Standar Tinggi yang Sempat Hilang dari Muenchen Dikeluhkan oleh Pep

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Standar Tinggi yang Sempat Hilang dari Muenchen Dikeluhkan oleh Pep

Sebagai sebuah tim besar dengan sejarah yang luar biasa, maka wajar-wajar saja jika pelatih dan manajemen tim tersebut menerapkan standar yang tinggi bagi para pemainnya. Standar tinggi itu, meski terkadang ada yang cukup sulit untuk digapai, tapi maksud dibalik penerapannya pun sepenuhnya tidaklah buruk. Standar tinggi itu ditetapkan untuk membuat para pemain ingat, dimana ia bermain, dan apa tujuan akhir dari klub ini dalam setiap musimnya.

Di antara tim-tim yang kerap menerapkan standar tinggi, ada tim asal Jerman yang juga melakukan hal yang sama. Tim itu bernama Bayern Muenchen. Tim yang bermarkas di Allianz Arena ini dikenal oleh publik sebagai tim dengan sejarah yang cukup panjang dan mentereng, baik itu di kancah Bundesliga, maupun di ajang kompetisi di benua Eropa. Muenchen adalah pemegang gelar treble musim 2012/2013 saat mereka mampu menjuarai Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions Eropa dalam waktu yang bersamaan.

Dengan sejarah dan kebesaran yang tersemat di Die Roten, maka sudah sewajarnya pelatih Muenchen saat ini, Joseph "Pep" Guardiola menetapkan standar yang begitu tinggi kepada para pemainnya. Menyandang tongkat estafet dari pelatih yang sebelumnya mengantarkan Bayern Muenchen meraih gelar treble, Jupp Heynckes, Guardiola diserahi sebuah standar tinggi dari manajemen Muenchen. Standar tinggi ini pula yang ia terapkan kepada anak asuhnya dalam setiap laga yang dijalani The Bavarians.

Oleh karenanya, Pep begitu kesal akan timnya saat Muenchen bermain tidak maksimal dalam laga lanjutan Bundesliga yang mempertemukan antara Bayern Muenchen melawan Schalke 04 di Allianz Arena pada hari Sabtu (16/4) malam. Meski memenangkan pertandingan dengan skor 3-0 lewat dua gol dari Robert Lewandowski dan satu gol dari Arturo Vidal, Pep mengatakan bahwa timnya bermain tidak konsisten, utamanya di babak pertama.

"Saya merasa aneh dengan tim saya. Di babak pertama mereka seperti sangat sulit sekali untuk langsung nyetel dengan permainan. Mereka baru bisa melakukannya di babak kedua, dan itu terlihat dari banyaknya gol kami yang dicetak di babak kedua dalam pertandingan tersebut," ujar Pep seperti dilansir oleh ESPN FC.

"Saya mengerti bahwa mereka mengalami kelelahan akibat pertandingan Liga Champions Eropa di tengah pekan. Bukannya saya tidak senang dengan kemenangan ini, tapi, saya tekankan bahwa pertandingan dua kali selama empat hari itu bukanlah alasan terjadinya sebuah penurunan performa dalam tim ini," tambahnya.

Penurunan performa yang berimbas kepada penurunan standar permainan ini juga dirasakan oleh kiper andalan Muenchen, Manuel Neuer. Ia mengatakan bahwa ada yang salah dengan timnya di babak pertama dan baru bisa tune in dengan pertandingan di babak kedua.

"Ritme kami hilang di babak pertama dan sulit bagi kami untuk menguasai pertandingan di babak pertama, entah kenapa. Untungnya di babak kedua kami bermain dengan sangat baik dan bisa langsung tune in di pertandingan lebih cepat daripada Schalke 04," ujarnya Neuer.

Pep pun meminta anak asuhnya untuk menjadikan pertandingan melawan Schalke 04 kemarin sebagai pelajaran untuk pertandingan selanjutnya yang akan mereka jalani melawan Werder Bremen di hari Selasa (19/4) malam.

"Saya harap pertandingan melawan Schalke 04 ini akan menjadi pelajaran untuk kami sebelum menghadapi Bremen di babak semifinal DFB Pokal hari Selasa malam. Jangan sampai standar menjadi turun kembali, karena jika tidak bisa saja kekalahan akan menghampiri kami," ucapnya.



foto: ftb90.com

Komentar