Meninggalnya Suporter Buat Laga Borac Cacak vs Red Star Beograd Ditunda

Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Meninggalnya Suporter Buat Laga Borac Cacak vs Red Star Beograd Ditunda

Insiden dalam persepakbolaan Serbia tampaknya tidak melulu terjadi saat Red Star Beograd melawan Partizan Beograd. Terbaru, laga yang mempertemukan Borac Cacak dengan Red Star yang digelar Sabtu (23/4) petang WIB, harus ditunda akibat kericuhan suporter kedua kesebelasan.

Imbas dari kericuhan tersebut, seorang suporter Red Star Beograd dikabarkan meninggal dunia saat baru saja tiba di salah satu rumah sakit di Cacak, akibat mengalami luka tusukan di tubuhnya.

“SuperLiga memilih untuk menunda pertandingan dengan berbagai pertimbangan. Mereka pun telah membicarakan ini (penundaan pertandingan) dengan kedua belah tim, dan Federasi Sepakbola Serbia,” ujar Red Star dalam rilis resmi di situs-nya.

“Penundaan ini sendiri berkaitan dengan meninggalnya suporter Red Star beberapa saat jelang pertandingan ini dimulai,” imbuhnya. “Dengan rilis ini, kami sekaligus ingin mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban.”

“Hal-hal yang berkaitan dengan pertandingan tunda akan kami umumkan dalam beberapa hari ke depan,” tutupnya.

Menurut beberapa media Beograd, hawa-hawa panas sudah terasa sejak Jum’at (22/4) malam WIB. Pasalnya, saat itu, suporter Red Star sudah mulai berbondong-bondong mendatangi Cacak. Kericuhan sendiri mulai terjadi beberapa saat jelang pertandingan dimulai.

Irishtimes melansir bahwa beberapa saat jelang pertandingan, suasana sekitar stadion mulai terasa tidak kondusif. Tidak lama kemudian, muncullah kericuhan, hingga akhirnya satu korban meninggal dunia.

Perwakilan rumah sakit yang menjadi rujukan suporter Red Star tersebut, mengaku bahwa ada dua orang yang dibawa ke rumah sakit. Tapi, salah satunya tengah dalam kondisi kritis karena luka yang diterima sudah termasuk parah.

“Ada dua orang dengan luka tusukan yang dibawa ke sini oleh beberapa suporter Red Star. Salah satunya adalah seorang anak laki-laki yang lahir pada 1995. Nyawanya tidak bisa kami selamatkan karena luka tusukan yang diterimanya terbilang parah. Sementara satu orang lain yang selamat, tengah menjalani perawatan intensif,” ucap Biljana Kocovic, perwakilan rumah sakit Cacak, kepada media.

Kasus ini pun semakin menambah catatan kelam persepakbolaan Serbia. Pasalnya, dalam 20 tahun terakhir, sudah banyak kasus kekerasan yang terjadi di negara pecahan Yugoslavia ini. Imbas kekerasan tersebut, banyak nyawa melayang baik di dalam maupun di luar stadion.

Salah satu penulis The Guardian, Dave Fowler, pun sempat menjuluki pendukung Serbia sebagai kelompok suporter yang paling ditakuti di Eropa. Ia membuat tesis seperti itu, karena ia melihat suporter Serbia sebagai satu-satunya kelompok suporter di Eropa yang dapat memicu konflik hingga skala nasional.

Tesis Fowler pun diperkuat oleh pernyataan Igor Todorovic. Igor yang bekerja sebagai komentator sepakbola di SuperLiga Serbia dan juga wartawan Goal mengaku bahwa kehormatan suporter jauh lebih dilihat di Serbia.

“Suporter Serbia tidak melihat hasil pertandingan menjadi suatu hal yang penting. Karena bagi mereka yang terpenting adalah harga diri sebuah suporter dan klub,” ucap Todorovic seperti dikutip dari Zurnal.

Komentar