Lokomotif Crotone Akhirnya Berhenti di Stasiun Terakhir

Cerita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lokomotif Crotone Akhirnya Berhenti di Stasiun Terakhir

Mimpi FC Crotone untuk berlaga di level teratas kompetisi sepakbola Italia akhirnya menjadi kenyataan. Tim berjuluk Squali tersebut berhasil promosi ke Serie A 2016/2017 usai menahan imbang tim tuan rumah, Modena, 1-1 di Stadio Alberto Braglia, Sabtu (30/1) dini hari WIB.

Laga ini memang diyakini bakal ramai sejak awal. Pasalnya, jika Crotone berhasil meraih angka di sini, mereka akan promosi Serie A untuk kali pertama. Hasilnya, sekitar 1.200 suporter Crotone mendatangi Stadio Alberto Braglia di Modena yang berjarak lebih dari 1.000 km dari kandang mereka.

Meski demikian, kedatangan ribuan suporternya, tidak membuat Crotone langsung bermain apik. Modena yang berada di zona play off degradasi pun berhasil memanfaatkan situasi tersebut dan unggul pada menit ke-17 lewat Davide Luppi.

Tidak ingin membuat suporternya kecewa, pelatih Crotone, Ivan Juric, langsung menyuruh anak asuhannya untuk bermain lepas. Hasilnya, Crotone mampu mengimbangi Modena lewat gol Raffaele Palladino jelang jeda antara babak pertama dan kedua. Skor pun bertahan hingga menjelang akhir pertandingan.

Tak pelak, hasil imbang ini membuat Crotone mengunci satu tiket promosi langsung ke Serie A. Pasalnya, 78 poin yang sudah dikumpulkan oleh Crotone, sudah pasti tidak akan dikejar oleh Trapani yang kini berada di posisi ketiga dengan 66 poin dengan hanya menyisakan tiga pertandingan.

***

Promosi ke Serie A merupakan sesuatu yang begitu membanggakan bagi kesebelasan manapun, apalagi Kota Crotone. (Kota) Crotone adalah aib Italia Selatan. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Menurut ESPNFC, kota ini bahkan memiliki angka pengangguran yang terbilang tinggi di Italia, yakni 31%.

Tidak hanya masalah sosial, Crotone juga memiliki aib dalam bidang transportasi. Pengelolaan transportasi dari pemerintah kota bahkan disebut ESPNFC tidak begitu apik. Jalan utama di kota bahkan banyak disebut penduduk lokal sebagai “jalanan kematian”.

Meski kota ini memiliki celah dimana-mana, bukan berarti Crotone benar-benar buruk. Penemu salah satu rumus matematika, Pythagoras, pernah bermukim di sini dan mendirikan sekolah.

Tidak hanya terkenal sebagai kota penemu, Crotone juga dikenal sebagai kota dengan antusias terhadap sepakbola yang tinggi. Stadio Ezio Scida, kandang Crotone, yang memiliki kapasitas 9.631 penonton, bahkan hampir rutin dipenuhi oleh suporter setiap Crotone bertanding.

Berbicara kesebelasan Crotone, nama FC Crotone mulai beredar di persepakbolaan Italia pada 1910. Tapi, perjalanan mereka dalam sepakbola Italia terhenti karena 1979 bangkut dan harus memulai kompetisi dari divisi delapan. Kebangkrutan Crotone membuat Raffaele Vrenna mengambil alih tim ini dan membawa promosi ke Serie B hanya dalam waktu sembilan tahun.

Keberhasilan Crotone promosi ke Serie A musim ini memang tidak diprediksi banyak pihak. Tim seperti Cagliari, Pescara, dan Bari, lebih banyak difavoritkan untuk naik ketimbang Crotone. Sementara Crotone diprediksi hanya akan meramaikan persaingan Serie B, karena musim ini adalah musim ke-12 secara beruntun Crotone di kompetisi level dua Italia ini.

Hanya berbeda satu poin dengan tim yang degradasi ke Serie C musim lalu, membuat Vrenna merombak susunan pelatih tim ini. Ivan Juric, tangan kanan Gianpiero Gasperini kala melatih Internazionale dan Palermo pada akhirnya diangkat.

Karier kepelatihan Juric sendiri bisa dibilang tidak cukup lama. Pasalnya, ia baru menjadi pelatih kepala di Mantova pada musim 2014/2015. Ia pun tidak cukup baik kala mengantar Mantova dan hanya membuat tersebut duduk di peringkat ke-13.

Meski kariernya tak berjalan baik di Mantova, Juric nyatanya mampu mengubah gaya bermain Crotone secara keseluruhan. Dengan memainkan formasi 3-4-3 ala Gasperini, ia menjadikan Crotone berani melakukan pressing hingga jantung pertahanan lawan.

Tidak hanya baik dalam bertahan, Crotone juga dijadikan Juric sebagai tim yang menakutkan kala menyerang. Tim dengan baju kebesaran biru merah ini bahkan membuat rerata 1,5 gol per pertandingan.

Dua pemain pun layak disebut sebagai salah satu kunci sukses Crotone musim ini. Mereka adalah Ante Budimir dan Gianmarco Ferrari. Budimir yang dipinjam dari St. Pauli pada awal musim ini tampil luar biasa sepanjang tahun.

Meski torehan 16 golnya kalah jauh dari striker Pescara, Gianluca Lapadula, yang sudah membuat 24 gol, ia layak disebut sebagai pemain terbaik tim ini. Striker asal Kroasia ini bahkan beberapa kali menjadi penyelamat tim ini. Novara dan Como bahkan menjadi saksi ketajaman Budimir lewat golnya di menit-menit jelang pertandingan berakhir.

Melihat prestasi yang sudah dibuat oleh Crotone saat ini, bukan tidak mungkin mereka akan mengulangi kejayaan Chievo Verona yang sempat menjadi kuda hitam. Tapi, bisa saja nasib mereka mirip Carpi yang kini berada di jurang degradasi.

ed: fva

Komentar