Pada Akhirnya, Pesta Serie A Tetap Millik Juventus

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Pada Akhirnya, Pesta Serie A Tetap Millik Juventus

Persaingan papan atas Serie A telah berakhir. Kesebelasan-kesebelasan besar Serie A memang menjalani laga terlebih dahulu pada pekan terakhir, tak serentak seperti liga-liga top Eropa lainnya. Hal ini sepertinya terjadi karena kecil kemungkinan adanya perubahan posisi di klasemen akhir.

Meski awalnya persaingan papan atas sengit, lambat laun Serie A mulai terbaca akhir ceritanya. Sekali lagi, Juventus masih terlalu kuat bagi kesebelasan Serie A lainnya. Kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua tersebut tak perlu menunggu hingga pekan terakhir untuk meraih gelar scudetto kelima beruntunnya.

Pada laga terakhir Serie A 2015/2016, Juventus berpesta di Juventus Stadium. Dimulai dari koreo menawan dari tribun penonton, hingga gelontoran lima gol yang dilesakkan skuat besutan Massimilliano Allegri ke gawang Sampdoria.

Sementara itu di tempat lain, dua kesebelasan asal Milan bernasib sama-sama bernasib buruk. Internazionale Milan dan AC Milan sama-sama menelan kekalahan di laga terakhir Serie A mereka musim 2015/2016.

AC Milan dikalahkan oleh AS Roma di kandangnya sendiri, 1-3. Milan pun bahkan harus menyaksikan pemain mereka yang tengah menjalani masa pinjaman di AS Roma, Stephan El Shaarawy, membobol gawang Milan yang dikawal Gianluigi Donnarumma.

Atas kekalahan tersebut, Milan harus puas mengakhiri musim di peringkat tujuh klasemen. Meski ini lebih baik dari musim lalu (sebelumnya peringkat 10), untuk kesebelasan sebesar Milan dan telah mengeluarkan sejumlah transfer mahal, hal tersebut jelas hasil yang di luar ekspektasi manajemen.

Milan bahkan kalah dari Sassuolo. Skuat besutan Eusibio Di Francesco tersebut mampu membuat Sassuolo menempati peringkat enam klasemen, satu strip di atas Milan. Menempati peringkat tentunya prestasi membanggakan bagi Sassuolo yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Serie A pada musim 2013/2014. Musim lalu, Il Neroverdi menempati peringkat ke-12.

Pada pertandingan terakhir Sassuolo musim ini, mereka berhasil menjungkalkan Inter dengan skor 3-1. Ya, Inter sama seperti Milan, kalah dengan skor 3-1 di pengujung musim.

Tapi bagi Inter, kekalahan ini tak berarti apa-apa. Pasalnya, mereka sudah dipastikan menempati peringkat empat klasemen untuk musim ini. Skuat berjuluk La Beneamata inipun tak akan tergeser oleh Fiorentina, yang baru bermain sehari setelahnya, karena memiliki selisih enam poin.

Inter pun tak bisa melangkah ke zona Liga Champions andai menang melawan Sassuolo. Pada pekan ke-37, Inter terpaut 13 poin dengan peringkat ketiga, AS Roma. Zona Liga Champions memang sudah menjadi jatah Juventus, Napoli, dan AS Roma.

Pada giornata terakhir, sebenarnya Roma masih bisa menyalip Napoli di peringkat dua agar bisa langsung berlaga di babak grup Liga Champions. Namun di saat yang sama, Napoli berhasil mencukur Frosinone dengan skor 4-0. Napoli pun tetap unggul dua poin atas Roma.

Bagi Napoli, mereka sebenarnya tampil impresif sepanjang musim ini. Namun kekalahan atas Juventus pada pertengahan Februari sepertinya membuat mental mereka goyah. Usai dikalahkan Juventus, Napoli tak menang di empat laga (termasuk Liga Europa). Skuat asuhan Maurizio Sarri ini pun bahkan harus menerima tiga kekalahan pada 10 pertandingan Serie A terakhir padahal sebelumnya (sebelum dikalahkan Juventus) Napoli hanya kalah dua kali dari 24 laga.

Pada akhirnya, musim 2015/2016 kembali menjadi milik Juventus. Meski sempat tertatih pada awal musim, mereka menunjukkan mentalitas juara dan berhasil merangkak naik tangga klasemen dan mengakhiri musim sebagai juara, juara Serie A kelima dalam lima musim terakhir.

Bagi duo Milan, Inter tampil lebih baik dan berhasil kembali ke kompetisi Eropa (Liga Europa). Sementara AS Roma yang dalam beberapa musim terakhir sempat jadi kandidat kuat peraih scudetto, harus menerima kenyataan bahwa mereka masih belum cukup mumpuni untuk menjadi juara. Napoli yang tampil istimewa sepanjang musim ini bersama Gonzalo Higuain-nya, harus puas menyaksikan Juventus bersuka cita di akhir musim.

foto: football-italia, twitter, juventus.com, asroma.com,

Komentar