Serangan Monoton Persib Membuat SFC Raih Poin Pertama

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Serangan Monoton Persib Membuat SFC Raih Poin Pertama

Pertandingan perdana Persib Bandung dalam ajang Torabika Soccer Championship 2016 harus berakhir dengan duka bagi bobotoh. Menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (30/4) malam, Persib harus berbagi poin dengan SFC setelah pertandingan berakhir dengan hasil imbang 1-1. Gol-gol dalam pertandingan ini dicetak oleh Alberto "Beto" Goncalves pada menit ke-46 untuk SFC, dan oleh Tantan pada menit ke-92 untuk Persib.

Awal pertandingan berjalan cukup alot bagi kedua tim. Jika dilihat secara umum, Persib mendominasi permainan dan Sriwijaya FC terlihat bertahan sepanjang pertandingan. Tapi, ada beberapa alasan kenapa pertandingan akhirnya berakhir imbang untuk kedua tim.

Lini Tengah Persib yang Tidak Saling Mendukung

Pada pertandingan kali ini, Persib turun dengan pemain anyar mereka, Robertino Pugliara, di lini tengah. Robertino ditemani Hariono dan Kim Kurniawan yang berperan sebagai double pivot. Jika melihat komposisi gelandang seperti ini, seharusnya Persib bisa menciptakan banyak peluang dalam pertandingan tersebut. Dan Juan Belencoso bisa mendapatkan umpan-umpan manja yang bisa dikonversi menjadi gol.

Nyatanya, hal itu tidak terjadi. Lini tengah Persib malah terlihat saling bekerja sendiri, dan tidak saling mendukung satu sama lain. Yang paling kentara terlihat adalah saling tubruknya Pugliara dengan Kim. Keduanya tidak saling mendukung ketika Persib melakukan penyerangan, sehingga permainan Persib terlalu bertumpu lewat sayap. Umpan-umpan silang yang dilepaskan pun tidak ada yang mencapai dengan baik kepada Belencoso sebagai target man.

Selain karena lini tengah Persib yang tidak saling mendukung, SFC pun menerapkan pertahanan yang cukup ketat. Keempat bek mereka bermain sejajar dan tidak mudah terpancing pergerakan Belencoso yang sering mencoba untuk menarik bek lawan. Selain itu, Ahmad Jufriyanto pun bermain baik sebagai gelandang bertahan dengan menutup pergerakan dari Pugliara yang tidak mendapatkan dukungan maksimal dari seorang Kim Kurniawan.

Hasilnya, karena tidak mendapatkan umpan manja, Belencoso pun terisolir di lini depan, dan harus beberapa kali mundur ke belakang untuk menjemput bola. Inilah yang membuat serangan Persib beberapa kali terhambat dan sulit menyelesaikan serangan. Kebuntuan itu paling terasa selama babak pertama, saat Persib sama sekali tidak mencatatkan tembakan mengarah ke gawang.

Pressing dan Zonal Marking SFC Membuat Persib Sulit untuk Berkembang

Selain karena lini tengah yang tidak saling mendukung, Persib pun kesulitan untuk membangun serangan ke wilayah pertahanan SFC. Laskar Wong Kito, julukan SFC, menerapkan pressing yang ketat dan juga sistem pertahanan zonal marking. Para pemain SFC lebih sering menunggu di area pertahanan sendiri. Sistem zonal marking yang dilakukan SFC berhasil memperlambat gerakan para pemain sayap Persib, baik Samsul Arif di sisi kanan maupun Atep di kiri.

Namun SFC di sini tidak hanya bermain menunggu. Mereka juga kerap melakukan permainan direct yang langsung di arahkan kepada Beto, Hilton, ataupun para pemain yang berada di sayap. Selain itu, SFC juga pandai memanfaatkan set piece yang bisa dilihat dari gol yang dicetak oleh Beto. Penyrang SFC asal Brasil itu berhasil menanduk bola hasil dari free kick yang dieksekusi Supardi.

Tapi, sangat disayangkan SFC tidak konsisten dalam menerapkan pressing dan zonal marking. Hal ini terlihat dari proses gol balasan Persib lewat corner kick. Saat itu, tidak ada pemain yang menutup ruang tembak seorang Tantan, sehingga Tantan dapat menciptakan gol penyama.

***
Bagi Persib Bandung, hasil seri ini tentunya akan menjadi pekerjaan rumah bagi seorang Dejan Antonic. Pelatih asal Serbia ini harus segera menemukan formula penyerangan yang pas untuk Persib dengan memanfaatkan kemampuan seorang Robertino Pugliara. Kalau masih tetap menerapkan serangan monoton dengan menggunakan crossing yang tidak mencapai seorang Belencoso, akan sulit bagi Persib menjebol pertahanan lawan.


ED: RAS

Komentar