Skuat Persela TSC 2016: Perpaduan Pemain Muda dan Senior

Analisis

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Skuat Persela TSC 2016: Perpaduan Pemain Muda dan Senior

Persela Lamongan merupakan salah satu kekuatan di Jawa Timur. Kesebelasan yang dibentuk 18 April 1967 ini selalu konsisten dalam setiap penampilannya di Liga Indonesia.

Salah satu alasannya adalah padunya skuat yang mereka miliki. Sejumlah pemain seperti Choirul Huda dan Zaenal Arifin adalah pemain yang mendedikasikan karier sepakbolanya untuk Persela. Kehadiran para pemain-pemain seperti ini yang akan membuat Persela memiliki keunggulan secara psikologis.

Secara tim, Persela belum menunjukkan sesuatu yang mengejutkan. Di Piala Presiden 2015, Persela hanya menghuni juru kunci Grup B setelah gagal bersaing dengan Sriwijaya FC, Arema Cronus, dan PSGC Ciamis. Di Piala Jenderal Sudirman, Persela kembali menghuni juru kunci setelah selalu kalah atas Persib Bandung, Surabaya United, Pusamania Borneo FC, dan PS TNI. Hal serupa juga mereka alami di Piala Gubernur Kaltim di mana Taufik Kasrun dan kolega gagal melangkah ke babak semifinal.

Kala itu, kapten tim, Choirul Huda beralasan kalau masuknya Stefan Hansson sebagai pelatih anyar yang jadi soal. Ia dan rekan-rekannya perlu banyak adaptasi agar bisa memaksimalkan instruksi dari mantan pelatih Mitra Kukar tersebut. Hal ini wajar karena Stefan datang pada 16 Februari, sementara turnamen bergulir pada 27 Februari.

Namun, keunggulan Persela hanya terlihat di atas kertas dan sebatas perkiraan. Pada Sabtu (16/4) lalu, Persela kalah 1-2 dari PSS Sleman dalam laga uji coba yang dihelat di Stadion Maguowharjo. Menurut Goal ini adalah kali keempat Persela pulang tanpa kemenangan.

Komentar yang bertentangan keluar dari mulut sang asisten pelatih, Didik Ludianto, "Saya tidak menyoroti satu, atau dua pemain, tapi kesatuan tim. Rasa memiliki dan bangga bermain untuk Persela masih belum terlihat. Pemain harus malu jika kalah dari tim lain,” cetus Didik dikutip dari Goal.

Di luar masalah non teknis, skuat Persela sejatinya memang tidak bertabur bintang macam yang dimiliki Sriwijaya FC, Persib Bandung, atau Arema Cronus. Namun, bergabungnya sejumlah pemain baru, diharapkan bisa memperkuat skuat Persela.

Di pos penjaga gawang, Choirul Huda kemungkinan besar tetap akan menjadi pilihan utama. Pemain kelahiran 1979 ini masih memiliki kemampuan yang layak untuk didapuk sebagai kiper utama dan bersaing dengan Dwi Kuswanto serta Andi Setiawan.

Sementara itu, di pos lini pertahanan, Persela mendapatkan suntikan kekuatan dari kehadiran Kristian Adelmund serta Zulvin Zamrun. Adelmund adalah tipikal pemain bertahan yang kuat dalam duel udara dan mampu menahan gempuran serangan lawan. Kemungkinan ia akan berduet dengan Djayusman Triadi di pos tersebut.

Sementara itu, Zulvin memiliki kecepatan untuk berlari di sayap. Saat di PBFC, ia biasa mengisi pos fullback. Namun, ia pun fasih jika ditempatkan sebagai pemain sayap. Kemampuannya diharapkan bisa membantu para pemain sayap Persela. Belum lagi kehadiran Victor Pae yang akan semakin membuat kedua sisi Persela kian aktif kala menyerang.

Di lini tengah, Persela punya amunisi baru dalam Jose Antonio Pedrosa Galan serta Mohammad Kdouh. Galan berposisi sebagai gelandang tengah sementara Kdouh bisa bermain sebagai gelandang serang atau berada di belakang penyerang. Keduanya diprediksi akan melanjutkan tradisi Persela yang kerap mempopulerkan pemain karena kemampuanya.

Persela tampaknya hanya akan menempatkan satu penyerang. Pos tersebut kemungkinan diisi Herman Dzumafo Epandi. Pengalaman pemain kelahiran 21 Februari 1980 yang malang melintang di Liga Indonesia, semestinya bisa menjadi jawaban atas kebutuhan pemain di lini serang Persela.

Dzumafo punya sundulan yang bagus. Tendangannya keras, dan ia mampu menjadi tembok di lini serang. Hal ini penting utamanya buat Persela yang memiliki gelandang serang eksplosif macam Kdouh. Kalau tak berhasil, para pemain sayap bisa terus mengirimkan umpan silang yang ditujukan pada Dzumafo.

Selain nama-nama di atas, Persela pun dihuni para pemain di bawah 26 tahun seperti Eky Taufik, M. Zaenal Haq, Tamsil Sijaya, M. Radikal Idealis, M. Dzikri Afdloli, serta Dendy Sulistyawan. Nama yang disebut terakhir mencetak gol kala uji coba menghadapi PSS Sleman. Kombinasi pemain muda dengan pemain senior diharapkan mampu menjadi padu.

Secara permainan, tentu sulit menempatkan Persela sebagai kesebelasan yang berpeluang menjadi juara di ajang TSC. Kehadiran Adelmund, Galan, dan Kdouh, memang diprediksi akan memberikan warna tersendiri di TSC 2016. Namun, melihat komposisi skuat, sulit buat mereka untuk terus konsisten dalam berlaga dalam sebuah liga yang panjang. Papan tengah adalah pilihan paling rasional buat Persela.

Komentar