mendapatkan tekanan besar. Jika saya melakukan kesalahan, orang-orang akan menganggap bahwa pikiran saya sudah berada di Munich,” kata Hummels seperti yang dilansir oleh ESPN FC.

Sebelumnya ia juga sempat mendapatkan cemoohan kala Dortmund berhadapan dengan Wolfsburg ketika bermain di depan pendukungnya sendiri. Aksi tersebut terjadi setiap pemain berusia 27 tahun tersebut menyentuh bola, meski begitu Hummels tidak menganggapnya sebagai hal yang perlu dibesar-besarkan.

Sebagai penggawa sekaligus kapten Dortmund tentu ia ingin menunjukkan kontribusi terakhirnya sekaligus mempersembahkan gelar bagi Dortmund di musim ini. Pasalnya Piala Liga merupakan satu-satunya trofi yang bisa diraih oleh Die Borussen.

Sementara itu, bagi sebagian besar pemain laga melawan klub yang memiliki keterikatan baik di masa lalu maupun di masa mendatang bukanlah sebuah hal yang mudah, butuh lebih dari sekadar profesionalisme. Apa yang dialami oleh Hummels kali ini merupakan hal yang kompleks.

Robert Lewandowski yang lebih dulu hijrah ke Bayern mengatakan bahwa situasi yang dialami oleh mantan rekan setimnya tersebut bukanlah hal yang mudah. "Saya tahu situasi seperti ini, bahkan jika anda memiliki mental yang kuat, hal ini tidaklah mudah,” ujar Lewa seperti yang dilansir TZ.

Secara mental, kapasitas Hummels tak perlu diragukan lagi. Ia pernah bermain di ajang sekelas Piala Dunia dan Liga Champions. Selain itu laga final tersebut merupakan yang keenam kalinya selama ia membela Dortmund, sementara ban kapten yang mengelilingi lengannya merupakan bukti dari kuatnya jiwa kepemimpinan yang dimilikinya. Tentu sebuah pemimpin ideal berbekal mental yang kuat.

Akan tetapi justru hal tersebut yang menjadi bumerang bagi dirinya. Sebagai simbol seorang pemimpin yang mampu memikul beban yang besar, namun dinilai krisis akan loyalitas yang menjadi faktor fundamental. "Dia akan mengerahkan upaya 100%, itu pasti. Saya mengenal Mats, dia ingin menunjukkan dirinya masih pemain Dortmund dan sikap profesional, namun itu bukanlah hal yang mudah," tambah penyerang asal Polandia tersebut.

Sementara itu, dalam dua pertemuan terakhir mereka di ajang DFB Pokal, kedua kesebelasan sama-sama kuat, dengan masing-masing meraih satu kemenangan. Pada musim 2011/2012 Dortmund yang kala itu masih diperkuat oleh duo Lewandowski dan Mario Goetze berhasil melibas Bayern dengan skor telak 5-2. Hummels berhasil menyumbangkan satu gol pada laga tersebut, sementara Lewa mencatatkan hattrick.

Dua musim berselang Bayern sukses membalas kekalahan mereka. Setelah bermain imbang tanpa gol di waktu normal, Thomas Müller dan Arjen Robben menjadi penyelamat tim ketika menyarangkan gol di babak tambahan.

Sementara itu, bagi Bayern, pertemuan melawan Dortmund selalu menyulitkan mereka. Meski di musim ini mereka berhasil membantai 5-1 di pertemuan pertama dan bermain imbang di pertemuan kedua, bukan menjadi jaminan bagi Die Bayern.

Tercatat sejak pertemuan keduanya di babak final DFB Pokal dan laga DFL-Supercup semenjak 2011, Dortmund berhasil menyusahkan Bayern. Dari total lima pertemuan, kesebelasan yang identik dengan warna kuning hitam tersebut berhasil dua kali mengalahkan mereka di kedua ajang itu. Sementara tiga laga sisanya dimenangkan oleh Bayern.

Sebuah kebimbangan bagi Hummels, jawaban yang harus segera ditemukannya pada laga esok. Keputusan yang sudah dipilihnya secara matang dengan meninggalkan Dortmund untuk mencari tantangan baru dan kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman lamanya seperti yang pernah dikatakannya.

Menarik untuk dinanti, siapakah yang sebenarnya paling dicintai oleh Hummels? Dortmund? Bayern? atau mungkin ia mencintai keduanya?

Foto: zdf.de

ed: fva

Komentar