Para Pemain Alternatif yang Memenangkan Leicester Atas Swansea

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Para Pemain Alternatif yang Memenangkan Leicester Atas Swansea

Leicester City memperkokoh posisinya di puncak klasemen sementara Liga Primer Inggris 2015/2016. Posisi itu ditegaskannya setelah mengalahkan Swansea City dengan skor 4-0 di Stadion King Power, Minggu (25/4). Dua gol Leicester dicetak Leonardo Ulloa pada menit 29` dan 59`. Sementara dua gol sisanya dicetak Riyad Mahrez pada menit 9` dan Marc Albrighton pada menit 89`.

Padahal Ulloa adalah penyerang yang menggantikan peran Jamie Vardy pada laga malam itu. Vardy sendiri tidak bisa tampil karena kartu merah yang didapatkan saat melawan West Ham United, Minggu (17/4). Selain Vardy, Leicester juga tidak bisa menampilkan Matthew James dan Nathan Dyer.

Situasi berbeda dengan Swansea yang sebetulnya datang dengan kekuatan penuh. Manajernya, Francesco Guidolin, bisa bebas memilih pemain untuk skuat yang diturunkan sejak menit pertama. Kendati demikian, Swansea tetap dihajar empat gol tanpa balas dan hanya menguasai bola sebesar 38 persen.



Para Pemain Alternatif yang Menonjol

Vardy tidak tampil pada laga ini, tapi Ulloa mampu menggantikan perannya dengan baik. Mungkin banyak kalangan bilang Ulloa tampil bagus karena dua golnya, tapi nyatanya tidak sesederhana itu. Selain mencetak gol, Ulloa juga menjadi tembok bagi serangan Leicester. Ia mampu menahan bola dengan baik, kemudian memantulkannya ke sisi lapangan, terutama ke sebelah kanan karena ada Mahrez di sana.

Selain berperan dalam serangan, Ulloa juga aktif membantu pertahanan. Ia melakukan dua usaha tekel dan berhasil melakukan satu intersepsi dan sapuan bersih. Namun ketika bertahan, ia pun cepat melakukan transisi menyerang untuk berada di sepertiga akhir lawan. Gol keduanya pada laga ini adalah hasil dari kecepatannya melakukan transisi menyerang.

Selain Ulloa, pemain alternatif lain yang menonjol pada laga ini adalah Jeffrey Schlupp. Ia dimainkan sejak pertandingan dimulai, diplot sebagai winger kiri menggantikan Albrighton yang dicadangkan. Schulpp pun adalah alternatif jalur serangan lain Leicester ketika Mahrez mulai sulit lepas dari kawalan lawannya. Kecenderungan serangan Leicester pada laga ini memang melalui Mahrez di sisi kanan. Namun Schlupp menjadi alternatif dan pembeda melalui serangan dari sisi kiri.

Schlupp bermain cepat. Beberapa pergerakannya sering merepotkan Angel Rangel yang bermain lambat pada laga itu. Gol ketiga Leicester dimulai dari serangan balik. Gol itu tidak akan terjadi andaikan jika Rangel kalah duel dengan Schlupp. Dan ia pun tidak bisa mengejar Schlupp sehingga menjadi asist untuk gol kedua Ulloa.

Schlupp yang memiliki kecepatan tinggi itu juga sangat bermanfaat bagi transisi menyerang Leicester. Ia sering menusuk ke dalam kotak penalti Swansea. Bahkan pemain asal Ghana ini melepaskan dua tembakan tepat sasaran ke gawang Swansea. Selain itu, Schlupp juga melakukan sembilan kali upaya dribel dan dua umpan kunci pada laga ini.

Umpan-umpan Panjang Swansea yang Tidak Berarti

Entah apa yang dipikirkan Guidolin. Swansea mencoba membongkar pertahanan Leicester dengan umpan-umpan panjang dari belakang. Sementara itu Leicester dihuni dua bek yang mahir mengantisipasi duel udara, yaitu Robeth Huth dan Wes Morgan. Memang Swansea mencoba memanfaatkan kemelut hasil bola udara itu melalui Gyfli Sigurdsoon yang sering turun ke bawah, tapi area depan kotak penalti Leicester tetap bersih dari ancaman. Pasalnya, depan kotak penalti Leicester selalu dijaga oleh dua gelandangnya, Danny Drinkwater dan N`Golo Kante. Setelah bola berada di kaki mereka, barulah serangan balik Leicester yang mematikan dimulai. Serangan balik yang didukung transisi menyerang yang baik. Dua pemain sayap mereka, Schlupp dan Mahrez, pun mengalirkan bola dengan baik ke sepertiga akhir pertahanan Swansea.

Pertahanan Leicester pun bermain sabar pada laga ini. Mereka tidak terburu-buru merebut bola dari lawan. Lebih kepada membayang-bayangi para pemain Swansea saja. Kendati demikian, penjagaan pemain Leicester kepada Swansea cukup dekat. Sehingga aliran bola-bola pendek Swansea pun cukup mudah diantisipasi Leicester. Kante adalah pemain yang paling sering melakukan intersepsi pada laga ini, yaitu sebanyak delapan kali.Dan Swansea pun lebih sering mengandalkan tembakan-tembakan jarak jauh pada laga ini.



Serangan Swansea City kesulitan masuk ke dalam sepertiga akhir pertahanan Leicester City. Sumber grafis: Fourfourtwo.

Komentar