Rasmoyo dan Penyangkalan Teori Penuaan

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Rasmoyo dan Penyangkalan Teori Penuaan

Manusia pasti akan mat. Namun sebelum mati, manusia akan mengalami proses penuaan. Dalam ilmu kedokteran, proses penuaan adalah melemahnya sel dan organ secara keseluruhan dan perlahan mulai sejak usia dewasa dan berlangsung cepat setelah usia 40 tahun, ditandai dengan tubuh mulai sakit-sakitan dan kulit mengeriput. Secara alamiah proses penuaan akan terjadi pada setiap manusia, namun prosesnya berbeda-beda ada yang cepat (proses penuaan dini) dan ada yang lambat (awet muda).

(Artikel ini ditulis oleh Ahmad Indra Pranata)

Pada dasarnya pesepakbola menjalankan semua fungsi dari tingkat sel. Contoh sel otot membentuk jaringan otot, menjalankan fungsinya sehingga pemain bola bisa berlari, melompat dan menendang. Semakin bertambah umur, fungsi dari sel otot akan semakin berkurang, inilah proses penuaan. Pesepakbola yang menua bisa dilihat dari lari yang tidak secepat dahulu, stamina yang tidak lagi prima, loncatan yang tidak setinggi dulu, atau refleks yang tidak sebaik dulu. Pemain memang rentan meredup seiring dengan bertambahnya usia, paling menonjol adalah stamina.

Sementara itu, di Magelang 37 tahun lalu, tepatnya pada 18 Juni 1978, lahir seorang pria bernama Rasmoyo. Pemain yang pernah membela Persema, Persela, dan Arema ini berposisi sebagai bek kanan atau kiri. Rasmoyo menarik perhatian penulis karena dengan usianya sekarang, permainannya di lapangan tidak merepresentasikan usianya.

Rasmoyo selalu bermain ngotot, total saat bertahan dan sangat sering membantu penyerangan. Ia tidak segan untuk berlari merangsek ke depan dan mengirimkan umpan matang ke kotak penalti. Jika kehilangan bola, dia bertanggung jawab berusaha merebut bola kembali. Bermain dengan konsentrasi penuh selama 90 menit. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan usianya yang sudah berkepala tiga, usia di mana pemain akan mengalami penurunan penampilan.

Ada tiga hal yang tak bisa penulis lupakan mengenai Rasmoyo. Pertama, saat PSS Sleman dilatih Jaya Hartono. Dalam latihan sore di MIS, Rasmoyo diberikan tugas untuk mengawal Voller Ortega dalam latihan attacking-defending. Pada latihan tersebut, Voller Ortega yang mengandalkan kecepatan dan gocekan dibuat tidak berdaya oleh Rasmoyo. Sampai akhir latihan, Rasmoyo tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Yang kedua, ketika PSS bertemu Persepam di Piala Kemerdekaan. Penulis menjadi saksi langsung ketika Rasmoyo, yang kala itu membela Persepam, merepotkan lini pertahanan PSS sepanjang pertandingan. Ia memecundangi bek PSS yang notabene lebih muda darinya. Pada laga yang berakhir 2-0 untuk Persepam ini, dia mencetak satu assist. Hal yang membuat para pendukung PSS yang hadir di Madiun tertunduk lesu.

Yang terakhir adalah ketika PSS melakukan uji tanding melawan klub lokal asal Sleman, TU, di Stadion Tridadi (18/3/2016). Rasmoyo yang dipasang di sayap kanan sering mengajak pemain TU untuk berlari sprint, dan hasilnya Rasmoyo hampir selalu memenangkan duel dengan pemain lawan, yang usianya mungkin setengah darinya.

Apakah Rasmoyo adalah pengecualian pada proses penuaan? Bagaimana bisa seseorang dengan umur 37 tahun memiliki stamina seperti orang dengan usia 20 tahunan? Ataukah Rasmoyo menggunakan ramuan anti aging rahasia?

Penulis menemukan jawabannya ketika penulis bertemu dengan Rasmoyo yang sedang melihat match terakhir PSS di Piala Kemerdekaan. Ternyata jawabannya sangat sederhana, dengan selalu menjaga kondisi bahkan di saat tidak bermain bola dan menjaga pola makan.

Contoh lain pemain yang tetap bisa menjaga kondisi di usia tua adalah Cristian Gonzales, pemain Arema Cronus ini tetap produktif di usianya yang hendak menginjak kepala 4. Staminanya memang tidak seperti saat dia muda, namun tetap bisa bersaing di level tertinggi di sepakbola nasional.

Anti Aging

Dalam dunia kedokteran, ada disiplin ilmu yang khusus mempelajari tentang proses penuaan. Disiplin ilmu itu adalah Anti Aging Medicine (AAM). Dalam AAM dikenal dua jenis usia pada manusia, yaitu usia KTP dan usia biologis (sel). Hal ini karena pada manusia, usia sel tidak berbanding lurus dengan usia KTP. Sebagai contoh sel paru-paru seorang perokok bisa berusia 50 tahun, padahal usia KTP orang tersebut adalah 24 tahun. Bahkan, jika kita bandingkan dua orang perokok dengan usia KTP yang sama, ternyata mempunyai usia sel paru-paru yang berbeda.

Secara teori, ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk memperlambat proses penuaan. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah kita tidak bisa menghentikan proses penuaan, kecuali jika kita membekukan tubuh kita di dalam suhu yang sangat rendah, sehingga semua aktivitas sel terhenti.

Proses penuaan bisa diperlambat dengan proses yang disebut anti aging. Proses dasar dari anti aging adalah mencegah proses penuaan pada sel, atau menghambat proses penuaan pada tingkat sel. Sehingga bisa mempertahankan fungsi optimum sel dalam waktu lebih lama. Ada banyak cara untuk melakukan hal itu, mulai dari menggunakan krim kecantikan, menjaga pola makan, dan melakukan latihan.

Contoh di atas menjelaskan bagaimana seorang pemain dengan usia KTP yang sama namun memiliki stamina atau performa permainan yang berbeda. Banyak faktor yang memengaruhi proses penuaan ini. Bagi pemain sepakbola, menjauhi junk food, menjaga kondisi tubuh, mengurangi stress, mengonsumsi makanan sehat, menjauhi rokok dan minuman keras bisa menghambat proses penuaan pada tingkat sel sehingga tetap bisa bermain dalam performa terbaiknya.

Hal tersebut menjawab bagaimana Rasmoyo bisa tetap bermain prima di usianya saat ini. Tidak ada penyangkalan teori penuaan pada kasus Rasmoyo, yang terjadi adalah Rasmoyo menghambat proses penuaan pada dirinya.

Sebagai penutup, proses penuaan tidak selalu berarti buruk. Ada suatu proses yang akan semakin matang bersamaan dengan bertambahnya usia. Hal itu melibatkan sel-sel otak, yang sering disebut dengan pengalaman. Dan seperti kata pepatah, Pengalaman adalah guru yang paling berharga.

Penulis adalah pengangguran bergelar S.Ked yang sedang menunggu UKMPPD sembari menonton sepakbola lokal berakun Twitter @mamas_ahmad

foto: Goal, mnn.com

Komentar