Setelah Gagal Raih Tiket ke Liga Champions, Inter Wajib Benahi Skuat

Analisis

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Setelah Gagal Raih Tiket ke Liga Champions, Inter Wajib Benahi Skuat

Inter Milan sekarang ini tak seperkasa Inter yang dulu, yang sukses menjuarai Serie A lima kali beruntun sekaligus treble di musim 2009/2010. Jangankan untuk merengkuh scudetto, untuk meraih tiket Liga Champions pun mereka tak mampu. Padahal, kini Inter dibesut oleh Roberto Mancini yang berhasil membawa Inter meraih tiga kali scudetto. Akan tetapi, prestasi Inter pada musim ini sangatlah berbeda dengan yang mereka raih saat itu.

Hal tersebut dipastikan setelah mereka takluk atas Lazio 0-2. Dengan kekalahan tersebut, Inter yang saat ini meraih 64 poin, sudah tak mungkin lagi mengejar AS Roma yang berada di posisi ketiga dengan 71 angka. Sedangkan laga Serie A sendiri hanya tinggal menyisakan dua pertandingan.

Seperti yang diketahui, Serie A kini hanya mempunyai tiga slot bagi wakilnya untuk berlaga di ajang Liga Champions. Dalam lima musim terakhir Inter selalu gagal untuk menembus tiga besar. Sementara itu, untuk posisi tiga besar Serie A selalu didominasi oleh Juventus, AS Roma, dan Napoli.

Torehan Inter musim lalu malah lebih buruk. Mereka mengakhiri musim 2014/2015 dengan finis di peringkat kedelapan. Itulah yang menjadi alasan mengapa Inter absen dari kompetisi Eropa di musim ini.

Dari komposisi pemain sebenarnya Inter bisa dibilang berkecukupan. Di posisi kiper mereka memiliki Samir Handanovic yang bermain apik. Kiper asal Slovenia tersebut telah mencatatkan 15 kali cleansheet dan melakukan rataan 2,49 penyelamatan per laga.
Sementara itu, di sektor bek dipimpin oleh Joao Miranda yang juga memiliki jam terbang tinggi saat membela Atletico Madrid dan lebih sering didampingi oleh Jeison Murillo. Kedua pemain asal Amerika Latin tersebut menjadi pilihan utama dari Mancini.

Dari lini tengah nama Gary Medel, Geoffrey Kondogbia, dan Felipe Melo, saling berotasi mengisi pos gelandang bertahan. Di posisi secondline, Inter mengandalkan Ivan Perišić sebagai winger. Pemain yang dibeli dari Wolfsburg tersebut belum sesuai harapan dan hanya berhasil mencetak enam gol dan lima assist.

Sementara itu, lini depan Inter sangatlah tumpul, tercatat hanya Icardi yang menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pemain yang pernah menimba ilmu di Barcelona itu berhasil menyarangkan 15 gol di musim ini. Palacio yang tak lagi bermain secara reguler hanya menyumbangkan satu gol bagi Inter.

Selain itu Jovetic yang didatangkan di awal musim ini tak cukup untuk mempertajam lini depan. Apalagi dengan perekrutan Eder yang dirasa mubazir. Padahal saat membela Sampdoria, pemain berusia 29 tahun tersebut berhasil mencetak 12 gol.

Sektor penyerang patut menjadi sorotan kali ini. Total mereka hanya berhasil mengoyak jala musuh sebanyak 47 kali, jumlah tersebut merupakan ketujuh terbanyak di Serie A. Bandingkan dengan AS Roma dan Napoli yang telah mengemas lebih dari 70 gol. Bahkan torehan Inter masih kalah dibanding Sampdoria penghuni peringkat ke-15 yang telah mengemas 48 gol.

Icardi yang diplot menjadi ujung tombak Inter masih kalah dalam akurasi tembakan dibandingkan para stiker lainnya. Ia hanya mencatatkan akurasi tembakan 50% dan merupakan yang terburuk dari lima pencetak gol terbanyak di Serie A yakni Carlos Bacca (62%), Gonzalo Higuain (57%), Paulo Dybala (54%) dan Josip Ilicic (52%).

Untuk itu, Inter membutuhkan penyerang kelas dunia yang haus gol. Selain itu mereka juga wajib memiliki gelandang yang mengakomodasi striker mereka khususnya dari kontribusi assist. Bandingkan kualitas para pemain penghuni tiga klub teratas Serie A yakni Paul Pogba, Lorenzo Insigne, dan Miralem Pjanic, yang telah mengemas lebih dari 10 assist di musim ini.

Inter menunjukkan grafik yang apik di awal musim ini. Dalam separuh musim mereka berhasil memenangi 12 pertandingan termasuk lima kemenangan beruntun di lima pekan pertama. Akan tetapi menjelang paruh musim kedua penampilan Inter jeblok. Mereka hanya sekali meraih poin penuh dari enam pertandingan. Inkonsistensi kembali melanda I Nerazzurri pada laga-laga selanjutnya.

Inter seakan sulit untuk menjaga performa terbaik mereka. Padahal, absennya mereka di kompetisi Eropa bisa membuat mereka lebih fokus ke ajang domestik. Namun apa daya, di kancah Serie A dan Coppa Italia pun mereka tak mampu berbicara banyak setelah dipastikan gagal di kedua ajang tersebut.

Inter harus menambah daya gedor mereka dengan merekrut penyerang haus gol serta gelandang kreatif dan agresif untuk membantu lini depan. Apabila Inter tak melakukan perubahan signifikan di musim depan, bukan tak mungkin mereka akan kembali puasa gelar lagi dan hanya tinggal menyisakan kejayaan di masa lampau.

Foto: BBC


ed: fva

Komentar