Tidak Ada Pesta untuk Leicester di Old Trafford

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Tidak Ada Pesta untuk Leicester di Old Trafford

Pesta juara Leicester City harus tertunda setidaknya untuk beberapa jam. Mereka gagal mengalahkan Manchester United di Old Trafford sehingga harus berharap Chelsea bisa menang atau mengimbangi Tottenham Hotspur pada pertandingan dini hari nanti.

Pertandingan yang berakhir dengan skor 1-1 ini dimulai dengan tempo tinggi dengan United menekan Leicester sampai ke daerah pertahanan mereka sendiri.

Gol Anthony Martial di menit ke-9 berawal dari tekanan Luis Antonio Valencia kepada Christian Fuchs yang sebenarnya bermain baik semalam dengan 6 buah tekel suksesnya.

Absennya Jamie Vardy banyak memengaruhi cara bermain Leicester. Duet Leonardo Ulluo dan Shinji Okazaki tidak bisa membuka ruang seperti yang Vardy lakukan, sehingga serangan balik “The Foxes” menjadi monoton dengan operan ke sayap, bukan bola panjang ke depan seperti biasanya.

Hal ini membuat duet bek tengah United, Chris Smalling dan Daley Blind, bisa sedikit mengatasi serangan Leicester. Hasilnya mereka berhasil mencetak 72% duel udara yang sukses. Namun sayang, dari angka sukses sebanyak itu, mereka gagal dalam satu peluang yang menghasilkan gol bagi Leicester yang dicetak oleh Wes Morgan pada menit ke-17.

Setelah kedua gol itu, pertandingan berjalan dengan penguasaan bola dari United. “Setan Merah” berhasil menyelesaikan 84% operan mereka semalam karena mereka selalu mengalirkan bola dari sayap ke sayap untuk melihat celah yang bisa dimanfaatkan untuk United membuat peluang.

Biasanya mereka akan mencoba pada salah satu sayap terlebih dahulu. Jika tidak ada celah di pertahanan Leicester, mereka akan mengalirkan bola kembali ke tengah (tak jarang juga ke belakang) untuk kemudian mengalirkan bola lagi ke sayap yang seberangnya.

Lini tengah United yang diisi oleh Rooney dan Fellaini menjadi sorotan penting di sini karena mereka berdua bisa bermain lebih fisikal yang membuat N’Golo Kante dan Danny Drinkwater kesulitan dalam melakukan penetrasi ketika menyerang.

Semalam juga Rooney berkontribusi besar di posisinya sebagai gelandang. Ia mencetak 86% operan sukses, 6 dribel sukses, 7 buah tembakan (2 on target), dan dua buah peluang. Ia adalah tipe gelandang pembagi bola, bukan pencipta peluang atau assist, tidak heran operannya kebanyakan hanya ke samping dan belakang (kebanyakan juga bola panjang). Mengingatkan akan Paul Scholes? Bisa jadi.

Sayangnya United tidak justru menurunkan tempo permainannya di babak kedua. Mereka masih tetap menguasai pertandingan dengan operan, namun kita tidak bisa tertipu dengan statistik ini karena operan mereka di babak kedua lebih lambat meskipun jumlahnya tetap banyak.

Kenapa operan lambat sangat berpengaruh pada permainan? Karena operan yang lambat akan membuat pergerakan tanpa bola juga menjadi terbatas dan bisa tertebak lawan, sehingga ruang yang tercipta pun akan semakin sedikit. Ruang yang semakin sedikit ini lah yang membuat peluang mereka mencetak tembakan juga menjadi berkurang.

Jadi kalau mau menurut dengan filosofi Van Gaal, sebenarnya cara ini (terus-menerus bermain possession tapi menurunkan tempo operan) bukan cara yang salah. Hanya mungkin cara ini memang lebih cocok dimainkan ketika kesebelasan sedang unggul.

Hal ini membuat Leicester bisa bermain lebih leluasa di babak kedua. Mereka bisa memainkan operan-operan yang lebih pendek dan menciptakan lebih banyak peluang.

Pertandingan semalam adalah pertandingan yang mengecewakan untuk Manchester United. Dua poin yang hilang akan sangat berarti bagi Louis van Gaal untuk membawa kesebelasannya finis di zona Liga Champions UEFA. Sepertinya Van Gaal sudah harus mulai siap-siap merelakan posisi empat besar.

Sementara bagi Leicester City, hasil ini hanya menunda pesta mereka untuk menjuarai Liga Primer Inggris. Dini hari nanti kita akan sama-sama tahu apakah Leicester harus menunggu lebih lama lagi atau tidak.

Simak analisis pertandingan yang lebih detail di kolom khusus #AboutTheGame di detikSport.

Komentar