Napoli, Peluang di Liga Champions, dan Sikap Pasrah Sarri

Berita

by redaksi

Napoli, Peluang di Liga Champions, dan Sikap Pasrah Sarri

Minggu (8/5) siang, AS Roma sempat merangsek ke peringkat kedua klasemen Serie A. Kemenangan 3-0 atas Chievo, membuat Roma mengumpulkan 77 poin, atau satu poin lebih banyak ketimbang Napoli di peringkat kedua. Namun, enam jam berselang, Napoli kembali mengudeta peringkat kedua, karena berhasil menang 2-1 atas tuan rumah, Torino.

Dalam pertandingan yang dihelat Olimpico Grande Torino, Napoli mencetak dua gol dalam delapan menit. Gol pertama dicetak Gonzalo Higuain pada menit ke-12, sementara gol kedua dicetak Jose Callejon pada menit ke-20. Marek Hamsik menjadi pemberi dua asis bagi Napoli.

Torino sempat memperkecil ketertinggalan lewat Bruno Peres pada menit ke-66. Namun, hingga wasit membunyikan peluit tanda pertandingan berakhir, tidak ada gol tambahan yang tercipta.

Bagi Torino kekalahan ini seolah menunjukkan betapa kesulitannya anak asuh Giampiero Ventura tersebut mengembangkan permainan. Ventura bahkan mengkritisi permainan Torino yang dianggapnya cuma menonton permainan luar biasa dari Napoli.

“Kalau Napoli ada di peringkat kedua, itu berarti kualitas mereka lebih bagus daripada kami. Namun, itu tak bisa dijadikan dalih untuk permainan di babak pertama,” ucap Ventura dikutip dari football-italia.

Ventura tidak yakin kalau kesebelasannya dilanda kecemasan atau ketakutan. Namun, ia melihat kalau Guiseppe Vives dan kolega bermain begitu pasif.

“Ini adalah malam di mana aku ingin melihat sesuatu yang berbeda dari para peman. Anda kalah di sepakbola, tapi tidak perlu menyesal kalau mengeluarkan semua kemampuan terbaik dan pada babak pertama, itu adalah penyesalan,”

“Kami punya banyak pemain muda dan mungkin mereka gagal untuk mewujudkan pentingnya pertandingan. Pontus Jansson kesulitan dengan Higuaian. Tapi setelah turun minum, dia cuma sekali membiarkan Higuain melepaskan tembakan dari jauh. Ini berarti, dia berpotensi.” Kata Ventura.

Ventura layak menyesal dengan pertandingan semalam. Soalnya, Torino sejatinya tengah dalam catatan yang bagus setelah pada pekan lalu mampu mengandaskan Udinese dengan skor telak: 5-1. Selain itu, dalam pertandingan tersebut, Cesare Bovo, Jansson, dan Marco Benassi mendapatkan kartu kuning, sementara Vives mendapatkan dua kartu kuning yang membuatnya diusir wasit.

Sementara itu, usai kemenangan tersebut, pelatih Napoli, Maurizio Sarri, meminta anak asuhnya untuk tidak lengah. “Meskipun kami cuma punya satu persen untuk gagal, kami tak boleh terjatuh ke satu persen itu,” ungkap Sarri dikutip dari Football Italia.

“Kami membuat langkah yang penting. Namun, masih tersisa satu pertandingan lagi dan kami tak boleh gagal. Kami harus terus berkonsentrasi,” kata pelatih kelahiran 10 Januari 1959 itu.

Sarri berharap dalam pertandingan terakhir menghadapi Frosione, publik San Paolo bisa memberi dukungan penuh. Pasalnya, Sarri menganggap kalau meraih peringkat kedua adalah sebuah tujuan yang besar, dan akan menjadi penampilan ketiga Napoli di Liga Champions dalam 18 tahun.

Menghadapi Frosione, di atas kertas, tentu bukan hal yang terlalu sulit. Pasalnya, Frosione kini menempati peringkat ke-19 atau dipastikan terdegradasi ke Serie B musim depan. Di sisi lain, Roma menghadapi lawan kuat, AC Milan, pada pertandingan terakhirnya.

“Kami punya kesempatan bagus untuk lolos. Adalah hal yang fundamental bagi kami untuk memenangi pertandingan. Kini, kami sudah begitu dekat. Aku tak akan memaafkan diriku kalau kami mengacaukannya,” kata Sarri.

“Hari ini kami memainkan 65 menit pertandingan dalam level yang tiggi dan satu-satunya kesalahan kami adalah dengan tidak kebobolan dua gol. Setelah Torino mencetak gol, kami sama sekali tak memberikan ancaman,” ungkap pelatih kelahiran Naples ini.

Ditanya soal komposisi skuatnya untuk musim depan, Sarri tak ambil pusing. “Aku tak pernah meminta pemain. Aku selalu melakukan yang terbaik dengan mereka ada di dalam skuat. Faktanya, para pelatih yang selalu meminta pemain amat menggangguku, karena itu mudah dan semua orang bisa melakukannya,” tutur Sarri.

“Kalau klub meminta pendapatku, tentu aku akan memberikannya. Tapi mereka sudah tahu tipe pemain yang cocok dengan gayaku. Banyak pemain yang punya kualitas seperti Kalidou Koulibaly, Allan, Jose Callejon, Marek Hamsik, Lorenzo Insigne, dan Dries Mertens. Dibandingkan tahun lalu, mungkin pemain yang paling meningkat adalah Koulibaly,” kata Sarri.

Tentu, lolosnya Napoli ke Liga Champions mestinya sepadan dengan perbaikan di dalam skuat, misalnya dengan membeli pemain yang lebih berkualitas. Hal ini tentu bisa dilihat dari bagaimana Napoli pada musim ini masih sulit bersaing di Europa League.

Meski menjadi juara di fase grup, tapi langkah Napoli terhenti di babak 32 besar setelah kalah 1-2 dari Villareal. Kualitas di Liga Champions tentu lebih tinggi. Tanpa penambahan pemain berkualitas, bukan tidak mungkin Napoli akan menemui kegagalan.

fva

Komentar