Mihajlovic Lecehkan Pengetahuan Perempuan Tentang Sepakbola

Berita

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mihajlovic Lecehkan Pengetahuan Perempuan Tentang Sepakbola

Sepakbola adalah olahraga semua kalangan. Mulai dari tua-muda, kaya-miskin serta laki-laki dan perempuan bisa menyukainya. Bahkan sepakbola perempuan bukanlah hal yang asing lagi. Piala Dunia Perempuan sudah dimulai pada tahun 1991 dan telah diselenggarakan sebanyak tujuh kali hingga tahun 2015 lalu. Faktor pendukung lainnya adalah beberapa klub juga telah mempunyai tim sepakbola perempuan di bawah naungannya.

Fenomena tersebut tentu sudah melebur batas antara kaum laki-laki dan perempuan dalam dunia sepakbola. Jika seorang perempuan sudah diperbolehkan untuk bermain bola, tentu ia juga diperbolehkan untuk berkomentar tentang sepakbola bukan?
Akan tetapi hal berbeda diperlihatkan pesepakbola yang merupakan salah satu figur terkenal di kancah sepakbola, khususnya di Italia, ia adalah Sinisa Mihajlovic. Mantan pemain Timnas Yugoslavia tersebut melayangkan komentar pedas kepada Melissa Satta yang merupakan kekasih dari Kevin Prince Boateng.

“Saya bukan sexist, akan tetapi saya tidak berpikir bahawa seorang perempuan berbicara tentang sepakbola. Mereka tak pantas untuk membicarakan hal tersebut,” ujarnya dalam program acara di Mediaset TV.

Meskipun sebelumnya ia mengungkapkan bahwa dirinya bukan sexist namun statement-nya cukup membuat kontroversi di tengah sepakbola modern yang tak lagi memandang gender. Pelatih tersebut mengungkapkan komentar tersebut setelah Satta mengungkapkan kegembiraanya ketika Sinisa Mihallovic dipecat dan digantikan oleh Cristian Brocchi. Wanita yang berprofesi sebagai model dan presenter TV tersebut mengatakan bahwa saat dilatih oleh Miha suasana kamar ganti Milan tak kondusif.

“Namun saya percaya bahwa Brocchi akan membuat ruang ganti dan atmosfir Rossoneri menjadi lebih tenang,” imbuh Satta kepada acara Tiki Taka.

Boateng yang telah kembali dari Schalke 04 pada 5 Januari lalu hanya bermain sebanyak delapan kali hingga saat ini. Hanya saja dari seluruh pertandingan tersebut ia hanya masuk sebagai pemain pengganti, dengan rataan bermain hanya 17,3 menit per laga. Mungkin saja hal tersebut memengaruhi Satta untuk mengomentari kepelatihan Miha, akibat minimnya jam terbang yang diberikan pelatih berumur 47 tahun tersebut kepada Boateng.

Miha dipecat oleh manajemen Milan setelah mengalami kekalahan atas Juventus pekan lalu. Hasil tersebut melengkapi torehan buruk dalam lima pertandingan terakhir. Dalam jangka waktu tersebut klub yang bermarkas di San Siro itu tak pernah meraih kemenangan sejak akhir Februari dan hanya mengantongi dua angka dan kini masih tertahan di urutan keenam.

Miha dilantik sebagai pelatih Rossoneri pada awal musim untuk menggantikan Filippo Inzaghi yang telah dipecat sebelumnya. Selama masa kepelatihannya ia telah meraih 13 kemenangan, 12 kali seri dan sembilan kali kalah.

Karier kepelatihan Miha dimulai setelah ia pensiun di Inter Milan pada tahun 2006. Kala itu ia menjabat sebagai asisten pelatih Roberto Mancini pelatih di Inter. Lalu pelatih kelahiran Vukovar itu melanjutkan petualangannya untuk melatih Bologna, Catania, Fiorentina dan Sampdoria. Bahkan ia juga sempat ditunjuk untuk menjadi arsitek Timnas Serbia di Piala Dunia 2014 meski hanya menempati posisi ketiga dan gagal melangkah ke fase knock out.

Selama masih berprofesi sebagai pemain, Miha memang terkenal akan sikapnya yang temperamental. Ia kerap terlibat perseteruan dengan pemain lainnya. Mulai dari Igor Stimac di awal tahun 1990-an, Jens Jeremies hingga Adrian Mutu adalah contoh beberapa pemain yang pernah bermasalah dengannya.

Miha kembali membuat kontroversi semasa menjadi pelatih Serbia. Kala itu ia mencoret nama Adem Ljajic dari skuatnya. Pasalnya pemain yang kini membela Inter tersebut tidak menyanyikan lagu kebangsaan menjelang dimulainya pertandingan. Miha memang dikenal seorang yang berjiwa nasionalis dan mempunyai pandangan politik ekstrimis.

Sementara itu Melissa Satta juga bukan orang yang buta akan sepakbola. Ia pernah memperkuat klub sepakbola Helena Quartu yang berkompetisi di Lega Pro Seconda Divisione, divisi terendah dalam sepakbola perempuan Italia.

Pernyataan Miha terhadap Satta tentu merupakan penghinaan bagi kaum perempuan. Tak hanya pemain sepakbola perempuan, akan tetapi juga seluruh perempuan yang menyukai sepakbola. Argumen yang dikemukakannya menunjukkan bahwa wanita tak boleh berkomentar tentang sepakbola merupakan hal yang sensitif. Jika beberapa orang masih mempertanyakan alasan mengapa Miha dipecat, mungkin statement-nya terhadap Satta itu bisa menggambarkan alasan tersebut.

Foto: cyprus-mail

Komentar